Iran Larang Kepala IAEA Masuki Wilayahnya untuk Pantau Nuklir

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 29 Juni 2025 - 09:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamharian.com – , Jakarta – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Sabtu menyatakan negaranya tidak akan mengizinkan kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi memasuki wilayah Iran dan memasang kamera pengawas di fasilitas nuklir mereka.

“Kami tidak akan mengizinkan IAEA memasang kamera di fasilitas nuklir kami, dan Grossi dilarang memasuki Iran,” kata Araghchi sebagaimana dikutip kantor berita IRNA.

Pelarangan tersebut muncul setelah meningkatnya ketegangan antara Teheran dengan badan pengawas nuklir PBB tersebut atas akses pemantauan dan transparansi menyusul serangan militer terbaru Israel dan AS. Langkah tersebut diambil menyusul terbitnya undang-undang yang disetujui parlemen pada Rabu untuk menghentikan kerja sama dengan IAEA.

Araghchi menilai Rafael Grossi “mengkhianati tugasnya” karena mendesak mengunjungi fasilitas nuklir Teheran yang dibom Amerika Serikat. Padahal mereka tahu di sana tak ada pengembangan senjata. “IAEA dan Direktur Jenderalnya (Rafael Grossi) bertanggung jawab penuh atas keadaan yang menyedihkan ini,” kata dia,

“Desakan Grossi untuk mengunjungi fasilitas (nuklir) yang dibom dengan dalih perlindungan tidak ada artinya, dan bahkan mungkin bermaksud jahat. Iran berhak untuk mengambil langkah apa pun untuk membela kepentingannya, rakyatnya, dan kedaulatannya,” ujar Araghchi menegaskan.

Perang 12 hari antara Israel dan Iran meletus pada 13 Juni ketika Israel meluncurkan serangan udara terhadap fasilitas militer, nuklir, dan situs sipil Iran. Serangan itu menewaskan sedikitnya 606 orang dan melukai 5.332 orang, menurut Kementerian Kesehatan Iran.

Sebagai balasan, Teheran meluncurkan rudal dan serangan drone ke Israel, menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 orang, menurut angka yang dikeluarkan oleh Universitas Ibrani Yerusalem.

Konflik berhenti di bawah gencatan senjata yang disponsori AS yang mulai berlaku pada 24 Juni.

Pilihan Editor: Militer Israel Selidiki Kejahatan Perang atas Penembakan di Gaza

Berita Terkait

Bagaimana Proses Evakuasi WNI dari Iran ke Tanah Air?
Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza, Israel: Hanya Angan-angan!
Menteri PU Evaluasi Pejabat Eselon I-III hingga PPK Usai OTT KPK
PSI Jakarta Nilai Pemisahan Pemilu Nasional dan Daerah Permudah Kaderisasi Caleg
Menteri PU Evaluasi Jajaran Usai OTT KPK di Sumut
Kerjasama Kejaksaan Agung & Operator Soal Penyadapan: Ada Apa?
Kuota Impor Sapi Dibebaskan: Apa Dampaknya Bagi Harga Daging?
OTT KPK: Topan Ginting, Orang Dekat Bobby Nasution, Terjaring!

Berita Terkait

Minggu, 29 Juni 2025 - 13:51 WIB

Bagaimana Proses Evakuasi WNI dari Iran ke Tanah Air?

Minggu, 29 Juni 2025 - 13:10 WIB

Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza, Israel: Hanya Angan-angan!

Minggu, 29 Juni 2025 - 12:27 WIB

Menteri PU Evaluasi Pejabat Eselon I-III hingga PPK Usai OTT KPK

Minggu, 29 Juni 2025 - 10:22 WIB

PSI Jakarta Nilai Pemisahan Pemilu Nasional dan Daerah Permudah Kaderisasi Caleg

Minggu, 29 Juni 2025 - 09:47 WIB

Iran Larang Kepala IAEA Masuki Wilayahnya untuk Pantau Nuklir

Berita Terbaru

Society Culture And History

Solo Raya Great Sale 2025: Gubernur & 7 Kepala Daerah Kirab Troli!

Minggu, 29 Jun 2025 - 17:01 WIB

Family And Relationships

Zodiak Libra, Scorpio, Sagitarius: Ramalan Senin 30 Juni 2025, Hari Baik!

Minggu, 29 Jun 2025 - 16:40 WIB

Technology

Gawat! Apple & Google Didemo Hapus DeepSeek dari App Store

Minggu, 29 Jun 2025 - 15:45 WIB