RAGAMHARIAN.COM – Komunikasi yang terbuka antara aparat kepolisian dan masyarakat adalah salah satu kunci dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Kesadaran inilah yang mendorong Polresta Bandung untuk menggulirkan program Jumat Curhat, sebuah inisiatif yang mendekatkan institusi kepolisian dengan denyut kehidupan warga.
Pada Jumat, 23 Mei 2025, program ini kembali digelar di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, membawa semangat kolaboratif untuk membahas isu-isu keamanan dan sosial secara langsung.
Jumat Curhat merupakan forum mingguan yang dirancang sebagai sarana dialog tatap muka antara kepolisian dan warga. Kegiatan ini tak hanya sebatas menyampaikan informasi dari institusi keamanan, tetapi lebih dari itu: menjadi jembatan dua arah di mana masyarakat bebas menyuarakan aspirasi, keluhan, serta ide-ide konstruktif demi perbaikan pelayanan kepolisian.
Kegiatan kali ini dipimpin oleh Kapolresta Bandung, Kombes Pol Aldi Subartono, bersama perwakilan dari unsur Forkopimcam (Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan) Majalaya. Partisipasi mereka mempertegas pendekatan bottom-up yang menjadi ciri khas kegiatan ini—masyarakat tidak sekadar menjadi objek kebijakan, tetapi turut berperan aktif sebagai subjek pembangunan keamanan.
Dalam sesi tanya jawab terbuka yang berlangsung hangat, warga menyampaikan sejumlah persoalan yang mereka alami sehari-hari. Beberapa isu yang paling banyak disoroti antara lain:
-
Gangguan dari knalpot bising yang mengganggu kenyamanan dan ketenangan warga, khususnya pada malam hari.
-
Kekhawatiran terhadap perilaku remaja, termasuk potensi pengaruh negatif dari pergaulan bebas.
-
Tingginya angka pencurian kendaraan bermotor, yang membuat rasa aman warga terganggu.
-
Minimnya pencahayaan dan patroli malam, yang berdampak pada meningkatnya potensi tindak kriminal di lingkungan tertentu.
Kombes Pol Aldi menyambut baik berbagai masukan tersebut dan menegaskan bahwa semua keluhan akan menjadi perhatian serius jajaran kepolisian. Ia menyampaikan bahwa peningkatan patroli, kerja sama dengan tokoh masyarakat, dan optimalisasi fungsi keamanan desa akan diperkuat untuk menjawab keresahan warga.
Lebih jauh, Kapolresta Bandung juga membuka peluang kerja sama antara kepolisian dan masyarakat dalam berbagai program preventif dan edukatif. Misalnya, penyuluhan hukum di sekolah-sekolah, pelatihan keamanan lingkungan, hingga kampanye anti-knalpot bising yang melibatkan karang taruna dan tokoh muda.
“Kami ingin warga merasa nyaman berinteraksi dengan polisi. Keamanan bukan hanya tugas kami sebagai aparat, tetapi juga hasil dari sinergi dengan masyarakat,” ujar Kombes Aldi menutup dialog.
Program seperti Jumat Curhat bukan hanya tentang mendengar keluhan, tetapi juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap institusi penegak hukum. Beberapa manfaat utama dari kegiatan ini antara lain:
-
Meningkatkan responsivitas institusi terhadap kebutuhan lokal.
-
Menekan potensi konflik sosial dengan pendekatan preventif berbasis dialog.
-
Mendorong partisipasi aktif warga dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
-
Menciptakan kedekatan emosional antara aparat dan masyarakat, sehingga komunikasi menjadi lebih terbuka dan solutif.
Dengan berlangsungnya Jumat Curhat di Majalaya, Polresta Bandung kembali menegaskan komitmennya untuk hadir sebagai mitra masyarakat, bukan sekadar sebagai penegak hukum. Langkah ini memperkuat harapan akan terciptanya lingkungan yang lebih aman, damai, dan penuh kepedulian sosial di tengah dinamika kehidupan masyarakat Kabupaten Bandung.
Langkah kecil seperti ini mungkin tidak selalu tampak monumental, tetapi dalam jangka panjang, membangun kepercayaan dan keterlibatan aktif masyarakat akan menjadi pondasi kokoh bagi stabilitas sosial dan keamanan wilayah.