Australia Protes Keras Penembakan Jurnalisnya dengan Peluru Karet oleh Polisi AS di Los Angeles
Jakarta – Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, secara tegas menyuarakan keprihatinan mendalam dan protes resmi negaranya kepada Amerika Serikat terkait insiden penembakan seorang jurnalis Australia dengan peluru karet di Los Angeles. Insiden ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai keselamatan pers dan kebebasan jurnalis dalam menjalankan tugas peliputan di lapangan.
Dalam pernyataannya di National Press Club pada Selasa, 10 Juni 2025, Perdana Menteri Albanese menegaskan bahwa penargetan terhadap seorang jurnalis yang jelas teridentifikasi sebagai bagian dari media adalah tindakan yang tidak dapat diterima. “Bukan hal yang masuk akal jika seorang jurnalis yang meliput dengan jelas, dan teridentifikasi sebagai media dalam rekaman, menjadi sasaran peluru karet,” ujar Albanese, menambahkan, “Kami telah menyampaikan masalah ini kepada pemerintah AS. Kami tidak merasa dapat menerima kejadian itu.” Pernyataan ini menunjukkan sikap tegas Australia terhadap dugaan kekerasan terhadap jurnalisnya.
Rekaman video yang beredar luas semakin memperkuat argumen Albanese, dengan jelas menunjukkan seorang polisi AS mengarahkan senjatanya langsung ke arah Tomasi sebelum menembakkan proyektil. Visual tersebut mengindikasikan bahwa jurnalis tersebut menjadi target langsung, meskipun ia telah mengidentifikasi dirinya sebagai media.
Jurnalis yang menjadi korban dalam insiden mengkhawatirkan ini adalah Lauren Tomasi, seorang reporter veteran dari Channel Nine. Ia terkena tembakan peluru karet saat tengah meliput aksi protes yang memanas dan ricuh di Los Angeles pada hari Senin. Insiden ini menyoroti bahaya yang dihadapi para peliput berita di tengah kerusuhan.
Meski demikian, Albanese mengabarkan bahwa ia telah berbicara langsung dengan Tomasi, yang disebutnya “cukup tangguh” dan kini “baik-baik saja.” Namun, ia tidak menyembunyikan keterkejutannya terhadap rekaman insiden tersebut. “Rekaman itu mengerikan,” kata Albanese. “Itu adalah bukti seorang jurnalis Australia yang sedang menjalankan tugasnya dengan berani, yaitu berada di garis depan, di lingkungan yang penuh tekanan dan tidak nyaman.” Hal ini menggarisbawahi pentingnya peran jurnalis dalam menghadirkan informasi, terlepas dari risikonya.
Pihak Channel Nine sendiri telah merilis pernyataan resmi, memastikan bahwa Lauren Tomasi beserta operator kameranya berada dalam kondisi aman dan siap untuk “melanjutkan pekerjaan penting mereka meliput peristiwa ini.” Stasiun televisi tersebut juga menegaskan bahwa “insiden ini adalah pengingat yang gamblang tentang bahaya yang inheren bagi jurnalis saat meliput di garis depan protes, sekaligus menggarisbawahi peran krusial mereka dalam menyediakan informasi yang vital bagi publik.”
