RAGAMHARIAN.COM – Kekalahan Manchester United dari Tottenham Hotspur dengan skor tipis 0-1 di final Liga Europa pada 21 Mei 2025 tidak hanya menghancurkan ambisi mereka meraih gelar, tetapi juga memicu efek domino yang mengguncang fondasi finansial dan masa depan klub. Dampaknya jauh melampaui lapangan, menimbulkan kerugian besar yang dapat memengaruhi strategi klub selama bertahun-tahun ke depan.
Kekalahan dari Tottenham langsung berdampak pada kepercayaan investor. Harga saham Manchester United merosot 7%, menguapkan nilai pasar sekitar $215 juta dalam hitungan jam. Penurunan ini menjadi tamparan keras bagi dua pemegang saham utama klub: keluarga Glazer dan miliarder Jim Ratcliffe. Reaksi pasar mencerminkan kekhawatiran terhadap prospek jangka pendek klub yang gagal memenuhi target prestasi dan finansial.
Tidak hanya kehilangan trofi, kekalahan ini juga membuat Man Utd gagal lolos ke Liga Champions musim 2025–2026. Absennya mereka dari kompetisi paling elit Eropa untuk musim kedua berturut-turut diperkirakan menghilangkan potensi pemasukan lebih dari $100 juta, termasuk dari hak siar UEFA, hadiah pertandingan, dan pendapatan tiket.
UEFA memberikan sekitar $2,4 juta untuk setiap kemenangan di fase grup dan bonus tambahan berdasarkan posisi klasemen serta pencapaian fase gugur. Dengan skema pembagian pendapatan baru, tim seperti Man Utd bahkan bisa meraup $140–$223 juta, tergantung performa. Gagal berpartisipasi berarti hilangnya salah satu sumber pemasukan terbesar klub.
Sebagai finalis yang kalah, Man Utd hanya menerima $8 juta, jauh di bawah hadiah $14,7 juta yang diterima Tottenham sebagai juara. Klub juga kehilangan peluang bersaing di Piala Super Eropa, yang berpotensi mendatangkan tambahan $5–$10 juta, baik dari hadiah uang maupun pendapatan komersial. Akumulasi kerugian dari satu pertandingan final ini saja mencapai puluhan juta dolar.
Kegagalan Man Utd mencapai Liga Champions berdampak langsung pada kontrak sponsor mereka. Salah satu produsen perlengkapan olahraga asal Jerman disebut akan menjatuhkan denda sebesar $13,4 juta sesuai klausul performa. Selain itu, daya tarik klub di pasar global juga diperkirakan menurun, memengaruhi penjualan merchandise dan kontrak kerja sama jangka panjang.
Dengan tekanan keuangan yang semakin besar, manajemen klub mulai mempertimbangkan langkah-langkah drastis. Bruno Fernandes, kapten tim, dikabarkan menjadi target klub Arab Saudi dengan nilai transfer lebih dari $100 juta. Ia juga diyakini siap hengkang jika klub membutuhkan dana segar. Tak hanya itu, rumor menyebutkan pemotongan gaji, pelepasan pemain cadangan, dan pembatasan rekrutmen pemain mahal.
Kondisi ini mempersulit pelatih Ruben Amorim untuk mendatangkan pemain top. Target utama seperti Viktor Gyökeres, pemimpin daftar Sepatu Emas Eropa, kemungkinan besar tidak akan didatangkan. Sebaliknya, Amorim harus mengandalkan talenta muda atau pemain yang kembali dari masa peminjaman seperti Jadon Sancho dan Marcus Rashford.
Krisis ini juga berdampak pada struktur organisasi klub. Dalam laporan keuangan terbaru, kerugian bersih Man Utd selama lima tahun terakhir mencapai $500 juta. Sebagai langkah efisiensi, pemilik saham mayoritas Jim Ratcliffe telah memberhentikan 250 karyawan dan berencana memangkas 200 staf lagi. Langkah-langkah ini mencerminkan skenario keuangan yang semakin kritis pasca-kekalahan.
Sementara Man Utd terpuruk, Tottenham menikmati momentum langka. Gelar Liga Europa pertama mereka sejak 2008 membuka jalan menuju Liga Champions dan Piala Super Eropa. Selain potensi pendapatan ratusan juta dolar, klub juga berpeluang meningkatkan nilai komersial, memperluas basis penggemar, serta menarik pemain bintang untuk memperkuat skuad musim depan.