IHSG Volatil, Menutup Sesi I di Zona Merah: Profit Taking dan Sentimen Geopolitik Jadi Biang Keladi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pergerakan volatil cenderung bearish pada sesi I perdagangan Jumat, 25 Juli 2025. Penurunan ini terjadi di tengah sejumlah faktor, salah satunya adalah rilis data kemiskinan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Meskipun data tersebut menunjukkan penurunan angka kemiskinan, dampak positifnya terhadap IHSG bersifat sementara.
Nafan Aji Gusta, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, menjelaskan bahwa pelemahan IHSG utamanya disebabkan oleh aksi profit taking. Ia menambahkan, penguatan singkat yang terjadi pasca-rilis data BPS merupakan reaksi pelaku pasar yang mengambil keuntungan jangka pendek. “Awalnya, data kemiskinan yang menurun sempat membuat IHSG menguat,” jelas Nafan. “Namun, pasar kemudian kembali melakukan profit taking, sehingga IHSG melemah.”
Selain aksi profit taking, sentimen geopolitik juga turut mempengaruhi pergerakan IHSG. Konflik antara Thailand dan Kamboja menimbulkan kekhawatiran di pasar internasional, menyebabkan pelaku pasar cenderung lebih berhati-hati dalam bertransaksi. “Sentimen dari konflik di Asia Tenggara ini menambah ketidakpastian dan mempengaruhi sikap pelaku pasar,” tambah Nafan.
Pada penutupan sesi I, IHSG tercatat turun 0,14% ke level 7.520,28, bergerak dalam rentang 7.515-7.546. Total volume perdagangan mencapai 12,7 miliar saham dengan nilai transaksi Rp5,9 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 234 saham menguat, 350 saham melemah, dan 209 saham stagnan.
Beberapa saham blue chip mengalami pelemahan pada sesi I, antara lain PANI yang turun 2% ke Rp15.900, BBCA yang turun 0,29% ke Rp8.475, dan BMRI yang melemah 1,46% ke Rp4.730. Pergerakan IHSG ini menjadi sorotan bagi para investor dan analis pasar modal.
*Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Ragamharian.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.***