Amerika Serikat secara resmi terlibat dalam konflik Iran-Israel. Pada Sabtu malam, 21 Juni 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan serangan sukses terhadap tiga fasilitas nuklir Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan. Serangan tersebut, yang melibatkan pesawat pembom B-2, terjadi di tengah pekan kedua konflik yang semakin memanas antara Iran dan Israel. Media pemerintah Iran telah mengkonfirmasi serangan tersebut.
Sebelum serangan ini, AS telah meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah secara signifikan. Hal ini termasuk pengerahan pesawat tempur F-16, F-22, dan F-35, serta penempatan ulang kapal induk USS Nimitz ke wilayah tersebut. Menteri Pertahanan Pete Hegseth membenarkan pengerahan ini, menekankan perlindungan pasukan AS sebagai prioritas utama. Langkah ini memperkuat postur pertahanan AS di kawasan yang tengah bergejolak.
Laporan dari Al Arabiya English sebelumnya menyebutkan penempatan pesawat pembom B-52 di Diego Garcia, pangkalan militer strategis di Samudra Hindia. Pesawat ini menggantikan pesawat B-2 yang sebelumnya digunakan untuk menargetkan gudang senjata Houthi di Yaman, menunjukkan peningkatan skala operasi militer AS di wilayah tersebut. Lebih dari selusin pesawat pengisian bahan bakar juga telah dikerahkan atau tengah menuju kawasan tersebut, menandakan dukungan logistik yang besar untuk operasi militer.
Pentagon juga mengambil langkah proaktif dengan memerintahkan dua kapal perusak di Laut Mediterania untuk mendekat ke wilayah Israel, menurut laporan Politico. Tujuannya adalah untuk melindungi aset-aset AS di kawasan tersebut. Sementara itu, Israel memanfaatkan sistem pertahanan udara AS untuk mencegat drone dan rudal Iran yang menargetkan infrastruktur sipilnya.
Kehadiran militer AS di Timur Tengah cukup besar. AS memiliki delapan pangkalan militer di delapan negara: Bahrain, Mesir, Yordania, Kuwait, Irak, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Al Jazeera melaporkan bahwa total jumlah pasukan AS di pangkalan-pangkalan ini mencapai antara 40.000 hingga 50.000 personel. Skala pengerahan ini menunjukkan komitmen AS yang besar dalam konflik yang semakin intensif ini.
Pilihan Editor: Siapa Bakal Menang dalam Perang Iran-Israel