Kinerja Solid Indonet 2024: Pendapatan Melonjak Tembus Rp 1 Triliun Ditopang Pusat Data, Laba Bersih Terkoreksi Akibat Investasi Strategis
JAKARTA – PT Indointernet Tbk (Indonet), penyedia layanan infrastruktur digital terkemuka, berhasil membukukan kinerja finansial yang solid sepanjang tahun 2024. Perusahaan mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 1,02 triliun, sebuah pencapaian signifikan yang melonjak 6,99 persen dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 950,41 miliar. Peningkatan ini terutama didorong oleh pertumbuhan impresif pada segmen pusat data, meskipun demikian, laba bersih perusahaan mengalami koreksi akibat investasi strategis jangka panjang.
CEO Indonet, Andy Rigoli, menjelaskan bahwa performa kuat perusahaan ini tak lepas dari kontribusi segmen pusat data yang menjadi tulang punggung penerimaan. “Kinerja yang solid ini terutama didorong oleh pertumbuhan signifikan pada segmen pusat data,” ujar Andy dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 17 Juni 2025. Lini bisnis strategis ini tercatat menyumbang pendapatan sebesar Rp 444,10 miliar, menunjukkan kenaikan impresif 20,52 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 368,48 miliar.
Selain segmen pusat data, Indonet juga mengandalkan kontribusi substansial dari layanan konektivitas dan *cloud* perusahaan. Masing-masing segmen bisnis tersebut turut menyumbang pendapatan signifikan, dengan layanan konektivitas berkontribusi Rp 228,99 miliar dan layanan *cloud* menyumbang Rp 368,15 miliar, melengkapi keragaman portofolio pendapatan Indonet.
Namun, di balik pertumbuhan pendapatan yang kuat, Indonet mencatatkan penurunan laba bersih pada tahun 2024. Laba bersih perusahaan tercatat sebesar Rp 232,30 miliar, terpangkas 8,28 persen dibandingkan laba bersih tahun 2023 yang mencapai Rp 253,27 miliar. Andy Rigoli menjelaskan bahwa koreksi laba bersih ini merupakan dampak jangka pendek dari serangkaian investasi strategis yang dijalankan perusahaan untuk memperkuat fondasi bisnisnya di masa depan.
Meskipun demikian, Andy memastikan bahwa indikator kinerja penting lainnya, EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi), tetap menunjukkan tren positif. Indonet berhasil mencatat EBITDA sebesar Rp 426,11 miliar pada 2024, melonjak 8,35 persen. “Laba bersih kami mencerminkan dampak jangka pendek dari investasi strategis. Namun, kinerja pendapatan dan EBITDA yang kuat menunjukkan arah dan visi kami yang tepat,” tegas Andy, optimistis bahwa investasi ini akan membawa perbaikan signifikan pada performa laba bersih di masa mendatang.
Sepanjang tahun 2024, Indonet memang gencar melakukan berbagai aksi korporasi strategis untuk memperkuat posisinya di pasar pusat data. Salah satu puncaknya adalah perampungan pembangunan EDGE1, pusat data pertama Indonet yang berlokasi strategis di pusat kota Jakarta. Keberhasilan fasilitas ini sangat mencolok, karena seluruh kapasitasnya kini telah dikontrak penuh oleh pelanggan-pelanggan terkemuka di bidang *cloud*, jaringan, dan bahkan Kecerdasan Buatan (*Artificial Intelligence* atau AI).
Tidak berhenti di situ, Indonet juga telah membuka EDGE2 sebagai pusat data kedua mereka di Jakarta pada Juni tahun lalu. Andy Rigoli mengungkapkan bahwa EDGE2 telah mengamankan kapasitas terkontrak sebesar 40 persen, melampaui ekspektasi awal yang ditetapkan. Kedua fasilitas pusat data ini menegaskan komitmen Indonet dalam menyediakan infrastruktur digital kelas dunia, sekaligus menjadi pilar pertumbuhan bisnis perusahaan ke depan.