Medco Energi (MEDC) Catat Laba US$18 Juta di Kuartal I-2025, Fokus Perkuat Portofolio dan Raih Peluang Baru
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengumumkan laba bersih sebesar US$18 juta (sekitar Rp298,18 miliar) pada kuartal pertama tahun 2025. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya, Direktur Utama Medco Energi, Hilmi Panigoro, menekankan bahwa kinerja ini mencerminkan disiplin keuangan dan ketahanan operasional perusahaan yang solid. Penurunan laba dipengaruhi oleh rugi bersih dari entitas asosiasi, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), yang tengah menyelesaikan commissioning smelter tembaga barunya.
“Kami akan terus memperkuat portofolio usaha dan menangkap peluang baru untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” tegas Hilmi dalam keterangan resmi pada Jumat (30/5). Hal ini sejalan dengan komitmen Medco Energi untuk menjaga keberlanjutan bisnisnya.
Lebih lanjut, Direktur Medco Energi, Roberto Lorato, menambahkan bahwa MEDC membukukan EBITDA sebesar US$332 juta selama tiga bulan pertama tahun 2025. Angka ini menunjukkan kekuatan fundamental dan kinerja operasional perseroan yang tetap kuat, meskipun menghadapi beberapa tantangan operasional.
Dari sisi operasional, produksi minyak dan gas mencapai 143.000 barel setara minyak per hari (mboepd). Penurunan produksi sedikit terdampak penurunan musiman permintaan gas dan kegiatan pemeliharaan di Lapangan Senoro. Namun, biaya kas produksi tetap terkendali di angka US$8,4 per boe.
Pertumbuhan tetap terlihat dalam pengembangan lapangan baru. Lapangan Terubuk dan Forel di Blok B South Natuna Sea telah mulai berproduksi, masing-masing ditargetkan mencapai kapasitas 20.000 barel minyak per hari (BOPD) dan 60 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Kinerja ini memperkuat posisi Medco Energi di sektor hulu migas.
Di sektor ketenagalistrikan, MEDC mencatat penjualan listrik sebesar 871 GWh, turun dari 1.146 GWh di kuartal IV-2024. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pemeliharaan PLTGU Riau, dampak gempa bumi di sekitar fasilitas Geotermal Sarulla, dan banjir di PLTS Sumbawa. Namun, beroperasinya proyek Geotermal Ijen Fase 1 berkapasitas 35 MW sejak Februari dan proyek PLTS Bali Timur berkapasitas 25 MWp (yang ditargetkan beroperasi komersial Juni 2025) membantu mengurangi dampak penurunan tersebut.
Di segmen tambang emas dan tembaga melalui AMMN, Medco mencatatkan produksi tembaga sebesar 37 juta pon (Mlbs) dan emas sebanyak 32.000 ons (Koz). Produksi perdana katoda tembaga telah diekspor pada awal April, dan commissioning fasilitas pemurnian logam mulia dijadwalkan pada kuartal II-2025.
Menutup paparannya, manajemen MEDC memproyeksikan panduan produksi migas tahun ini sebesar 145.000–150.000 mboepd dengan target penjualan listrik 4.500 GWh. Biaya produksi migas dipatok di bawah US$10 per boe, dengan belanja modal (capex) sebesar US$400 juta untuk migas dan US$30 juta untuk kelistrikan. Proyeksi ini menunjukkan optimisme Medco Energi terhadap kinerja perusahaan di tahun 2025.