IHSG Terkoreksi! Rupiah Beri Kejutan di Awal Sesi, Simak Selengkapnya

Avatar photo

- Penulis Berita

Rabu, 11 Juni 2025 - 10:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

IHSG Tertekan di Pembukaan Bursa 11 Juni 2025, Rupiah Melaju Menguat di Tengah Sentimen Pasar Global

JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (11/6/2025) dengan sentimen negatif, bergerak di zona merah. Namun, pergerakan ini berbanding terbalik dengan kinerja mata uang Garuda, Rupiah, yang justru berhasil menguat di pasar spot pagi ini, menunjukkan dinamika yang menarik di tengah sentimen pasar global.

Menurut data RTI yang dihimpun pada pukul 09.02 WIB, IHSG tercatat di level 7.208,90. Angka ini merefleksikan penurunan 21,84 poin atau setara 0,30 persen dibandingkan posisi penutupan sebelumnya di 7.230,74. Di sisi lain, aktivitas perdagangan saham menunjukkan dominasi pergerakan positif; sebanyak 236 saham berhasil menguat, sementara 131 saham melemah, dan 204 saham lainnya terpantau stagnan. Total nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 986,71 miliar dengan volume perdagangan mencapai 1,23 miliar saham.

Merunut sentimen pasar yang mempengaruhi IHSG, Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengungkapkan bahwa investor dan pelaku pasar sangat menanti hasil pertemuan antara Amerika Serikat dan China yang berfokus pada isu ekonomi. Pertemuan vital ini, yang masih berlangsung, telah memicu ekspektasi positif setelah Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyatakan bahwa diskusi berjalan lancar. Meskipun China terlihat memiliki posisi tawar yang kuat, kebutuhan akan kesepakatan juga tinggi bagi mereka, mengingat ekspor negara tersebut telah anjlok drastis dalam lima tahun terakhir. Dinamika ini diperparah oleh fenomena naiknya permintaan luar negeri di sektor industri Tiongkok yang kontras dengan melemahnya permintaan domestik. Berdasarkan analisis teknikal Pilarmas, IHSG diproyeksikan memiliki potensi penguatan terbatas, dengan level *support* krusial di 7.120 dan *resistensi* di 7.300.

Pandangan yang lebih optimis disampaikan oleh analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova. Menurutnya, keberhasilan IHSG menembus level *resistensi* 7.216 membuka peluang untuk kelanjutan penguatan menuju 7.261, bahkan berpotensi menembus lebih tinggi lagi ke 7.345. Patut dicatat, rekor tertinggi IHSG sepanjang tahun ini berada di angka 7.324. Skenario *bullish* ini akan tetap valid selama IHSG mampu mempertahankan posisinya di atas level 7.083. Ivan Rosanova merinci level *support* IHSG pada 7.083, 6.994, 6.929, dan 6.811, sementara level *resistensi* kunci berada di 7.261, 7.345, dan 7.444. Indikator MACD sendiri menunjukkan kondisi netral, mencerminkan adanya potensi pergerakan dua arah.

Melengkapi gambaran pasar regional, bursa-bursa utama di kawasan Asia pada umumnya dibuka di zona hijau hari ini. Tercatat, Shanghai Composite naik 0,66 persen (22,29 poin) menjadi 3.407,11, Nikkei menguat 0,48 persen (183,5 poin) ke 38.395,0, dan Hang Seng melonjak 0,62 persen (150,09 poin) mencapai 24.312,96. Hanya Strait Times yang terpantau melemah 0,45 persen (17,55 poin) di level 3.916,25, menunjukkan perbedaan arah dengan mayoritas bursa Asia lainnya.

Beranjak ke pergerakan mata uang, nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS di pasar spot menunjukkan kinerja yang positif pada pagi hari ini. Data dari Bloomberg mencatat, pada pukul 09.09 WIB, Rupiah diperdagangkan pada level Rp 16.271,5 per dollar AS. Angka ini menandakan penguatan sebesar 3,5 poin atau 0,02 persen dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya di Rp 16.275 per dollar AS.

Menurut analisis Lukman Leong, Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Rupiah diperkirakan akan menunjukkan konsolidasi dengan kecenderungan pelemahan yang terbatas terhadap dollar AS. Penguatan dollar AS sendiri didorong oleh antisipasi investor terhadap hasil positif dari pembicaraan tarif antara China dan AS yang diharapkan dapat meredakan ketegangan ekonomi. Meskipun demikian, Lukman menambahkan bahwa aliran modal asing yang masuk ke pasar modal domestik masih menjadi penopang kuat bagi Rupiah, mencegah pelemahan lebih lanjut di tengah dominasi dollar AS yang menguat sepanjang pekan ini akibat sentimen “trade talk” tersebut. Untuk hari ini, Lukman memproyeksikan rentang pergerakan Rupiah akan berada di kisaran 16.200 hingga 16.300 per dollar AS.

Berita Terkait

Keyakinan Konsumen Turun! BI Ungkap Kondisi Ekonomi Terkini
PTBA Tebar Dividen Rp 3,83 Triliun! RUPST 2024 Untungkan Investor?
Mandiri Jogja Marathon 2025: Cashback & Hadiah Spesial dari Bank Mandiri!
LQ45 Lesu: Prospek & Rekomendasi Saham Terbaru Analis
Aset PT Gag Nikel: Berapa Total Kekayaan Perusahaan Ini?
ANTM & PTBA Bagi Dividen: Analis Ramal Kinerja Saham
Rekomendasi Saham Asuransi: Untung Besar atau Jebakan?
IHSG Ambles 0,25%, Investor Waspada!
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 12 Juni 2025 - 23:09 WIB

Keyakinan Konsumen Turun! BI Ungkap Kondisi Ekonomi Terkini

Kamis, 12 Juni 2025 - 22:18 WIB

PTBA Tebar Dividen Rp 3,83 Triliun! RUPST 2024 Untungkan Investor?

Kamis, 12 Juni 2025 - 22:14 WIB

Mandiri Jogja Marathon 2025: Cashback & Hadiah Spesial dari Bank Mandiri!

Kamis, 12 Juni 2025 - 20:38 WIB

LQ45 Lesu: Prospek & Rekomendasi Saham Terbaru Analis

Kamis, 12 Juni 2025 - 19:44 WIB

Aset PT Gag Nikel: Berapa Total Kekayaan Perusahaan Ini?

Berita Terbaru

Finance

Keyakinan Konsumen Turun! BI Ungkap Kondisi Ekonomi Terkini

Kamis, 12 Jun 2025 - 23:09 WIB

Home And Garden

Feng Shui Kamar Tamu: Lokasi Terbaik & Cara Menata yang Benar

Kamis, 12 Jun 2025 - 23:04 WIB

Family And Relationships

Istriku Perawat: Untung & Rugi Menikah dengan Perawat?

Kamis, 12 Jun 2025 - 22:33 WIB