Sebuah insiden mengejutkan mewarnai turnamen catur elite Norway Chess 2025 di Stavanger, Norwegia, pada Senin, 2 Juni. Mantan juara dunia catur, Magnus Carlsen, tertangkap kamera menggebrak meja dengan luapan emosi setelah menelan kekalahan pahit dari juara dunia catur klasik saat ini, Gukesh Dommaraju. Kekalahan tersebut terjadi dalam sebuah duel catur klasik yang intens.
Duel antara Carlsen dan Gukesh berlangsung sangat ketat. Sejatinya, pecatur legendaris asal Norwegia itu mendominasi sebagian besar jalannya pertandingan dan berada di posisi unggul. Namun, seperti yang sering terjadi dalam catur klasik tingkat tinggi, tekanan waktu yang terus memburuk mendorong Carlsen melakukan sebuah blunder krusial. Kesalahan tak terduga inilah yang dengan cekatan dimanfaatkan Gukesh Dommaraju untuk membalikkan keadaan dan merebut kemenangan.
Kekalahan ini bukan sekadar kekalahan biasa bagi Carlsen. Ini adalah kali pertama ia takluk di tangan Gukesh Dommaraju dalam format catur klasik, sebuah rekor yang turut memicu luapan emosi Carlsen. Tanpa ragu, ia menghentakkan tangannya ke meja, menyebabkan bidak-bidak catur berserakan, sebuah pemandangan yang jarang terlihat dari pecatur sekaliber dirinya.
Meski diliputi kekesalan, Carlsen dengan cepat menjabat tangan Gukesh sebagai bentuk sportivitas. Namun, dengan raut wajah yang masih menunjukkan kekecewaan mendalam, ia segera meninggalkan arena, sempat menepuk punggung pecatur muda asal India yang baru saja mengalahkannya itu.
Gukesh Dommaraju sendiri, yang baru berusia 19 tahun, mengaku terkejut dengan reaksi emosional lawannya. Dikutip dari Chess.com, ia menyatakan, “Bukan cara yang saya harapkan untuk menang, tapi ya… saya akan menerimanya.” Dengan nada pengertian, Gukesh menambahkan, “Saya juga pernah memukul beberapa meja dalam karier saya,” menunjukkan bahwa ia memahami tekanan yang dialami Carlsen.
Kemenangan dramatis ini semakin memperkuat posisi Gukesh Dommaraju sebagai bintang baru yang bersinar di kancah catur dunia. Ia sebelumnya telah mencetak sejarah gemilang pada tahun 2024 dengan menjadi juara dunia termuda dalam format klasik, setelah menaklukkan Ding Liren dalam kejuaraan yang sangat dinanti.
Insiden dan kekalahan dari Gukesh ini juga kembali memicu pertanyaan tentang motivasi Magnus Carlsen dalam bermain catur klasik. Carlsen, yang kini berusia 34 tahun, secara terbuka mengungkapkan bahwa ia lebih menikmati format Freestyle Chess atau Chess960. Dalam format inovatif ini, posisi bidak di baris belakang diacak, secara efektif menghilangkan dominasi persiapan berbasis komputer yang kerap membebani catur klasik. Carlsen menegaskan, “Kalau kalah dalam sesuatu yang benar-benar saya nikmati, itu terasa lebih mudah. Tapi kalau seperti kemarin, saya cuma bertanya-tanya, ‘kenapa saya masih memainkan ini? Apa gunanya?’” Kata-kata ini mencerminkan kejenuhan dan keraguan mendalam yang ia rasakan terhadap catur klasik.
Bukan rahasia lagi, Carlsen telah mundur dari mempertahankan gelar juara dunia catur klasik pada tahun 2023, dengan alasan utama hilangnya motivasi. Sejak saat itu, fokusnya beralih ke turnamen Freestyle Chess. Ia bahkan sempat absen dari kompetisi catur klasik sejak Olimpiade Catur pada September tahun lalu, menunjukkan dedikasinya yang bergeser.
Norway Chess 2025 sendiri merupakan salah satu turnamen catur elite paling bergengsi di dunia, yang secara rutin mempertemukan para pecatur terbaik global seperti Gukesh Dommaraju, Magnus Carlsen, Hikaru Nakamura, dan Alireza Firouzja. Ajang ini sekaligus menjadi penanda kembalinya Carlsen ke kompetisi catur standar setelah absen sejak Olimpiade Catur pada September tahun lalu, menjadikan kekalahannya ini semakin disorot.