Kelebihan dan Kekurangan Citroen C5 Aircross di Indonesia

Avatar photo

- Penulis Berita

Senin, 14 Juli 2025 - 09:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, KOMPAS.com – Kehadiran Citroen C5 Aircross sebagai sport utility vehicle (SUV) medium bergaya Prancis menjadi daya tarik tersendiri di pasar Indonesia.

Dengan banderol Rp 968 juta on the road DKI Jakarta, mobil ini tidak hanya menonjolkan desain khas Eropa, tetapi juga menghadirkan kenyamanan suspensi, fitur lengkap, serta performa mesin turbo yang mendukung penggunaan harian.

Di balik kap mesinnya, terpasang mesin 1.6L turbo bertenaga 165 daya kuda (dk) dan torsi 240 Nm, dipadukan dengan girboks otomatis 6-percepatan.

Baca juga: Cara Mudah Cek Kondisi AC Mobil Pakai Endoskopi

Desain Modern SUV Eropa

Dari sisi eksterior, C5 Aircross tampil berkarakter dengan grille ikonik, lampu LED DRL memanjang, dan desain bodi aerodinamis.

Platform yang digunakan adalah Efficient Modular Platform (EMP2) yang juga dipakai Peugeot 3008 dan 5008, sehingga mobil ini memiliki titik gravitasi rendah meski dimensinya bongsor.

Masuk ke kabin, C5 Aircross memadukan nuansa elegan dengan teknologi terkini.

Material soft touch, panoramic sunroof, wireless charger, dan Advanced Comfort Seats menjadi nilai jual utama untuk menunjang kenyamanan berkendara jarak dekat maupun jauh.

Fitur dan Mode Berkendara

Fitur keselamatan pun tergolong lengkap.

Baca juga: Kenapa Shock Motor Matik Sering Rusak?

Ada enam airbag, ABS, EBD, kontrol traksi, hingga bantuan pengemudi seperti lane departure warning, blind spot monitoring, dan adaptive cruise control.

Tersedia tiga mode berkendara: Eco, Normal, dan Sport.

Mode Eco membuat tarikan mesin halus dan hemat BBM, Normal menyeimbangkan efisiensi dan performa, sedangkan Sport memberikan respons gas lebih agresif dengan perpindahan gigi pada RPM tinggi.

Suspensi Khas Citroen

C5 Aircross dikenal dengan suspensi Progressive Hydraulic Cushions yang membuat bantingan terasa lembut.

Baca juga: Begini Aturan Beli Mobil Bekas di Jepang

Pengujian di jalan perkotaan Jakarta dengan banyak polisi tidur membuktikan bahwa redaman suspensi bekerja optimal, tetap empuk tanpa mengorbankan kestabilan pada kecepatan tinggi.

Tes Akselerasi

Dalam uji performa menggunakan perangkat Racelogic, diperoleh kecepatan 0-60 kpj pada mode Eco, dapat ditempuh dalam 5,7 detik dan 0–100 kpj dalam 12,1 detik.

Baca juga: Bahaya Abaikan Servis AC Mobil Meski Masih Terasa Dingin

Sementara untuk mode Sport, akselerasi membaik menjadi 5,4 detik (0–60 kpj) dan 11,4 detik (0–100 kpj).

Uji Konsumsi BBM

Redaksi Kompas.com juga melakukan uji konsumsi BBM di rute Cipinang–Alam Sutera yang melewati jalur perkotaan Jakarta pada jam pulang kerja, pukul 15.00 WIB.

Jalur padat ini mewakili kondisi lalu lintas harian.

Pengujian dilakukan tanpa trik khusus, di mana AC menyala, mode berkendara Normal, dan kabin diisi dua orang dewasa.

Mobil menggunakan bensin RON 92 Pertamina sesuai rekomendasi pabrikan.

Hasilnya, tercatat dalam jarak tempuh 75 km dengan konsumsi rata-rata 10,7 km per liter dan kecepatan rata-rata 24 kpj.

Angka ini masih tergolong kompetitif untuk SUV Eropa di kelasnya, yang umumnya mencatat 8–12 km per liter untuk penggunaan dalam kota.

Baca juga: Program LCGC Diperpanjang Hingga 2031, Apa Artinya?

Hasil Tes

  • Akselerasi 0–100 kpj: Mode Eco: 12,1 detik, mode Sport: 11,4 detik
  • Konsumsi BBM: 10,7 km per liter (MID)
  • Kecepatan rata-rata: 24 kpj
  • Rute tes BBM: Cipinang–Jalan DI Panjaitan–Tol Wiyoto Wiyono–Tol JORR–Tol Jakarta–Tangerang–Exit Alam Sutera (jalur kombinasi dalam kota)
  • Waktu tes: Pukul 15.00 WIB

Kesimpulan

Plus

  • Suspensi Progressive Hydraulic Cushions empuk dan nyaman, cocok untuk jalan bergelombang di Indonesia.
  • Pengendalian stabil dan mudah dikontrol meski bodi besar.
  • Kabin lega dan praktis, bagasi luas dengan Hands-Free Tail Gate.

Minus

  • Tarikan mesin terasa cukup saja, tidak istimewa di kelasnya.
  • Posisi fitur seperti cruise control butuh penyesuaian karena penempatannya tidak biasa.
  • Harga relatif lebih mahal dibanding kompetitor dari Asia dengan fitur setara.

Berita Terkait

Satria F150 Bekas Impian? Cek Dulu! Tips Aman Beli
GIIAS 2025: Rasakan Sensasi Jimny 5-Pintu, Ini Tipsnya!
GIIAS 2025 Dibuka! Saham Otomotif Terbang: Rekomendasi Analis Senin Ini
GIIAS 2024: Penyelamat Industri Otomotif di Tengah Krisis?
Baze Hadirkan Kabin Mewah Mercedes-Benz Sprinter di GIIAS 2025
Honda CUV e: Hadir di GIIAS 2025, Kini Diskonnya Cuma Rp 1 Juta!
Kenapa Piringan Cakram Rem Motor Berlubang?
Daihatsu Rocky Hybrid Resmi Diluncurkan, Buka Harga di Bawah Rp 300 Juta

Berita Terkait

Rabu, 27 Agustus 2025 - 08:36 WIB

Satria F150 Bekas Impian? Cek Dulu! Tips Aman Beli

Senin, 28 Juli 2025 - 20:32 WIB

GIIAS 2025: Rasakan Sensasi Jimny 5-Pintu, Ini Tipsnya!

Minggu, 27 Juli 2025 - 17:30 WIB

GIIAS 2025 Dibuka! Saham Otomotif Terbang: Rekomendasi Analis Senin Ini

Sabtu, 26 Juli 2025 - 23:59 WIB

GIIAS 2024: Penyelamat Industri Otomotif di Tengah Krisis?

Jumat, 25 Juli 2025 - 10:25 WIB

Baze Hadirkan Kabin Mewah Mercedes-Benz Sprinter di GIIAS 2025

Berita Terbaru

Cara Mengakses Kembali Kata Sandi X yang Lupa dengan Mudah (Pokok.id)

Teknologi

Cara Mengakses Kembali Kata Sandi X yang Lupa dengan Mudah

Jumat, 19 Sep 2025 - 09:31 WIB

Nonton Adik Ipar Memanjakanku Drama China

Hiburan

Nonton Adik Ipar Memanjakanku Drama China

Rabu, 3 Sep 2025 - 19:23 WIB

Hiburan

Seru Banget! Nonton Menaklukkan Suku Barbar Drama Cina

Selasa, 2 Sep 2025 - 08:39 WIB