Ragamharian.com Mantan pembalap MotoGP yakni Jorge Lorenzo menyoroti perbedaan antara dua pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia dan Marquez.
Lorenzo mengomentari penampilan Bagnaia dan Marquez selama balapan hari Minggu di Sirkuit Mugello, Italia.
Juara dunia MotoGP tiga kali itu mengaku terkejut dengan balapan dan hasil akhir pada MotoGP Italia 2025.
Bagnaia mampu memberikan perlawanan selama tujuh putaran awal ketika menghadapi tekanan dari Marquez bersaudara.
Namun, kecepatan pembalap tuan rumah itu mulai menurun dan bahkan gagal untuk naik podium.
Hasil yang tentu mengecewakan bagi pembalap asal Turin itu yang gagal naik podium usai sebelumnya menjadi pemenang dalam tiga edisi terakhir GP Italia.
“Ketika ban depan habis, saya mundur. Saya mampu mendekati Alex tetapi tidak dapat menyerangnya,” kata Bagnaia dikutip RAGAMHARIAN.COM dari Motorsport.
“Saya marah, karena saya tahu saya dapat memenangkan balapan, tetapi saya merasa tidak mampu melakukannya,” ujarnya.
Situasi serupa sebenarnya dialami Marquez tetapi jauh lebih baik daripada Bagnaia walau dengan kondisi ban yang sudah aus.
Pasalnya, Bagnaia dan Marquez juga sama-sama menggunakan ban belakang lunak dan ban depan medium.
Fakta di Balik Finis 10 Besar pada Moto2 Americas, Update Cedera Mario Aji dan Perkiraan Kembali Balapan
Marquez berhasil menang dengan gap 1,942 detik atas pembalap yang finis kedua, Alex Marquez (BK8 Gresini Racing).
“Saya terkejut dengan hasil akhir, jarak yang sangat jauh yang diraih Marc di akhir balapan,” kata Lorenzo, dilansir RAGAMHARIAN.COM dari Motosan.
“Dia (Marquez) masih jauh lebih baik dengan ban yang sudah aus, dia jauh lebih baik dari yang lain, dia sangat bagus dalam mengelola ban,” jelas Lorenzo.
Sebaliknya, Lorenzo mengira Bagnaia akan memberikan perlawanan sampai akhir balapan.
Namun, Bagnaia sudah tak mampu lagi merespons saat balapan belum genap berlangsung 10 putaran.
“Saya pikir Pecco akan memberikan perlawanan lebih hingga akhir balapan,” ucap Lorenzo.
“Dia memberinya 5, 7, 8 lap yang sangat kami nikmati.”
“Dalam balapan Sprint kami sudah memiliki dua atau tiga tikungan pertarungan tiga kali lipat yang sangat kami nikmati.”
“Dan kami tidak berharap balapan hari Minggu akan lebih baik dan lebih lama dari itu, tetapi begitulah yang terjadi,” kata Lorenzo.
Lorenzo juga mengenang bahwa Bagnaia di lintasan kandangnya hampir saja meraih pole position.
Bagnaia hanya kalah cepat 0,059 detik dari Marquez yang mencetak pole position pada sesi kualfikasi.
Namun, Bagnaia disebut masih kurang cukup kuat di atas motornya.
“Saya pikir kedua hal tersebut saling melengkapi, bahwa Marc lebih unggul dan Pecco dengan GP25-nya masih kurang,” ujar Lorenzo.
Selain kecerdasan Marquez dalam mengelola ban.
Lorenzo menjelaskan bahwa perbedaan antara Marquez dan Bagnaia terlihat ketika keduanya terlibat kontak di awal lomba.
Adapun Bagnaia juga pembalap sensitif yang harus membutuhkan motor yang sempurna untuk meningkatkan performanya.
“Kami melihat Pecco berada di posisi Marc. Dengan kata lain, sama agresifnya dengan Marc,” kata Lorenzo.
“Dan Marc sangat konservatif, sangat tenang, dan sangat cerdas untuk tidak melakukan kesalahan dalam pertarungan itu.”
“Ia (Marquez) tahu bahwa pada saat terjadi sentuhan dan kontak, ada banyak risiko kecelakaan. Dan itulah yang ingin dia hindari.”
“Jadi dia berkata, saya akan tetap di belakang. Dan kemudian, di lap-lap berikutnya, biarkan ritme yang menghitung, biarkan ritme yang berbicara,” ujar Lorenzo.
“Ada dua tipe pembalap. Dalam arti sensitif atau tidak sensitif. Stoner, Marc, Capirossi. Capirossi selalu di luar kendali dengan motor apa pun yang Anda berikan padanya.”
“Dan Biaggi baik-baik saja dengan motor apa pun. Aku sangat sensitif. Pecco sangat sensitif. lalu ada pembalap yang membutuhkan segalanya sempurna untuk mendapatkan yang terbaik dari mereka,” tutur Lorenzo.
MotoGP Italia Tergeser di Indonesia usai Tak Disiarkan Langsung TV Nasional, Presiden IRTA Harapkan Era Valentino Rossi Kembali