# Mengarungi Karibia: Kisah Perjalanan Bahagia ke Pulau Cayman dari Florida
Benua Amerika kembali menjadi saksi petualangan kami. Kali ini, sebuah perjalanan kapal pesiar mewah dari Florida mengantar kami berdua menuju keindahan Pulau Cayman yang memukau. Berlayar di atas lautan biru, menghirup udara laut yang segar, adalah pengalaman yang tak terlupakan. Burung-burung camar melayang bebas, sesekali menukik dan mengeluarkan suara khasnya, semakin menyemarakkan suasana. Semua terasa sempurna, apalagi didampingi oleh suami tercinta, menciptakan kebahagiaan yang tak terlukiskan dengan kata-kata.
Selama perjalanan, sambil saling menggenggam tangan, tak henti-hentinya kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan. Berkat kasih sayang dan limpahan berkat-Nya, kami berdua mendapatkan kesempatan istimewa ini untuk merasakan kenikmatan dan keindahan perjalanan yang sungguh luar biasa.
Setibanya di Pulau Cayman, semua penumpang turun dengan tertib setelah diberikan I.D. Card. Kartu ini berfungsi ganda, bukan hanya sebagai akses keluar masuk kapal pesiar, tetapi juga sebagai tiket masuk ke Pulau Cayman itu sendiri. Kami siap menjelajahi surga kecil ini.
Berada di Laut Karibia, wilayah ini dulunya dikenal sebagai sarang bajak laut yang menakutkan, menyimpan banyak kisah misteri di masa lalu. Namun, kini semuanya berbeda. Lautan Karibia telah bertransformasi menjadi tujuan favorit, ramai dikunjungi jutaan wisatawan mancanegara setiap tahunnya, membuktikan daya tarik Pulau Cayman yang tak terbantahkan.
Dari jutaan turis yang berkunjung, sebagian besar, sekitar 99%, memilih untuk menginap di George Town, yang merupakan ibu kota Grand Cayman. Kota ini dikenal sebagai pelabuhan tersibuk di kawasan tersebut, dengan rata-rata 22.000 turis singgah setiap harinya. Salah satu daya tarik utamanya adalah Seven Mile Beach, sebuah pantai yang secara konsisten diakui sebagai salah satu pantai terbaik di dunia, memamerkan pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih.
Kami pun turut serta dalam tur keliling Pulau Cayman, menikmati pemandangan dan melihat-lihat berbagai suvenir yang dijual. Harga-harga di sini memang terbilang sangat mahal, bahkan jika dibandingkan dengan di Australia. Sebagai kenang-kenangan bahwa kami pernah menginjakkan kaki di tanah Cayman, kami memutuskan membeli kaus bertuliskan ‘Cayman Island’, meskipun harganya bisa sepuluh kali lipat dari harga kaus yang biasa kami temukan di Yogyakarta. Uniknya, di Pulau Cayman ini tidak ada Kmart, McDonald’s, atau rantai restoran besar lainnya. Oleh karena itu, pilihan makanan mungkin terasa terbatas bagi sebagian orang, namun kami selalu memastikan untuk menyantap hidangan sepuasnya di restoran lokal yang tersedia.
Pulau Cayman sendiri terdiri dari tiga pulau utama: Grand Cayman (Pulau Cayman Besar), Little Cayman (Pulau Cayman Kecil), dan Cayman Brac. Menelusuri bentangan pantai yang berpasir putih di bawah hangatnya sinar matahari adalah pengalaman yang memukau dan tak terlupakan di setiap sudutnya.
Kesimpulan
Sepintas, menjalani hidup dengan bepergian dari satu negara ke negara lain mungkin terdengar sangat menyenangkan dan mudah. Namun, sesungguhnya, untuk mewujudkan impian seperti ini, kami berdua harus bekerja keras selama bertahun-tahun, dengan disiplin menghemat dan menabung demi mencapai cita-cita kami. Untuk perjalanan kali ini, kami sangat bersyukur karena tiketnya dibiayai oleh putri kami.
Seperti biasa, setiap kali berkunjung ke suatu negara, pasti ada sesuatu yang menjadi kenangan indah dan tak terlupakan sepanjang perjalanan hidup kami. Oleh karena itu, tak henti-hentinya kami bersyukur kepada Tuhan atas kelimpahan berkat dan kesempatan yang terus kami rasakan.
Terima kasih yang tulus kami sampaikan kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini. Semoga impian hidup Anda pun segera menjadi kenyataan, sebagaimana yang kami alami.
10 Juni 2025.
Salam saya,
Roselina.
