Janice Tjen Ukir Sejarah: Petenis Putri Indonesia Kembali Berlaga di Babak Utama US Open Setelah 21 Tahun
Dunia tenis Indonesia bergemuruh menyambut kabar gembira. Petenis tunggal putri kebanggaan Tanah Air, Janice Tjen, berhasil mengukir sejarah dengan menembus babak utama US Open 2025. Pencapaian monumental ini diraihnya setelah melewati babak kualifikasi yang begitu ketat di USTA Billie Jean King Tennis Center, New York. Pada babak final kualifikasi yang berlangsung Jumat, 22 Agustus lalu, Janice menunjukkan performa gemilang dengan menundukkan petenis Jepang unggulan ketiga, Aoi Ito, melalui kemenangan telak 6-1 dan 6-2 hanya dalam waktu 49 menit.
Kemenangan dramatis ini menandai kembalinya wakil tunggal putri Indonesia ke babak utama Grand Slam setelah penantian panjang 21 tahun. Janice Tjen kini menjadi petenis putri Indonesia pertama yang tampil di panggung utama US Open sejak Angelique Widjaja berlaga pada edisi 2004. Ini bukan hanya tentang kemenangan, tetapi juga tentang harapan baru bagi masa depan tenis Indonesia.
Profil Janice Tjen: Perpaduan Bakat dan Mental Baja
Lahir di Jakarta pada 6 Mei 2002, Janice Tjen bukanlah nama asing di kancah tenis nasional. Atlet muda berbakat ini telah menorehkan beberapa prestasi signifikan, termasuk meraih medali perunggu pada nomor Ganda Putri di Asian Games 2022 Hangzhou. Ia juga tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang berlaga di babak kualifikasi Grand Slam sejak Sandy Gumulya di Australian Open 2008.
Janice mengawali karier profesionalnya melalui turnamen International Tennis Federation (ITF). Perjalanan akademisnya membawanya memperkuat tim tenis Universitas Pepperdine, di mana ia berhasil menjadi finalis Asosiasi Atletik Perguruan Tinggi Nasional (NCAA). Pengalaman berharga berkompetisi di sistem universitas Amerika Serikat terbukti krusial dalam mengasah kemampuan teknis dan, yang tak kalah penting, mentalnya. “Terutama secara mental, itu membantu saya selalu memberikan 100 persen,” kata Janice, seperti dikutip dari *WTOP News*, menekankan betapa pentingnya peran tenis perguruan tinggi dalam perkembangannya sebagai pemain dan pribadi.
Janice dijadwalkan lulus dari Pepperdine pada musim semi 2025, sebuah pijakan penting sebelum ia sepenuhnya fokus sebagai petenis profesional. Pepperdine sendiri dikenal sebagai salah satu universitas swasta terkemuka di AS, dengan kampus utama yang terletak di Malibu, California, yang didirikan pada tahun 1937 oleh pengusaha filantropis George Pepperdine.
Jalan Berliku Menuju Profesionalisme: Sebuah Kisah Keteguhan
Di balik kegemilangan ini, Janice ternyata pernah menghadapi keraguan besar untuk melanjutkan karier sebagai petenis profesional saat menimba ilmu di bangku kuliah. Momen perenungan itu membawanya pada titik krusial dalam hidupnya. Namun, dukungan penuh dan bimbingan tanpa henti dari kedua orang tuanya menjadi kunci yang membuatnya mantap menapaki jalur ini.
“Tumbuh dewasa, orang tua saya sangat mendukung saya mengejar karier tenis, memandu jalan yang harus ditempuh sebagai petenis profesional karena tidak mudah, karena ini olahraga mahal yang mengharuskan banyak bepergian,” kenang Janice. “Salah satu jalur yang disarankan orang tua saya adalah melalui Universitas.” Ia menambahkan, “Saat di kampus saya sempat merenungkan apakah saya akan ke lapangan atau tidak, tetapi pelatih-pelatih saya di Pepperdine menyarankan untuk mencoba setidaknya selama dua tahun, dan saya mempercayai mereka, dan sekarang saya ada di sini.” Sebuah keputusan yang kini berbuah manis.
Perjalanan Gemilang di Kualifikasi US Open 2025
Perjalanan Janice Tjen menuju panggung Grand Slam di US Open 2025 adalah kisah perjuangan yang patut diacungi jempol. Ia harus melewati tiga babak kualifikasi yang menantang:
* Babak Pertama: Mengalahkan Varvara Lepchenko dari Amerika Serikat dengan skor dominan 6-3, 6-1.
* Babak Kedua: Menundukkan Maja Chwalinska dalam pertandingan sengit dengan skor 7-5, 7-5.
* Babak Ketiga (Final Kualifikasi): Menaklukkan petenis Jepang Aoi Ito, unggulan ketiga, dengan skor meyakinkan 6-1, 6-2.
Janice dikenal dengan gaya permainan agresif dan penuh percaya diri di lapangan. Hingga tahun 2025, ia telah mengoleksi 13 gelar tunggal ITF. Performa impresifnya berlanjut pada Mei dan Juni 2025, di mana ia dinobatkan sebagai ITF Player of the Month dua bulan berturut-turut setelah mencatatkan rekor 42 set tak terkalahkan. Pada Mei lalu, ia memenangkan dua gelar ITF W35 di Korea Selatan (Goyang dan Andong), disusul empat gelar tunggal dan tiga gelar ganda pada Juni 2025. Konsistensinya berlanjut hingga Agustus 2025, di mana ia menjadi finalis di turnamen ITF W75 Lexington dan ITF W100 Landisville, secara signifikan menaikkan peringkatnya hingga menembus Top 200 Asosiasi Tenis Wanita (WTA).
Sebuah Tonggak Sejarah bagi Tenis Putri Indonesia
Keberhasilan Janice Tjen menembus babak utama US Open 2025 bukan sekadar pencapaian pribadi, melainkan sebuah tonggak sejarah monumental bagi tenis putri Indonesia. Ini mengakhiri penantian panjang 21 tahun sejak terakhir kali Angelique Widjaja tampil di babak utama US Open pada 2004, membuka lembaran baru yang penuh harapan bagi generasi petenis putri selanjutnya.
Ihsan Reliubun berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Berhadapan di US Open 2025, Janice Tjen Sebut Raducanu sebagai Inspirasi
