IHSG Terpeleset ke Zona Merah di Penutupan Perdagangan, Rupiah Justru Menguat di Tengah Bayang-bayang Perang Dagang AS-China (4 Juli 2025)
JAKARTA, RAGAMHARIAN.COM – Pasar saham Indonesia mengakhiri perdagangan Jumat (4/7/2025) dengan koreksi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpeleset ke zona merah, mengakhiri hari di tengah sentimen negatif dari ketegangan perang dagang yang kembali memanas antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Ironisnya, nilai tukar Rupiah justru menunjukkan penguatan yang kontras.
Pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG tercatat melemah tipis 0,19 persen atau turun 12,86 poin, berada di level 6.865,19. Koreksi ini terjadi setelah pembukaan yang sempat menjanjikan. Pagi hari, IHSG sempat menguat 0,21 persen atau naik 14,75 poin, mencapai level 6.892,8.
Volume perdagangan saham hari ini mencapai 17,09 miliar saham dengan frekuensi transaksi sebanyak 847.882 kali. Total nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,06 triliun, sementara kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia menyentuh angka Rp 12.098,93 triliun. Sejalan dengan IHSG, Indeks LQ45 juga mengalami pelemahan 0,27 persen, berakhir di level 763,512.
Gambaran pasar menunjukkan mayoritas saham mengalami tekanan. Tercatat 323 saham melemah, sementara 260 saham menguat, dan 207 saham lainnya stagnan. Dinamika ini merefleksikan kehati-hatian investor dalam menyikapi perkembangan ekonomi global.
Pelemahan IHSG tak lepas dari sentimen global, terutama ketegangan perang dagang yang kembali memanas antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menyoroti insiden terbaru yang memicu kekhawatiran investor.
Nico menjelaskan, “Kecurigaan muncul setelah langkah Donald Trump yang menjalin kesepakatan dagang dengan Vietnam dengan tujuan ‘jahat’ yaitu memberikan tarif yang harus lebih rendah daripada Tiongkok. Hal ini sontak membuat Tiongkok geram mendengar kabar tersebut.”
Ia menambahkan bahwa Tiongkok tengah mengkaji ulang kesepakatan dagang yang baru disepakati antara AS dan Vietnam. Tindakan balasan pun tidak menutup kemungkinan akan diambil apabila kepentingan Tiongkok merasa dirugikan. Nico menyimpulkan, “Untuk kesekian kalinya, ketegangan antara Amerika dan Tiongkok kembali memuncak di tengah kesepakatan yang hampir terjalin di antara keduanya.”
Berbanding terbalik dengan pergerakan pasar saham, nilai tukar Rupiah justru menunjukkan performa positif di penutupan perdagangan hari Jumat di Jakarta. Di pasar spot, Rupiah tercatat menguat signifikan 10 poin atau 0,06 persen, ditutup pada level Rp 16.185 per dollar AS dari posisi sebelumnya Rp 16.195 per dollar AS. Penguatan serupa juga terlihat pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia yang juga menguat ke level Rp 16.204 per dollar AS dari sebelumnya Rp 16.209 per dollar AS.