Petualangan di Vietnam: Mengatasi Mata Kering Saat Traveling
Liburan dua minggu menjelajahi Vietnam—dari Hanoi yang menawan hingga Ho Chi Minh City yang modern, termasuk keindahan Sapa dan pesona Da Nang—menjadi pengalaman tak terlupakan. Perjalanan ini menandai kembalinya saya ke Vietnam setelah sepuluh tahun, dan saya terkesima dengan perkembangan pesatnya. Namun, di balik keindahannya, ada satu hal yang sedikit mengganggu: mata kering.
Ho Chi Minh City, yang dulu saya ingat sebagai kota tua, kini dipenuhi gedung pencakar langit. Hanoi pun berubah drastis, kini menawarkan banyak hotel nyaman dengan harga terjangkau dan transportasi umum yang mudah diakses. Perubahan ini sungguh menakjubkan! Namun, perjalanan panjang dan padat ini ternyata berdampak pada kesehatan mata saya.
Awalnya, rasa perih dan gatal di mata saya anggap hanya kelelahan. Namun, gejala tersebut semakin parah, terutama setelah perjalanan panjang dengan kereta malam dari Hanoi ke Da Nang, dilanjutkan penerbangan ke Ho Chi Minh City. Duduk dekat jendela bus atau di bawah AC hotel juga memperburuk kondisi mata saya. Mata terasa seperti ada pasir, kadang berair terus menerus, sulit fokus, bahkan memerah saat bangun tidur. Saya menyadari, ini bukan sekadar mata lelah, melainkan mata kering akibat perjalanan.
Mengapa Traveling Bisa Menyebabkan Mata Kering?
Setelah berdiskusi dengan teman dan membaca beberapa referensi, saya memahami bahwa mata kering saat traveling cukup umum. Beberapa faktor penyebabnya saya alami sendiri di Vietnam:
1. Udara Kering: Udara kering di dalam kabin pesawat (kelembapan bisa turun hingga 10-20%), bus malam, dan kereta sleeper train, terutama jika langsung terpapar AC, menjadi penyebab utama mata kering. Tidur di dekat ventilasi AC semakin memperparah kondisi ini.
2. Angin dan AC: Di Sapa, kombinasi udara kering dan angin gunung membuat mata saya terasa sangat kering. AC hotel yang menyala sepanjang malam juga memperburuk keadaan, sehingga pagi harinya mata terasa seperti habis menangis semalaman.
3. Terlalu Lama Melihat Layar: Menatap layar ponsel dan kamera berjam-jam untuk mengabadikan momen, mengecek peta, atau mengunggah cerita Instagram, membuat mata tegang dan mengurangi frekuensi berkedip. Perjalanan kereta malam Hanoi-Da Nang yang memakan waktu lebih dari 13 jam, di mana saya menghabiskan waktu menonton film di ponsel, menjadi contoh nyata.
4. Dehidrasi: Cuaca panas di Hanoi dan Ho Chi Minh City membuat saya banyak berkeringat. Karena malas bolak-balik ke toilet umum, saya mengurangi minum air, yang ternyata berdampak pada mata. Dehidrasi ringan dapat mengurangi produksi air mata.
Tips Mencegah dan Mengatasi Mata Kering Saat Traveling
Dari pengalaman ini, saya menciptakan “ritual perawatan mata” selama perjalanan:
1. Bawa Tetes Mata: Membawa tetes mata seperti Insto Dry Eyes (7,5ml) sangat membantu. Saya meneteskannya sebelum naik pesawat atau setelah menatap layar dalam waktu lama. Insto Dry Eyes mengandung bahan aktif yang memberikan efek pelumas seperti air mata, meringankan iritasi, dan praktis dibawa kemana-mana.
2. Gunakan Kacamata Hitam: Kacamata hitam melindungi mata dari debu, angin, dan sinar matahari langsung. Meskipun saya berkacamata, kacamata hitam sangat bermanfaat dalam situasi ini.
3. Masker Mata Saat Tidur: Masker mata melindungi mata dari terpaan AC, mencegah mata kering saat bangun tidur, terutama di hotel dengan AC sentral atau bus malam.
4. Minum Air Secara Rutin: Membawa botol minum dan minum sedikit tapi sering menjaga hidrasi tubuh dan mencegah mata kering.
5. Batasi Waktu Layar: Mengatur waktu penggunaan layar dengan timer 20 menit dan istirahat sejenak membantu mengurangi ketegangan mata.
Insto Dry Eyes: Teman Setia Perjalanan
Insto Dry Eyes menjadi penyelamat selama perjalanan di Vietnam. Mudah didapat di apotek, minimarket, atau e-commerce, ukurannya yang kecil menjadikannya teman perjalanan yang ideal. Kini, “kit khusus mata” saya selalu ada di tas: tetes mata, masker mata, kacamata hitam, dan botol minum. “Tetesin dulu Insto-nya, baru lanjutin jalan-jalannya!” itulah mottonya.