Indonesia Butuh Rp245,26 Miliar untuk Bergabung dengan OECD
Indonesia tengah berupaya untuk bergabung dengan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), sebuah organisasi internasional yang terdiri dari negara-negara maju dengan ekonomi berpenghasilan tinggi. Proses ini membutuhkan investasi yang signifikan. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa total pendanaan yang dibutuhkan mencapai €13,62 juta atau sekitar Rp245,26 miliar (dengan kurs Rp18.000 per Euro).
Biaya aksesi ini akan dibayarkan secara bertahap selama tiga tahun, yaitu 2024-2026. Rinciannya, Rp50,99 miliar pada tahun 2024, Rp105,26 miliar pada tahun 2025, dan Rp89,01 miliar pada tahun 2026. Awalnya, pendanaan ini dianggarkan melalui Badan Kebijakan Fiskal. Namun, setelah dilakukan restrukturisasi, Direktorat Jenderal Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan (DJSPSK) Kemenkeu yang kini bertanggung jawab atas pembiayaan tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal SPSK, Masyita Crystallin, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI DPR pada Senin, 14 Juli 2025.
Langkah Indonesia untuk bergabung dengan OECD ditandai dengan penyerahan dokumen Initial Memorandum kepada OECD oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Paris, Prancis, pada 3 Juni 2025. Penyerahan ini merupakan momen bersejarah karena Indonesia menjadi negara ASEAN pertama yang berhasil menyerahkan dokumen tersebut dan menyelesaikan proses awal keanggotaan. Airlangga menekankan pentingnya langkah ini dalam konferensi pers daring pada 4 Juni 2025.
Proses aksesi ke OECD memang membutuhkan waktu yang cukup panjang, umumnya lima hingga sepuluh tahun. Airlangga mencontohkan Argentina yang telah menyerahkan Initial Memorandum sejak 2022 namun prosesnya masih berlangsung hingga saat ini. Dengan demikian, perjalanan Indonesia menuju keanggotaan penuh OECD masih panjang dan membutuhkan komitmen serta kerja keras dari berbagai pihak. Tim aksesi OECD yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2024, diketuai oleh Menko Perekonomian, akan menjadi kunci keberhasilan upaya ini.