PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) Berbalik Untung Rp 3,3 Miliar di 2024, Fokus pada Efisiensi di Tengah Tantangan Penjualan
JAKARTA – PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) berhasil menorehkan pencapaian signifikan dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 3,3 miliar pada tahun buku 2024. Kinerja ini menandai pemulihan yang impresif, berbalik dari kerugian bersih Rp 17,31 miliar yang dicatat pada tahun 2023. Capaian ini menunjukkan ketahanan perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar.
Meskipun sukses membalikkan posisi *bottom line* menjadi profit, SIPD masih dihadapkan pada penurunan kinerja penjualan (*top line*). Penjualan bersih perseroan tercatat sebesar Rp 5,36 triliun pada tahun 2024, mengalami penurunan 11,99% secara *year-on-year* (YoY) dibandingkan Rp 6,09 triliun pada tahun sebelumnya.
Direktur Utama SIPD, Sungkono Sadikin, menjelaskan bahwa perbaikan kinerja finansial perusahaan terutama ditopang oleh efisiensi substansial dalam beban penjualan, umum, dan administrasi, serta optimalisasi beban keuangan. “Peningkatan penghasilan keuangan dibandingkan tahun sebelumnya juga berkontribusi terhadap kenaikan laba bersih,” ujar Sungkono dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) SIPD yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis (5/6).
Dominasi Segmen Pakan Ternak dalam Penjualan
Chief Financial Officer SIPD, Natanael Yuyun Suryadi, merinci kontribusi penjualan perseroan, di mana segmen pakan ternak menjadi penopang utama. Segmen pakan ternak menyumbang Rp 2,61 triliun (48,71%) dari total penjualan, diikuti oleh segmen pembibitan dan peternakan ayam sebesar Rp 1,51 triliun (28,24%), dan segmen ayam potong serta makanan beku dengan kontribusi Rp 1,24 triliun (23,06%).
Menghadapi Tantangan dengan Strategi Adaptif
Sepanjang tahun 2024, SIPD menghadapi berbagai tantangan makroekonomi dan operasional yang signifikan. Sungkono memaparkan, beberapa di antaranya meliputi fluktuasi harga bahan baku, termasuk bahan impor, pelemahan nilai tukar rupiah, ketidakpastian harga komoditas global, perubahan regulasi, serta penurunan daya beli masyarakat.
Untuk mengatasi rintangan ini, SIPD merespons dengan serangkaian strategi adaptif. Perusahaan melakukan efisiensi operasional melalui penerapan teknologi *smart farm* berbasis *Internet of Things* (IoT), penguatan sistem distribusi rantai dingin (*cold chain distribution*), serta inovasi dalam pengembangan produk dan digitalisasi strategi pemasaran.
Tidak Bagikan Dividen, Fokus pada Penguatan Modal Kerja
Meskipun kembali mencetak laba, RUPST SIPD memutuskan untuk tidak membagikan dividen tunai kepada pemegang saham. Sebagian dari laba bersih, yaitu Rp 665 juta, dialokasikan sebagai dana Cadangan. Sementara itu, sisa laba bersih dibukukan sebagai laba ditahan, yang akan digunakan sebagai tambahan modal kerja untuk mendukung operasional dan pengembangan bisnis perusahaan ke depan. Keputusan ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk memperkuat fondasi keuangan. Laba bersih per saham SIPD juga menunjukkan perbaikan drastis, melonjak menjadi Rp 1,81 pada 2024 dari kerugian Rp -11,1 per saham pada 2023.
Penguatan Kepemimpinan: Susunan Direksi dan Komisaris Baru
Dalam RUPST tersebut, para pemegang saham juga menyepakati perubahan susunan direksi dan komisaris untuk periode 2024–2027, bertujuan memperkuat jajaran kepemimpinan perusahaan.
Dewan Komisaris:
* Komisaris Utama & Independen: Antonious Joenoes Supit
* Komisaris: Eddy Tamboto
* Komisaris: Stephanie Verawaty Gondokusumo
* Komisaris: Theo Lekatompessy
Dewan Direksi:
* Direktur Utama: Sungkono Sadikin
* Direktur: Irvan Cahyana
* Direktur: Natanael Yuyun Suryadi
* Direktur: Kent Kurnadi Sarosa