Megahnya Allianz Arena diselimuti euforia membuncah setelah Paris Saint-Germain (PSG) sukses menuntaskan penantian panjang mereka. Dini hari Minggu (1/6), di bawah sorotan lampu stadion, PSG secara perkasa meraih gelar Liga Champions setelah melibas Nerazzurri, Inter Milan, dengan skor telak 5-0.
Namun, di tengah gelombang selebrasi kemenangan Liga Champions dan pesta gol ke gawang Inter Milan, ada satu momen yang jauh lebih dalam dan menyentuh hati. Sosok di balik gemilangnya performa PSG, Luis Enrique, sang pelatih, terlihat mengenakan kaus berwarna hitam khusus setelah pertandingan, sebuah persembahan untuk mengenang putri tercintanya, Xana.
Saat para pemain PSG larut dalam euforia juara Liga Champions, Luis Enrique justru memilih untuk mengganti kausnya. Pelatih asal Spanyol ini kemudian muncul dengan kaus hitam yang gambarnya langsung menarik perhatian. Menurut laporan Bolavip, meskipun tulisan di kaus itu sulit terbaca, ilustrasi di bagian depan sangat jelas: potret sang putri, Xana, sedang menggenggam bendera PSG. Ini adalah penghormatan yang sangat halus namun mendalam dari seorang ayah.
Xana, putri tercinta Luis Enrique, berpulang pada akhir Agustus 2019 akibat kanker tulang. Kepergiannya menjadi duka mendalam, namun juga sumber kekuatan yang tak pernah pudar bagi Enrique. Dalam setiap kesempatan, sang pelatih selalu menjadikan Xana sebagai penyemangat utamanya, bahkan ketika ia sukses membawa Barcelona meraih gelar Liga Champions pada 2015 silam.
Kini, enam tahun setelah kehilangan yang menyayat hati itu, Luis Enrique kembali mengukir sejarah dengan membawa PSG meraih kejayaan. Namun, bagi sang pelatih, kemenangan ini jauh melampaui sekadar trofi. Ini adalah penegasan abadi akan cinta seorang ayah yang tak pernah luntur. “Dia selalu ada bersamaku. Kemenangan ini pun, untuknya,” tutur Enrique singkat di tengah hingar-bingar perayaan juara Liga Champions.
Sebagai bentuk dedikasi abadi, Luis Enrique juga mendirikan Fundacion Xana, sebuah yayasan yang didedikasikan untuk membantu anak-anak dan remaja yang berjuang melawan penyakit serius. Dari puncak kejayaan di Eropa hingga kedalaman duka yang tak pernah pudar, kisah Luis Enrique pada malam kemenangan Liga Champions ini menunjukkan bahwa sepak bola bukan hanya tentang strategi atau skor. Ini adalah tentang kenangan, kehilangan, dan cinta yang tak akan pernah padam.