Ibu Kota Teheran diguncang suara ledakan pada Jumat (13/6/2025) tengah malam waktu setempat, menyusul serangan Israel ke Iran. Lanskap malam Teheran diwarnai kobaran api merah yang membumbung di langit, seperti dilaporkan oleh wartawan kantor berita *AFP*.
Tak lama setelah itu, pada Sabtu (14/6/2025) dini hari, sistem pertahanan udara Teheran diaktifkan sebagai respons terhadap ancaman tersebut, menurut laporan media pemerintah Iran, *IRNA*. *IRNA* menyebutkan, “Pertahanan Teheran diaktifkan kembali beberapa menit yang lalu… untuk menghadapi proyektil rezim Zionis.” Di sisi lain, laporan dari *BBC* menyebutkan bahwa suara ledakan terdengar semakin banyak di penjuru Teheran, menambah ketegangan di ibu kota tersebut.
Dampak dari serangan Israel ini begitu parah. Duta Besar Iran untuk PBB, Amr Iravani, mengungkapkan bahwa setidaknya 78 orang tewas, termasuk sejumlah komandan militer tinggi, dan lebih dari 320 lainnya mengalami luka-luka. Dalam pidatonya di Dewan Keamanan PBB pada Jumat (13/6/2025), Dubes Iravani secara spesifik menyebutkan bahwa mayoritas korban serangan Israel adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.
Iravani mengecam keras serangan Israel tersebut sebagai tindakan yang “kriminal dan barbar”. Dia juga menyoroti penggunaan senjata Amerika dalam serangan Israel ini, menegaskan, “Kami tidak akan lupa bahwa rakyat kami kehilangan nyawanya akibat serangan Israel yang menggunakan senjata Amerika.” Lebih lanjut, ia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak dan meminta pertanggungjawaban penuh dari Israel atas insiden tragis ini.