IHSG Terkoreksi! Investor Waspadai Gejolak Timur Tengah, Apa Dampaknya?

Avatar photo

- Penulis Berita

Selasa, 24 Juni 2025 - 00:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamharian.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) menutup perdagangan Senin sore dengan pelemahan signifikan. Sentimen negatif ini tak lepas dari masih tingginya perhatian pelaku pasar terhadap eskalasi konflik yang memanas di kawasan Timur Tengah.

IHSG tergelincir 120,00 poin atau setara 1,74 persen, mengakhiri sesi di level 6.787,14. Senada, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 juga mengalami tekanan, merosot 11,10 poin atau 1,45 persen, menutup perdagangan pada posisi 753,83.

Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menjelaskan bahwa pelemahan IHSG ini didorong oleh kekhawatiran akan dampak lanjutan dari ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Menurutnya, kenaikan harga minyak mentah yang timbul dari situasi tersebut, ditambah dengan kondisi melemahnya daya beli masyarakat dan potensi ‘perang tarif’, menjadi faktor pendorong tekanan terhadap ekonomi domestik.

Meski demikian, di tengah bayang-bayang ketidakpastian tersebut, sedikit angin segar muncul dari meredanya kekhawatiran pasar akan meluasnya skala konflik. Hal ini didorong oleh upaya China dan Rusia yang berinisiatif mendorong gencatan senjata di forum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pegadaian Kembali Raih Predikat The Best Company To Work For in Asia Untuk Ketujuh Kalinya

Namun, kekhawatiran yang tetap membayangi adalah potensi penutupan Selat Hormuz oleh Iran. Jika skenario ini terjadi, diprediksi akan memicu lonjakan harga minyak mentah dan gas secara signifikan di pasar global, yang tentu akan berdampak luas pada perekonomian.

Dari sisi ekonomi global, beberapa data menunjukkan sinyal positif. Indeks Manufaktur PMI Flash Jibun Bank Jepang untuk Juni 2025 tercatat naik menjadi 50,4 dari 49,4 pada Mei 2025. Indeks Jasa PMI Flash Jibun Bank juga mengalami perbaikan ke level 51,5 dari 51 pada periode yang sama. Tren serupa juga terlihat di Eropa; data HCOB Manufaktur PMI Flash Jerman Juni 2025 meningkat ke 49 dari sebelumnya 48,3, dan di Inggris, S&P Global Manufaktur PMI Flash Juni 2025 naik menjadi 47,7 dari 46,4, serta Jasa PMI Flash yang mencapai 51,3 dari 50,9.

Sejak dibuka pada awal sesi, IHSG tak mampu keluar dari teritori negatif dan terus berada di zona merah hingga penutupan perdagangan sesi pertama. Pada sesi kedua, tekanan jual masih mendominasi, membuat IHSG betah di zona merah sampai akhir perdagangan.

Diisukan Hengkang, Andre Onana Justru Tolak Pinangan AS Monaco Demi Bertahan di Manchester United

Pelemahan IHSG ini juga tercermin dari kinerja seluruh sebelas sektor berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC yang kompak merosot. Sektor barang konsumen non-primer menjadi yang paling terpukul dengan penurunan 3,36 persen, diikuti oleh sektor properti dan teknologi yang masing-masing ambles 2,97 persen dan 2,55 persen.

Di tengah koreksi ini, beberapa saham berhasil mencatatkan penguatan signifikan, antara lain SICO, PNSE, PTMR, RUIS, dan APEX. Sebaliknya, saham-saham yang mengalami tekanan jual terparah meliputi IOTF, PTBA, SSTM, CINT, dan AGAR.

Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia pada hari Senin menunjukkan frekuensi 1.363.337 kali transaksi. Sebanyak 25,39 miliar lembar saham berpindah tangan dengan total nilai transaksi mencapai Rp12,79 triliun. Meskipun demikian, hanya 128 saham yang berhasil menguat, sementara mayoritas atau 535 saham mengalami pelemahan, dan 140 saham stagnan.

Di level regional Asia, bursa saham menunjukkan pergerakan yang beragam pada sore hari ini. Indeks Nikkei Jepang menguat tipis 2,23 poin atau 0,01 persen ke 38.401,50. Penguatan juga terjadi pada indeks Hang Seng Hong Kong sebesar 158,65 poin atau 0,67 persen ke 23.689,48, serta Shanghai Tiongkok yang naik 21,69 poin atau 0,65 persen ke 3.381,78. Berbeda dengan tren penguatan di beberapa pasar regional, indeks Strait Times Singapura justru ditutup melemah 4,17 poin atau 0,1 persen ke level 3.930,64.

Berita Terkait

Bos The Fed Lapor ke Parlemen AS, Bahas Alasan Tahan Suku Bunga
Langkah BCA Mewaspadai Dampak Ketegangan di Timur Tengah dan Global
Proyeksi Harga Emas di Tengah Tekanan Geopolitik & Kebijakan The Fed yang Hawkish
INKP & TKIM Bagi Dividen: Analisis Prospek Saham Kertas Sinarmas
Pasar Bergejolak Lagi Tak Pupuskan Minat IPO di Lantai Bursa
Blue Bird (BIRD) Bakal Bagi Dividen Rp 300 Miliar, Ini Jadwal dan Hitungan Yield
Gawat! Miliaran Password Google, FB, Apple Bocor: Amankan Akunmu Sekarang!
IPO Ramai: 14 Perusahaan Antre di BEI, Anak Usaha Chandra Asri Ikut!

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 10:30 WIB

Bos The Fed Lapor ke Parlemen AS, Bahas Alasan Tahan Suku Bunga

Selasa, 24 Juni 2025 - 10:14 WIB

Langkah BCA Mewaspadai Dampak Ketegangan di Timur Tengah dan Global

Selasa, 24 Juni 2025 - 08:55 WIB

Proyeksi Harga Emas di Tengah Tekanan Geopolitik & Kebijakan The Fed yang Hawkish

Selasa, 24 Juni 2025 - 06:50 WIB

INKP & TKIM Bagi Dividen: Analisis Prospek Saham Kertas Sinarmas

Selasa, 24 Juni 2025 - 06:25 WIB

Pasar Bergejolak Lagi Tak Pupuskan Minat IPO di Lantai Bursa

Berita Terbaru

Family And Relationships

8 Fakta Keluarga Kiesha Alvaro, Anaknya Pasha Ungu

Selasa, 24 Jun 2025 - 10:35 WIB