Logam Industri 2024: Analisis Fluktuasi & Prospek Terkini

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 29 Juni 2025 - 22:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga Logam Industri: Aluminium, Timah, dan Nikel Melonjak di Tengah Ketidakpastian Global, Bagaimana Prospeknya?

JAKARTA – Di tengah gejolak dan ketidakpastian ekonomi global, pasar komoditas logam industri justru menunjukkan tren yang mengejutkan. Harga aluminium, timah, dan nikel belakangan ini menguat signifikan, menawarkan secercah harapan di tengah bayang-bayang risiko fluktuasi. Namun, prospek jangka panjang komoditas vital ini tetap dibayangi oleh sejumlah faktor krusial yang dapat memengaruhi pergerakannya.

Data terbaru dari Trading Economics menunjukkan kenaikan harga yang impresif pada akhir perdagangan Jumat (27/6). Harga aluminium melonjak 2,14% dalam sepekan terakhir, mencapai level US$ 2.598,8 per ton. Tak kalah menawan, harga timah menguat tajam 4,21% menjadi US$ 33.794 per ton, sementara nikel juga menunjukkan performa positif dengan kenaikan 1,43% ke level US$ 15.230 per ton.

Menurut Sutopo Widodo, Presiden Komisioner HFX International Berjangka, lonjakan harga logam industri ini utamanya dipicu oleh sentimen optimis pasar terhadap prospek pemulihan ekonomi global, khususnya di sektor manufaktur dan konstruksi pada negara-negara konsumen utama. Selain itu, gangguan pasokan di beberapa wilayah kunci turut memperketat ketersediaan bahan baku, sehingga mendorong harga naik. Sutopo memproyeksikan momentum penguatan ini dapat berlanjut hingga akhir tahun, meskipun dengan variasi laju pertumbuhan untuk masing-masing komoditas. Ia menjelaskan, permintaan stabil dari industri otomotif dan konstruksi, ditambah kendala pasokan, menjadi pendorong utama bagi aluminium. Sementara itu, nikel diuntungkan oleh lonjakan permintaan dari sektor baterai kendaraan listrik. Adapun timah, meskipun pasokannya relatif terbatas, permintaannya tetap konsisten dari industri elektronik.

Namun demikian, tidak semua pihak seoptimis itu. Lukman Leong, Analis Doo Financial Futures, memberikan pandangan yang lebih hati-hati. Ia menyoroti bahwa kenaikan harga ini masih rentan untuk berbalik arah, dan pergerakan harga selama sepekan terakhir cenderung bersifat spekulatif. Salah satu faktor risiko utama yang disoroti Lukman adalah akan berakhirnya masa penundaan tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam waktu dekat. Hal ini diperkirakan akan kembali menjadi sorotan utama investor di pekan mendatang.

Lebih lanjut, Lukman juga membandingkan kondisi ini dengan pergerakan komoditas logam mulia. Ia mengamati bahwa logam semi-mulia yang memiliki fungsi industri, seperti perak dan platinum, masih menunjukkan tren kenaikan berkat permintaan industri yang kuat. Sementara itu, koreksi harga emas ia pandang sebagai fase konsolidasi setelah lonjakan signifikan yang terjadi sepanjang tahun lalu dan awal tahun ini.

Secara keseluruhan, prospek harga logam industri ke depan diperkirakan akan tetap rentan terhadap fluktuasi, sangat bergantung pada dinamika dan perkembangan ekonomi global. Perbedaan pandangan antara para analis pun menjadi indikasi ketidakpastian ini. Lukman Leong memproyeksikan harga aluminium akan bergerak dalam kisaran US$ 2.300 per ton hingga akhir tahun 2025. Untuk timah, ia memperkirakan kisaran US$ 30.000 – US$ 32.000 per ton, dan nikel di kisaran US$ 15.000 – US$ 15.500 per ton.

Di sisi lain, Sutopo Widodo memberikan proyeksi yang lebih optimis untuk periode yang sama. Ia memperkirakan harga aluminium dapat mencapai kisaran US$ 2.800 per ton. Sedangkan timah berpotensi bergerak antara US$ 33.000 – US$ 34.500 per ton, dan nikel diproyeksikan berada di kisaran US$ 16.000 – US$ 17.500 per ton. Perbedaan proyeksi ini menunjukkan kompleksitas pasar dan pentingnya memantau faktor-faktor pendorong serta risiko yang ada.

Berita Terkait

Rupiah Spot Dibuka Melemah Tipis ke Rp 16.200 Per Gram Pada Hari Ini (30/6)
IHSG Dibuka Melemah ke 6.886,6 di Pagi Ini (30/6), Terseret Sektor Keuangan
Efek Gencatan Iran-Israel ke IHSG: Cek Saham CTRA, ASSA & AMMN
Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah pada Hari Ini (30/6)
Intip Rekomendasi Saham Pilihan dan Prospek Sektor Konsumsi di Semester II-2025
Cermati Saham-Saham yang Paling Banyak Dilego Asing Selama Sepekan Terakhir
Ini Sebabnya Jangan Pakai Per CVT Terlalu Keras di Motor Matic Standar
Saham Pilihan Asing: Potensi Cuan Minggu Ini?

Berita Terkait

Senin, 30 Juni 2025 - 10:03 WIB

Rupiah Spot Dibuka Melemah Tipis ke Rp 16.200 Per Gram Pada Hari Ini (30/6)

Senin, 30 Juni 2025 - 08:46 WIB

Efek Gencatan Iran-Israel ke IHSG: Cek Saham CTRA, ASSA & AMMN

Senin, 30 Juni 2025 - 08:24 WIB

Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah pada Hari Ini (30/6)

Senin, 30 Juni 2025 - 07:29 WIB

Intip Rekomendasi Saham Pilihan dan Prospek Sektor Konsumsi di Semester II-2025

Senin, 30 Juni 2025 - 06:12 WIB

Cermati Saham-Saham yang Paling Banyak Dilego Asing Selama Sepekan Terakhir

Berita Terbaru

Travel

Rekomendasi Tempat Wisata Anak untuk Libur Sekolah 2025

Senin, 30 Jun 2025 - 10:16 WIB

Fashion And Style

5 Warna Dasi yang Cocok untuk Kemeja Merah, Tampil Elegan!

Senin, 30 Jun 2025 - 10:09 WIB