UEFA dan IFAB Klarifikasi Aturan Penalti Ganda: Gol Alvarez Seharusnya Sah!
Insiden penalti Julian Alvarez dalam laga Atletico Madrid vs Real Madrid di Liga Champions Maret lalu memicu kontroversi dan akhirnya melahirkan klarifikasi aturan dari UEFA dan IFAB (International Football Association Board). Aturan baru ini memastikan bahwa gol penalti yang tercipta meski bola menyentuh kaki penendang dua kali secara tak sengaja, tetap sah.
Sebelumnya, gol Alvarez dianulir karena dianggap melanggar aturan “double touch,” meski sentuhan kedua terjadi tanpa disengaja akibat pemain tersebut terpeleset saat melakukan tendangan. Keputusan ini membuat Atletico Madrid tersingkir dari kompetisi. IFAB mengakui bahwa situasi ini belum diatur secara eksplisit dalam Hukum 14 tentang tendangan penalti, menyebabkan wasit cenderung menjatuhkan hukuman meski tanpa unsur kesengajaan.
Dalam surat edaran resmi yang dikeluarkan pada 5 Juni, IFAB menjelaskan bahwa Hukum 14 sebenarnya bertujuan untuk menindak sentuhan ganda yang disengaja, bukan yang tidak disengaja seperti kasus Alvarez. Aturan baru ini pun secara tegas menyatakan: Jika penalti menghasilkan gol setelah sentuhan ganda tak disengaja, gol tersebut sah dan tidak perlu diulang.
Namun, perlu dicatat bahwa aturan ini hanya berlaku jika penalti menghasilkan gol. Sentuhan ganda yang tidak menghasilkan gol tetap dianggap gagal. Dalam adu penalti, tendangan tersebut tetap dicatat sebagai gagal. Sementara itu, jika terjadi dalam waktu normal atau perpanjangan waktu, wasit akan memberikan tendangan bebas kepada tim bertahan.
Aturan yang diperbarui ini akan diterapkan pertama kali pada pertandingan UEFA Nations League antara Jerman dan Portugal di Munich. Aturan ini juga akan berlaku di Piala Dunia Antarklub yang dimulai pada 14 Juni di Amerika Serikat, turnamen yang juga diikuti Atletico Madrid.
IFAB, badan pembuat aturan sepak bola dunia yang terdiri atas FIFA dan empat federasi sepak bola Britania Raya, telah meresmikan perubahan ini. Perubahan aturan tersebut disahkan melalui voting, dengan enam dari delapan suara diperlukan untuk persetujuan. FIFA memiliki empat suara, sementara masing-masing federasi Britania Raya memiliki satu suara. Keputusan ini diharapkan dapat memberikan kepastian dan keadilan dalam penerapan aturan tendangan penalti di masa mendatang.