Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, langsung meninjau lokasi kebakaran yang menghanguskan permukiman padat penduduk di RT 17 RW 04, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (8/6). Kejadian yang terjadi Jumat pukul 12.18 WIB itu mengakibatkan kerugian besar bagi sekitar 3.200 jiwa dari 800 kepala keluarga. Pramono mendistribusikan bantuan berupa paket kesehatan, perlengkapan bayi, pakaian, dan kebutuhan pokok lainnya kepada para korban yang sebagian besar telah mengungsi.
“Sekitar 1.900 jiwa telah berada di tempat pengungsian,” ungkap Pramono. Ia memastikan penanganan pasca kebakaran dilakukan secara maksimal dengan mengerahkan seluruh dinas terkait. Kerja sama dengan Wali Kota Jakarta Utara pun telah terjalin sejak hari sebelumnya. Meskipun secara umum kebutuhan makanan, minuman, dan kesehatan terpenuhi, warga mengeluhkan cuaca panas dan meminta tambahan kipas angin. Permintaan susu formula juga disampaikan, meskipun menurut Pramono, stok susu formula sudah tersedia dan PMI telah turut serta dalam pendistribusiannya. Pemerintah DKI Jakarta berkomitmen untuk memenuhi semua kebutuhan para korban.
Untuk mencegah kejadian serupa di permukiman padat penduduk, Pramono Anung kembali menekankan pentingnya program “1 RT 1 APAR”. Meskipun Pergub terkait telah ditandatangani, masih banyak RT yang belum memiliki alat pemadam api ringan. Ia berharap, paling lambat Agustus mendatang, setiap RT di Jakarta telah memiliki minimal satu unit APAR.
Kebakaran yang dilaporkan warga bernama Tuti itu membutuhkan waktu hampir 12 jam untuk dipadamkan. Unit pemadam pertama tiba di lokasi pukul 12.25 WIB. Api berhasil dilokalisir pada pukul 16.04 WIB, dan pendinginan dimulai pukul 16.11 WIB. Proses pemadaman baru dinyatakan selesai pukul 00.16 WIB, Sabtu dini hari, menurut Kasi Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara, Gatot Sulaeman. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi kebakaran di wilayah padat penduduk.