Lawu: Panduan Lengkap Pendakian, Rute, Tips, dan Keindahan

Avatar photo

- Penulis Berita

Kamis, 10 Juli 2025 - 04:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Berikut adalah peningkatan artikel berita Anda:

*

Menjelajah Keindahan Puncak Lawu 3265 MDPL: Kisah Pendakian Tak Terlupakan via Cemoro Sewu**

Gunung Lawu, sang “gunung istirahat” yang berstatus aktif, selalu memancarkan pesona vulkaniknya yang misterius. Terhampar megah di perbatasan tiga kabupaten—Karanganyar (Jawa Tengah), Magetan, dan Ngawi (Jawa Timur)—puncaknya yang menjulang 3265 MDPL menjadi magnet bagi para pendaki, khususnya dari Jawa Tengah. Pada tanggal 20 Juni 2025, kami berkesempatan menjejakkan kaki di puncaknya, sebuah pengalaman yang akan terukir abadi.

Perjalanan epik ini kami mulai tepat pukul 8 pagi dari Basecamp Cemoro Sewu, ditemani empat rekan yang juga merupakan pendaki pemula di Lawu. Trek awal menuju Pos 1 memang cukup panjang, memakan waktu sekitar satu jam. Jalur yang masih landai didominasi bebatuan, dengan satu warung di bawah Pos 1 dan sumber mata air Sendang Penguripan yang jernih. Kami menikmati setiap langkah, diselimuti suasana hutan yang asri dan udara pegunungan yang sejuk. Sesekali, kami berinteraksi dengan satwa liar yang melintas, seperti monyet dan beragam jenis burung, menambah keajaiban petualangan kami.

Tiba di Pos 1 sekitar pukul 9 pagi, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak. Berhubung pendakian ini bertepatan dengan akhir pekan, jalur tampak ramai oleh pendaki lain yang antusias menikmati keindahan Lawu. Setelah rehat sekitar 10 menit, kami melanjutkan perjalanan. Trek bebatuan masih mendominasi, namun jalur dari Pos 1 menuju Pos 2 dikenal sebagai ruas terpanjang di jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu, dengan estimasi waktu 2-3 jam dan elevasi yang cukup menguras tenaga.

Prediksi itu memang benar. Perjalanan menuju Pos 2 terasa jauh dan melelahkan, namun suasana di sepanjang jalur begitu menyenangkan berkat interaksi dengan sesama pendaki dari berbagai daerah. Tak terasa, pukul 11 siang kami akhirnya tiba di Pos 2. Kami langsung merebahkan diri di area _shelter_. Di sini, kami menemukan warung yang menjajakan aneka makanan. Tanpa pikir panjang, kami memesan pecel seharga Rp15.000 per porsi untuk mengisi kembali energi. Saking nyamannya beristirahat, kami bahkan sempat tertidur pulas hingga pukul 2 siang, baru kemudian terbangun dan melanjutkan pendakian menuju Pos 3, yang diperkirakan memakan waktu 1-1,5 jam dengan langkah santai.

Trek dari Pos 2 menuju Pos 3 masih serupa, didominasi bebatuan dengan kemiringan yang terus menguras tenaga. Kami terpaksa beberapa kali berhenti untuk mengambil napas. Tanpa terasa, waktu menunjukkan pukul 3 sore, namun Pos 3 belum juga terlihat. Akhirnya, pada pukul 15.30 WIB, kami tiba di Pos 3 dan segera beristirahat di _shelter_. Sempat terlintas ide untuk mendirikan tenda di Pos 3, namun mengingat jarak menuju puncak masih jauh, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan setelah 15 menit berdiskusi dan mengumpulkan tenaga.

Perjalanan santai kembali kami mulai dari Pos 3. Trek menuju Pos 4 masih berupa bebatuan, namun kini dengan ukuran yang lebih besar dan kemiringan jalur yang lebih terjal, membuat kami sedikit frustrasi. Beban _carrier_ yang berat semakin menguras energi. Setelah sekitar satu jam menempuh jalur yang menantang ini, kami tiba di Pos 4 pada pukul 17.13 WIB. Dalam kondisi fisik yang sangat lelah dan langit yang mulai gelap, kami tidak berlama-lama istirahat karena area Pos 4 yang terbuka membuat angin dingin menerpa tanpa ampun. Kami pun bergegas melanjutkan perjalanan menuju Pos 5.

Meski lelah, _sunset_ dari Pos 4 sungguh memukau, dengan pemandangan Bukit Mongkrang yang menawan. Pemandangan indah ini membuat kami sering berhenti sejenak, menoleh ke belakang untuk mengagumi keagungannya, sehingga laju perjalanan menjadi lambat. Pukul 17.45 WIB, kami masih belum jauh dari Pos 4. Setelah sekitar 10 menit, trek kembali merapat namun berangsur landai, menawarkan “bonus” jalur yang lebih mudah. Meskipun hari sudah gelap, kami tetap menikmati perjalanan santai hingga pada pukul 18.19 WIB, kami tiba di Sumur Jalatundo, pertanda Pos 5 sudah di depan mata. Hanya berselang 7 menit berjalan dari Sumur Jalatundo, kami akhirnya mencapai Pos 5 Gunung Lawu via Cemoro Sewu.

Dalam kegelapan malam, rencana awal kami adalah mendirikan tenda di Pos 5. Namun, karena stok air kami sudah menipis dan tujuan awal kami adalah Sendang Drajat yang dikenal memiliki sumber air, kami memutuskan untuk terus melangkah. Langit semakin pekat, dan tak lama kemudian, hujan mulai membasahi jalur pendakian. Benar saja, baru beberapa menit berjalan dari Pos 5, hujan lebat mengguyur kami. Kami segera berhenti sejenak untuk mengenakan jas hujan. Sekitar 30 menit kemudian, kami akhirnya tiba di Sendang Drajat. Setelah beristirahat dan menunggu hujan reda, kami mulai mendirikan tenda pada pukul 20.04 WIB. Begitu tenda berdiri kokoh, kami langsung memulai kegiatan memasak sambil menyeruput kopi hangat. Di tengah dinginnya malam, kopi saset sederhana terasa begitu nikmat, menghangatkan tubuh dan suasana kebersamaan.

Pukul 10 malam, kami kembali masuk tenda dan beristirahat total, mempersiapkan diri untuk _summit_ esok pagi. Keesokan harinya, tepat pukul 8 pagi, kami memulai perjalanan menuju puncak. Dari Sendang Drajat, _summit_ memakan waktu sekitar satu jam. Setibanya di puncak, kami mengabadikan momen dengan berbagai foto dan video. Setelah puas mendokumentasikan keindahan puncak Lawu, kami memutuskan untuk turun menuju Hargo Dalem, tujuan tak terlewatkan untuk mencicipi kelezatan kuliner di Warung Mbok Yem, warung tertinggi di Indonesia yang berada di ketinggian sekitar 3150 MDPL.

Meski kini bukan lagi Mbok Yem yang menjaga warung legendaris itu, pengalaman bisa mencapai dan menikmati pecel di sana tetaplah menjadi kepuasan tersendiri. Dengan harga Rp25.000 per porsi, ini adalah harga yang sangat pantas untuk pengalaman tak ternilai yang kami dapatkan. Setelah puas menyantap pecel dan beristirahat, kami kembali ke tenda di Sendang Drajat. Sekitar pukul 12.00, kami tiba di tenda, hanya untuk beristirahat sebentar sebelum akhirnya berkemas dan memutuskan untuk langsung turun. Tepat pukul 1 siang, kami pun memulai perjalanan turun dari Sendang Drajat.

Setiap batu yang kami pijak di sepanjang jalur pendakian Gunung Lawu adalah kenangan yang sarat makna. Kisah pendakian yang melelahkan ini terbayar lunas oleh pemandangan luar biasa yang tersaji. Perjalanan yang dimulai dari pagi hari, diiringi _sunset_ yang menawan, dilanjutkan dengan hujan dan dinginnya malam, semuanya tergantikan oleh hangatnya teh di Warung Mbok Yem. Bersama tim yang hebat, perjalanan ini menjadi lebih menyenangkan. Berdiri di atas Puncak Gunung Lawu adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Bahu yang pegal dan kaki yang lelah menopang setiap langkah, semua terukir indah menjadi kenangan abadi di puncak Lawu. Terima kasih, Gunung Lawu 3265 MDPL!

Berita Terkait

Sambil Minum Es Kelapa Muda dan Gorengan Bisa Melihat Teluk Youtefa
Ini 4 Rekomendasi UNESCO agar Geopark Kaldera Toba Kembali Dapat Kartu Hijau
Angel Karamoy Pamer Pesona di Toscana Valley Thailand: Intip 8 Potretnya!
10 Kesalahan Traveler di Jepang: Hindari Ini Biar Liburan Lancar!
Sukabumi: 5 Tempat Wisata Terbaik untuk Liburan & Refreshing
Maskapai Terbersih Dunia 2025: Asia Juara!
Menjelajahi Keindahan Bandung: Surga Tersembunyi untuk Para Petualang
9 Destinasi Wisata Halal di New Zealand untuk Liburan Keluarga

Berita Terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 13:39 WIB

Sambil Minum Es Kelapa Muda dan Gorengan Bisa Melihat Teluk Youtefa

Kamis, 10 Juli 2025 - 11:54 WIB

Ini 4 Rekomendasi UNESCO agar Geopark Kaldera Toba Kembali Dapat Kartu Hijau

Kamis, 10 Juli 2025 - 08:24 WIB

Angel Karamoy Pamer Pesona di Toscana Valley Thailand: Intip 8 Potretnya!

Kamis, 10 Juli 2025 - 08:10 WIB

10 Kesalahan Traveler di Jepang: Hindari Ini Biar Liburan Lancar!

Kamis, 10 Juli 2025 - 04:05 WIB

Lawu: Panduan Lengkap Pendakian, Rute, Tips, dan Keindahan

Berita Terbaru

Entertainment

Kimova Gemas! 7 Potret Ekspresi Anak Kevin Aprilio yang Bikin Meleleh

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:02 WIB