RAGAMHARIAN.COM – Dalam beberapa hari terakhir, The Coffee House menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah sejumlah pelanggan melaporkan bahwa beberapa cabang kedai kopi tersebut menyegel atau mengganti soket listrik dengan port USB. Tindakan ini dinilai sebagai upaya untuk membatasi pelanggan yang duduk terlalu lama untuk bekerja atau belajar.
Fenomena ini menuai beragam reaksi dari warganet. Sebagian pelanggan, khususnya pelajar, pekerja lepas, dan karyawan kantoran, menyatakan ketidaknyamanannya. Mereka menilai bahwa soket listrik merupakan fasilitas penting di kedai kopi, terutama bagi mereka yang menjadikan tempat tersebut sebagai alternatif ruang kerja.
Sebaliknya, tidak sedikit pula yang mendukung langkah The Coffee House. Mereka berpendapat bahwa kebiasaan duduk berjam-jam dengan hanya membeli satu minuman dapat mengurangi produktivitas dan pendapatan usaha. Dalam pandangan ini, pihak manajemen memiliki hak untuk mengatur fasilitas sesuai dengan model bisnis mereka.
Menanggapi polemik yang berkembang, The Coffee House akhirnya memberikan pernyataan resmi melalui akun media sosial resminya pada 25 Mei 2025. Dalam pernyataan tersebut, manajemen menyampaikan bahwa penyesuaian ini bertujuan untuk menyegarkan ruang dan meningkatkan kenyamanan pengunjung.
Mereka menjelaskan bahwa pengaturan soket listrik kini disesuaikan berdasarkan fungsi area. Pelanggan yang membutuhkan akses listrik untuk bekerja akan diarahkan ke area yang lebih tenang, sementara area lainnya akan didesain khusus untuk bersantai atau berbincang tanpa terganggu oleh aktivitas kerja. Selain itu, pembatasan penggunaan soket listrik di sekitar area kasir juga diterapkan untuk alasan keamanan.
Manajemen juga menegaskan bahwa perubahan ini bersifat sementara dan dirancang agar tidak mengganggu operasional toko secara keseluruhan. Mereka meminta pengertian dari para pelanggan serta mengundang untuk berdiskusi secara langsung jika terdapat ketidaknyamanan.
Keputusan The Coffee House untuk membatasi fasilitas soket listrik memang menimbulkan dilema tersendiri. Di satu sisi, kenyamanan pelanggan merupakan faktor penting dalam menjaga loyalitas. Di sisi lain, manajemen perlu menyeimbangkan aspek kenyamanan dengan efisiensi bisnis dan perputaran pelanggan.
Dalam era digital saat ini, di mana kedai kopi sering kali berperan sebagai ruang kerja alternatif, fasilitas seperti koneksi internet dan soket listrik menjadi daya tarik utama. Oleh karena itu, strategi seperti ini memerlukan pendekatan yang hati-hati agar tidak berdampak negatif terhadap citra merek.