Inggris Siap Gugat Roman Abramovich: Dana Penjualan Chelsea Senilai €2,34 Miliar Dinanti untuk Ukraina
Ragamharian.com, JAKARTA — Ketegangan antara Pemerintah Inggris dan miliarder asal Rusia, Roman Abramovich, mencapai puncaknya. Inggris dikabarkan bakal menggugat Abramovich demi mencairkan dana fantastis senilai 2,34 miliar euro (sekitar US$3,2 miliar) dari hasil penjualan klub sepak bola Chelsea, yang bertekad disalurkan sebagai bantuan kemanusiaan mendesak bagi Ukraina.
Situasi pelik ini bermula pada Mei 2022, ketika Abramovich menjual klub kesayangannya, Chelsea, kepada konsorsium yang dipimpin investor Amerika Todd Boehly. Penjualan ini dilakukan menyusul sanksi berat yang dijatuhkan Inggris dan Uni Eropa kepadanya akibat dugaan kuat hubungannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Sejak saat itu, seluruh hasil penjualan *The Blues* dibekukan di rekening bank Inggris dan tidak dapat dipindahkan atau digunakan tanpa izin dari Kantor Pelaksanaan Sanksi Keuangan (OFSI), bagian dari Departemen Keuangan Inggris.
Selama hampir tiga tahun, Pemerintah Inggris secara konsisten mendesak Abramovich untuk menyumbangkan dana tersebut bagi korban konflik di Ukraina. Namun, serangkaian negosiasi intensif yang telah berlangsung berkali-kali tak kunjung membuahkan titik temu terkait penggunaan uang tersebut.
Pemerintah Inggris, melalui pernyataan resmi baru-baru ini pada Senin (2/6/2025) waktu setempat, akhirnya mengumumkan kegagalan dalam mencapai kesepakatan dengan Abramovich. Akibatnya, opsi untuk menyeretnya ke meja hijau kini menjadi pertimbangan serius. “Pemerintah bertekad untuk melihat hasil penjualan klub sepak bola Chelsea disalurkan untuk tujuan kemanusiaan di Ukraina, menyusul invasi ilegal skala penuh Rusia. Kami sangat frustrasi karena sejauh ini belum mungkin mencapai kesepakatan tentang hal ini dengan Tuan Abramovich,” tegas Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves dan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy dalam pernyataan bersama yang dirilis pada Rabu (4/6/2025), dilansir dari *Bloomberg*.
Meski demikian, Pemerintah Inggris menegaskan pintu negosiasi masih terbuka. Namun, mereka juga menyatakan kesiapan penuh untuk menempuh jalur hukum di pengadilan jika diperlukan. Tujuannya jelas: memastikan masyarakat Ukraina dapat segera merasakan manfaat dari dana vital ini. Upaya ini tidaklah mudah. Inggris telah menjalin kerja sama erat dengan Komisi Eropa dan pemerintah Portugal, negara di mana Abramovich juga memegang kewarganegaraan, untuk memastikan kepatuhan terhadap sanksi dan menentukan mekanisme penyaluran dana.
Pemanfaatan aset yang dikenai sanksi memang merupakan masalah hukum yang sangat rumit. Baik Inggris maupun Uni Eropa tengah gencar mengeksplorasi berbagai cara untuk menyita aset-aset Rusia yang dibekukan dan memanfaatkannya untuk mendukung upaya rekonstruksi Ukraina pasca-konflik. Di tengah polemik ini, Roman Abramovich, berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index, masih tercatat memiliki kekayaan bersih lebih dari US$8 miliar.
Baca Juga:
* Resmi, Todd Boehly Jadi Pemilik Baru Chelsea Usai Abramovich
* Kedubes Inggris Dukung Riau Bangun Infrastruktur Hijau Lewat Future Cities Programme