Ragamharian.com – Manuel Gonzales, pimpinan klasemen Moto2 2025, menjelma sebagai figur yang memiliki ambisi melampaui batas. Pepatah ‘dikasih hati minta jantung’ sangat pas untuk menggambarkan dirinya, namun bukan dalam konotasi negatif. Justru, pembalap muda ini hadir dengan ide brilian yang berpotensi merevolusi masa depan MotoGP.
Keberuntungan menghampiri Gonzales ketika ia mendapatkan kesempatan berharga untuk berpartisipasi dalam tes MotoGP yang diselenggarakan di Motorland Aragon. Pembalap berpaspor Spanyol itu diundang langsung oleh Davide Brivio dari tim Trackhouse Racing untuk menguji performa motor Aprilia RS-GP, sebuah pengalaman yang sangat langka bagi pembalap di kelas menengah.
Bagi Gonzales, kesempatan tersebut merupakan sebuah pengalaman yang ‘seperti mimpi’. Ia mengaku banyak belajar tentang gaya membalap yang bisa diterapkan di Moto2, sebagaimana dikutip dari RAGAMHARIAN.COM Todocircuito. “Saya sangat senang diberi kesempatan ini untuk menunjukkan kemampuan mengendarai motor yang lebih besar. Namun, ini hanya satu hari, dan saya sangat berharap akan ada lebih banyak lagi di masa depan,” ungkapnya penuh harap.
Dari pengalaman berharga itu, pembalap dengan nomor punggung 18 ini mengemukakan sebuah usulan inovatif: agar MotoGP di masa depan mengadakan ‘rookie test’ atau uji coba pembalap debutan, serupa dengan yang telah diterapkan di ajang Formula 1. Tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk membuka jalan bagi pembalap muda berbakat dari Moto2 agar dapat menunjukkan kemampuan dan potensi mereka secara langsung di atas motor MotoGP.
Gara-gara Kejadian MotoGP Italia 2025, Ducati Mau Valentino Rossi dan Marc Marquez Damai
Gonzales menambahkan, “Apa yang dilakukan Trackhouse sangatlah bagus, karena di F1 kita bisa melihat setiap tim menguji pembalap rookie setiap tahunnya.” Menurutnya, inisiatif untuk mewajibkan tim-tim melakukan uji coba bersama pembalap debutan akan membawa banyak keuntungan signifikan. Manfaat pertama adalah memungkinkan tim untuk mengevaluasi potensi sejati seorang pembalap, terutama jika ada ketertarikan untuk merekrutnya ke kelas premier MotoGP. Selain itu, kesempatan uji coba yang lebih sering juga akan mematangkan pembalap, mempersiapkan mereka dengan lebih baik sebelum benar-benar berkompetisi di kancah balap motor tertinggi.
Ia menyoroti bahwa saat ini, tim-tim MotoGP cenderung merekrut pembalap baru hanya berdasarkan rekam jejak hasil balapan mereka. “Mereka tidak benar-benar tahu seperti apa orangnya, bagaimana dia bekerja, dan banyak hal lain yang hanya terlihat di dalam paddock,” jelas Gonzales. Oleh karena itu, ia meyakini bahwa ‘rookie test’ ini adalah gagasan yang sangat positif, tidak hanya bagi dirinya sendiri, melainkan juga untuk semua pihak yang terlibat: para pembalap, pihak penyelenggara kejuaraan, dan tim-tim itu sendiri. “Ini sebaiknya dilakukan lebih sering di masa mendatang,” imbuhnya, menekankan pentingnya gagasan tersebut.
Guna mewujudkan inisiatif ini, Gonzales menyadari pentingnya perancangan sistem atau aturan yang komprehensif. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa ide ‘rookie test’ ini tidak hanya memberikan dampak positif yang maksimal bagi semua pihak, tetapi juga berhasil meminimalkan potensi risiko yang mungkin timbul di kemudian hari.