Ragamharian.com – , Jakarta – Bulan ini, salah satu mahakarya sinema, film thriller klasik Jaws, genap merayakan usia ke-50 tahun. Karya ikonik yang disutradarai oleh Steven Spielberg ini secara cermat mengisahkan teror mencekam seekor hiu putih raksasa di sebuah kota kecil fiktif yang tenang, Amity Island.
Pilihan Editor: Jalan Berliku Menembus Industri Hiburan Amerika
Perpaduan adegan teror bawah air yang intens, tata suara yang memukau, dan musik menegangkan dalam film tersebut berhasil menciptakan nuansa ancaman misterius dari hewan pembunuh yang tak terlihat, mampu menghantui pikiran penonton. Tidak hanya itu, dampak psikologis film ini ternyata juga dirasakan langsung oleh salah satu pemerannya. Dalam sebuah wawancara dengan People, Jay Mello, pemeran Sean Brody, anak bungsu karakter utama, mengungkapkan bahwa ia mengalami trauma mendalam pasca proses syuting Jaws.
Meskipun saat itu Mello baru berusia enam tahun, ia masih menyimpan memori jelas tentang proses pembuatan film yang meraih empat nominasi Oscar ini. Kenangan yang paling membekas adalah replika atau animatronik hiu yang begitu nyata, sampai-sampai membuatnya enggan menyentuh air selama dua tahun setelah produksi berakhir. “Saya masih ingat saat pertama kali melihatnya,” kenang Mello. “Yang saya lihat saat itu hanya bagian kepala hiunya. Saya sempat bertanya pada Shari Rhodes, direktur casting, ‘Mana bagian tubuh hiunya?’”
Momen traumatis lain yang dikenang Mello adalah ketika orang tuanya memaksanya menunduk saat menonton film tersebut, terutama pada adegan-adegan paling mengerikan. “Aneh rasanya melihat diri sendiri di layar,” ujarnya. “Saya tidak sempat menonton seluruh filmnya karena orang tua saya terus menundukkan kepala saya ke bawah kursi.”
Ketidaksengajaan Memerankan Karakter Sean Brody
Film Jaws (1975). Instagram
Proses syuting film Jaws pertama pada tahun 1974 dilakukan tidak jauh dari rumah masa kecil Jay Mello di Martha’s Vineyard. Pria yang kini berusia 57 tahun itu menceritakan bahwa awalnya ia dan ibunya hanya berniat menemani kedua kakaknya, Tom dan John, untuk mengikuti audisi film tersebut. Namun, nasib berkata lain; justru tingkah polah Mello kecil yang menarik perhatian sang sutradara visioner, Steven Spielberg.
“Saya punya kebiasaan meniru orang. Jadi saat Steven Spielberg sedang mengarahkan mereka, saya menirukan gerakan dan ucapannya,” kenang Mello. Keanehan dan keunikan Mello inilah yang membuatnya terpilih. Setelah sesi casting dan wawancara usai, Spielberg meminta agar Mello kecil tetap tinggal bersamanya, sementara kedua kakak Mello tidak berhasil lolos audisi.
Anehnya, sepanjang kariernya di dunia keaktoran, Mello hanya tercatat bermain dalam satu film, yaitu Jaws, dan tidak pernah kembali berakting di proyek film lain. Karakter Sean Brody sendiri, pada sekuel selanjutnya, Jaws: The Revenge (1987), akhirnya dimatikan oleh sutradara dengan narasi bahwa Sean tewas diserang hiu, seolah melanjutkan teror dari film pertama.
Replika Hiu Putih Raksasa Bernama Bruce
Di balik kengerian sang predator, terdapat replika hiu putih raksasa yang dikenal dengan nama “Bruce”, dirancang dengan cermat oleh Joe Alves, seorang desainer produksi handal. Untuk memastikan realisme maksimal, Alves menciptakan tiga unit hiu animatronik: “Satu bergerak dari kanan ke kiri, satu dari kiri ke kanan, dan satu lagi dipasang di derek yang bisa dimiringkan,” ungkapnya kepada People.
Dalam proses perancangan, Alves bahkan berkolaborasi dengan ahli biologi kelautan, memastikan bentuk hiu yang ia ciptakan sangat menyerupai hiu putih besar asli. Meskipun model hiu yang ia amati berukuran 12 kaki, Alves dengan berani menggandakan ukurannya menjadi 25 kaki, atau sekitar 7,6 meter, demi efek dramatis yang lebih maksimal.
Hiu animatronik yang dijuluki “Bruce” oleh kru produksi ini dirancang untuk bergerak secara otomatis menggunakan sistem mesin dan hidrolik canggih. Teknologi ini memungkinkan Bruce meniru setiap gerakan hiu putih besar dengan sangat realistis, menjadikannya salah satu ikon paling menyeramkan dalam sejarah perfilman.
MUHAMMAD RIFAN PRIANTO
Pilihan Editor: Review Film The Last Breath, Teror Hiu di Dasar Laut Karibia