Jeka Saragih Disanksi Skorsing Medis Pasca Kekalahan KO di UFC 316, Ini Detailnya!
NEVADA – Petarung MMA asal Indonesia, Jeka Saragih, menerima skorsing medis dari Dewan Pengawas Atletik Negara Bagian New Jersey. Keputusan ini menyusul kekalahannya yang mengejutkan dari Joo Sang Yoo dalam ajang bergengsi UFC 316. Momen dramatis itu terjadi di Newark, New Jersey, Amerika Serikat, pada Ahad (8/6/2025) WIB, di mana Jeka takluk hanya dalam 28 detik melalui *knockout* (KO) dari petarung Korea Selatan berjuluk “Zombie Jr” tersebut.
Laporan dari laman MMA Fighting yang dipantau di Jakarta, Rabu (11/5/2025), mengonfirmasi sanksi yang diterima Jeka Saragih: “Skorsing 60 hari karena kalah KO, 45 hari tidak boleh kontak.” Ini merupakan pukulan telak bagi satu-satunya representasi Indonesia di pentas UFC tersebut, yang harus menelan kekalahan di ronde pertama setelah menerima pukulan kiri telak dari lawannya.
Kekalahan ini menandai yang kedua bagi Jeka Saragih dalam tiga penampilannya di panggung UFC. Sebelumnya, petarung asal Simalungun, Sumatera Utara, ini sempat menelan kekalahan dari Westin Wilson, namun berhasil mengamankan satu kemenangan impresif atas Lucas Alexander. Setelah gelaran UFC 316, Dewan Pengawas Atletik Negara Bagian New Jersey memang mengeluarkan serangkaian penangguhan medis terkait kartu pertandingan di Newark, termasuk untuk Jeka Saragih yang berlaga di kelas bulu UFC.
Berikut adalah daftar lengkap suspensi medis yang dikeluarkan pasca UFC 316:
* Julianna Pena: Skorsing tanpa batas waktu sambil menunggu izin dari ahli ortopedi untuk bahu kiri dan siku kirinya.
* Kelvin Gastelum: Skorsing 30 hari, tidak boleh bertanding; serta skorsing tanpa batas waktu sambil menunggu izin dari dokter gigi terkait gigi seri rahang atas kanan yang longgar.
* Mario Bautista: Skorsing 30 hari, tidak ada kontak untuk luka di wajah.
* Vicente Luque: Skorsing 45 hari, 30 hari tidak ada kontak untuk hematoma kulit kepala.
* Bruno Silva: Skorsing 30 hari, tidak ada kontak untuk kekalahan *technical knockout* (TKO).
* Brendson Ribeiro: Skorsing 30 hari, tidak ada kontak untuk kekalahan TKO.
* Serghei Spivac: Skorsing 30 hari, tidak ada kontak; serta skorsing tanpa batas waktu sambil menunggu hasil rontgen kaki kanan dan izin dari ahli ortopedi untuk kaki kanannya.
* Khaos Williams: Skorsing 45 hari, 30 hari tidak boleh melakukan kontak untuk luka sobek di dahi kiri.
* Ariane Da Silva: Skorsing 30 hari, tidak boleh kontak untuk trauma kaki kiri; serta skorsing tanpa batas waktu sambil menunggu hasil rontgen pada kaki kiri.
* Jeka Saragih: Skorsing 60 hari karena kalah KO, 45 hari tidak boleh kontak.
* Quillan Salkilld: Skorsing 30 hari, 21 hari tidak boleh bersentuhan karena kontak di kepala; serta skorsing tanpa batas waktu sambil menunggu hasil rontgen pada kaki kanan.
* Mark Choinski: Skorsing 21 hari, tidak boleh melakukan kontak pada betis kiri.
—
Peringatan Tulsi Gabbard: Dunia di Ambang Perang Nuklir, Seruan Perlucutan Senjata Menggema
Sementara itu, dari ranah geopolitik global, sebuah peringatan serius datang dari Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat, Tulsi Gabbard. Ia menegaskan bahwa saat ini dunia berada dalam kondisi “paling dekat” menuju kehancuran total akibat ancaman perang nuklir. Gabbard menyerukan kepada seluruh negara pemilik senjata nuklir untuk segera menempuh jalan perlucutan senjata dan secara proaktif menghindari peningkatan ketegangan global yang semakin memanas.
Dalam sebuah video yang diunggah di platform X, Gabbard membagikan pengalamannya yang mendalam saat mengunjungi Kota Hiroshima, Jepang. Kota ini menjadi saksi bisu pertama dalam sejarah yang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada tahun 1945, sebuah peristiwa yang meninggalkan dampak mengerikan terhadap umat manusia.
“Pengalaman ini akan terus membekas dalam diri saya… Hari ini, kita berada lebih dekat dari sebelumnya ke jurang kehancuran nuklir, sementara para elit politik dan penyulut perang dengan sembrono menebar ketakutan dan meningkatkan ketegangan antarnegara pemilik senjata nuklir,” ujar Gabbard dengan nada prihatin. “Maka, saatnya kita, rakyat bersuara dan menuntut kegilaan ini berakhir. Kita harus menolak jalan menuju perang nuklir dan bekerja menuju dunia di mana tak seorang pun hidup dalam bayang-bayang bencana nuklir,” tegasnya, menyerukan aksi kolektif.
Ancaman ini semakin nyata dengan data terbaru dari para peneliti nuklir. Diperkirakan, jumlah hulu ledak nuklir yang siap digunakan di seluruh dunia telah meningkat dari 9.583 pada tahun 2024 menjadi 9.615 pada 2025. Dengan penambahan ini, total jumlah hulu ledak nuklir global kini mencapai angka mencengangkan 12.340 unit. Hingga Juni 2025, tercatat ada sembilan negara yang memiliki kapabilitas hulu ledak nuklir yang dapat digunakan: Rusia, Amerika Serikat, China, Prancis, Inggris, India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara.
