Ragamharian.com – , Jakarta – Manulife Investment Management memprediksi pasar pendapatan tetap Asia akan meraih momentum positif di paruh kedua 2025. Head of Asia ex-Japan Fixed Income Manulife Investment Management Murray Collis mengatakan kinerja obligasi lokal Asia akan membaik karena pelemahan dolar Amerika Serikat, sementara instrumen utang Asia lainnya juga tetap menunjukkan ketahanan.
“Dengan ketidakpastian seputar posisi fiskal Amerika dan dolar Amerika yang kalah unggul sepanjang tahun ini, kami melihat minat yang lebih besar dari investor global dan investor Asia untuk kembali ke kawasan ini demi peluang investasi dan diversifikasi,” ucap Collis dalam keterangan resmi pada Jumat, 11 Juli 2025.
Menurut Collis, pasar memperkirakan The Federal Reserve atau The Fed akan melanjutkan pemotongan suku bunga di semester kedua, setelah sebelumnya mempertahankan suku bunga di level 4,5 persen pada semester I 2025. Hal ini, kata dia, akan menopang pasar pendapatan tetap secara keseluruhan.
Sementara itu di pasar domestik Asia, Manulife melihat ada ruang penurunan suku bunga untuk memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi akibat dampak tarif, seperti di Malaysia, Thailand, Indonesia, dan Filipina. Penurunan ini dinilai akan mendorong kinerja obligasi domestik di negara-negara tersebut. Collis juga mengatakan, instrumen utang Asia dalam mata uang dolar Amerika akan terus menarik bagi investor karena imbal hasil yang atraktif dan durasi yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.
Head of Emerging Market Equities Manulife Investment Management Charlie Dutton berpendapat, daya tarik pasar ASEAN akan terus meningkat. Dia menyebut negara-negara seperti Indonesia, Thailand, dan Malaysia diuntungkan oleh inflasi yang lebih rendah, penurunan suku bunga, dan penataan ulang rantai pasokan.
Menurut Dutton, pasar ASEAN menarik bagi investasi asing karena populasi yang muda, infrastruktur yang membaik, dan momentum reformasi. “Kami melihat potensi yang kuat pada perusahaan-perusahaan yang sejalan dengan peningkatan konsumsi, inklusi digital, dan integrasi regional,” ucap dia.
Pilihan Editor: Lobi Indonesia Tak Meluruhkan Trump Menurunkan Tarif Impor