## Kylian Mbappé Dilarikan ke Rumah Sakit: Memahami Gastroenteritis yang Dialaminya
Bintang Real Madrid, Kylian Mbappé, mengejutkan dunia sepak bola dengan kabar masuk rumah sakit di Amerika Serikat akibat gastroenteritis akut. Los Blancos mengumumkan kondisi sang pemain melalui akun Instagram resmi mereka, menyatakan Mbappé mengalami kasus gastroenteritis akut dan tengah menjalani serangkaian tes serta perawatan medis. Kejadian ini memaksa penyerang andalan tersebut absen pada pertandingan pembuka Piala Dunia Antarklub Real Madrid melawan Al-Hilal pada Kamis, 19 Juni 2025 dini hari WIB. Namun, apa sebenarnya gastroenteritis itu? Seberapa berbahaya penyakit ini, dan bagaimana pengobatannya? Artikel ini akan mengulasnya secara detail.
Gastroenteritis, penyakit yang umum terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia, merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai dengan diare, seringkali disertai mual dan muntah. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi, mencapai 37,88% (sekitar 1.516.438 kasus) pada tahun 2018 dan meningkat menjadi 40% (sekitar 1.591.944 kasus) di tahun 2019. Meskipun angka ini signifikan, penyakit ini mungkin masih kurang familiar di kalangan masyarakat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gastroenteritis dapat menyebabkan diare lebih dari tiga kali sehari, dan dapat berlangsung baik secara akut (kurang dari 14 hari, seperti yang dialami Mbappé) maupun kronis. Demam juga sering menjadi gejala penyerta.
Penyebab utama gastroenteritis adalah infeksi, baik bakteri, virus, maupun parasit. Sebanyak 90% kasus gastroenteritis akut disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun, penyebab lainnya juga perlu diperhatikan, seperti konsumsi obat-obatan tertentu, dan paparan bahan-bahan toksik. Logam berat, jamur beracun, kokain, obat kemoterapi, dan bahkan alkohol termasuk dalam daftar penyebab ini.
Lalu, seberapa berbahaya gastroenteritis? Pada umumnya, gastroenteritis bukanlah penyakit yang berbahaya dan seringkali sembuh dengan sendirinya. Namun, bagi individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti anak-anak di bawah 5 tahun, orang dewasa di atas 65 tahun, dan mereka dengan kondisi kesehatan yang buruk, gastroenteritis dapat menjadi serius bahkan berujung fatal. Komplikasi paling berbahaya adalah dehidrasi, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan kerusakan pada lambung serta usus jika tidak ditangani dengan baik. Data WHO tahun 2020 memperkirakan 4 miliar kasus gastroenteritis di dunia, dengan 2,2 juta kematian, sebagian besar terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun.
Pengobatan gastroenteritis umumnya bersifat suportif, berfokus pada membantu tubuh pulih secara alami. Perawatan ini dapat meliputi pemberian cairan intravena (IV) untuk mencegah atau mengatasi dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, nutrisi parenteral untuk memberikan energi tanpa membebani sistem pencernaan, dan obat-obatan untuk meredakan gejala seperti mual dan diare. Dalam kasus gastroenteritis akut akibat infeksi bakteri atau parasit tertentu, antibiotik atau antiparasit mungkin diperlukan. Perawatan inilah yang kemungkinan besar akan diterima Kylian Mbappé untuk pemulihannya dan kembali ke lapangan hijau.
*Disclaimer: Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat medis.*