Tim SAR gabungan terus menggenjot operasi pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Memasuki hari kedua pencarian pada Jumat (4/7), upaya evakuasi didukung penuh dengan pengerahan helikopter dan sejumlah kapal penyelamat, menandakan skala serius dari insiden maritim ini.
Tragedi ini bermula saat KMP Tunu Pratama Jaya, yang berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, mengalami musibah dan tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7) pukul 23.35 WIB atau Kamis (3/7) pukul 00.35 WITA. Insiden ini sontak memicu keprihatinan mendalam di kalangan publik.
Kapal yang mengangkut total 53 penumpang dan 12 kru ini diduga kuat tenggelam akibat kebocoran di ruang mesin, yang kemudian berujung pada terbaliknya kapal. Dari total orang di dalam kapal, 29 orang korban berhasil diselamatkan dan dievakuasi, sementara 6 orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Namun, kekhawatiran masih menyelimuti karena 30 orang lainnya hingga kini masih dalam pencarian, dengan kemungkinan adanya korban yang terjebak di dalam bangkai kapal.
Dengan skala dampak yang signifikan, upaya pencarian korban hilang masih terus diintensifkan. Tim gabungan berpacu dengan waktu untuk menemukan korban yang belum teridentifikasi, dengan harapan bisa meminimalisir angka kehilangan jiwa.
Sementara fokus pencarian terus berlanjut, pihak berwenang juga secara paralel melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap penyebab pasti tenggelamnya kapal. Penyelidikan ini diharapkan dapat memberikan kejelasan atas insiden tragis yang menimpa KMP Tunu Pratama Jaya.