‘Mengapa kamu matikan sakelar?’ – Rekaman suara kokpit menambah misteri jatuhnya pesawat Air India

Avatar photo

- Penulis Berita

Minggu, 13 Juli 2025 - 12:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim penyelidik menemukan sesuatu yang misterius dalam investigasi jatuhnya pesawat Air India nomor penerbangan 171 yang menewaskan 260 orang pada Juni lalu.

Hanya beberapa detik setelah lepas landas, kedua sakelar pengendali bahan bakar Boeing 787 Dreamliner berusia 12 tahun itu tiba-tiba berpindah ke posisi “mati” sehingga mesin kekurangan bahan bakar dan memicu kehilangan daya. Perpindahan pengendali bahan bakar ke posisi “mati” biasanya hanya dilakukan setelah mendarat.

Rekaman audio kokpit merekam suara seorang pilot bertanya kepada pilot lainnya mengapa ia “mematikan sakelar”, yang dijawab oleh pilot tersebut bahwa ia tidak melakukannya. Rekaman tersebut tidak menjelaskan siapa yang mengatakan apa. Pada saat lepas landas, kopilot sedang menerbangkan pesawat, sedangkan kapten memantau.

Sakelar-sakelar tersebut kemudian dinyalakan lagi, yang memicu penyalaan ulang mesin secara otomatis.

Pada saat pesawat jatuh, diketahui satu mesin mendapatkan kembali daya dorong. Adapun mesin lainnya menyala kembali tetapi belum sempat mendapatkan daya dorong.

Pesawat Air India dengan nomor penerbangan 171 hanya mengudara kurang dari satu menit sebelum jatuh di permukiman padat di Kota Ahmedabad, India. Peristiwa itu merupakan salah satu bencana penerbangan paling membingungkan di India.

Para penyelidik sedang menyelidiki puing-puing dan perekam kokpit untuk memahami apa yang salah sesaat setelah pesawat lepas landas. Pesawat tersebut naik hingga 625 kaki dalam cuaca cerah, namun kehilangan data lokasi setelah 50 detik, menurut situs FlightRadar24.

Laporan awal dari investigasi tersebut—yang dipimpin otoritas India dengan beranggotakan para ahli dari Boeing, General Electric, Air India, regulator India, serta peserta dari AS dan Inggris—menimbulkan beberapa pertanyaan.

Penyelidik mengatakan sakelar bahan bakar dilengkapi pengunci tuas. Cara menyalakannya: sakelar harus ditarik ke atas untuk membuka kunci lalu dibalik. Mekanisme ini dirancang untuk mencegah sakelar diaktifkan atau dimatikan secara tidak disengaja—sebuah fitur keselamatan yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Braket pelindung juga melindungi sakelar itu dari benturan yang tidak disengaja.

“Hampir mustahil untuk menarik kedua tombol hanya dengan satu gerakan tangan, dan ini membuat kemungkinan terjadinya kecelakaan tergolong kecil,” ujar seorang investigator kecelakaan udara di Kanada, yang tidak ingin namanya dipublikasikan, kepada BBC.

Hal inilah yang membuat kasus Air India menonjol.

Jika salah satu pilot mematikan sakelar, baik disengaja maupun tidak, hal itu “menimbulkan pertanyaan: mengapa?”, kata Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan pesawat dan pakar penerbangan di Ohio State University.

“Apakah itu disengaja, atau karena kebingungan? Kemungkinannya kecil, karena para pilot tidak melaporkan hal yang tidak biasa.

“Dalam banyak keadaan darurat di kokpit, pilot mungkin menekan tombol yang salah atau membuat pilihan yang salah. Tetapi tidak ada indikasi situasi seperti itu di sini, atau diskusi apa pun yang menunjukkan bahwa sakelar bahan bakar dinyalakan secara tidak sengaja,” katanya.

“Kesalahan semacam ini biasanya tidak terjadi tanpa masalah yang jelas.”

Peter Goelz, mantan direktur pelaksana badan penyelidik kecelakan transportasi AS (NTSB), mengatakan: “Temuan ini sangat meresahkan, yaitu seorang pilot mematikan sakelar bahan bakar dalam hitungan detik setelah terbang.”

“Kemungkinan ada lebih banyak informasi di perekam suara kokpit daripada yang dibagikan. Satu pertanyaan seperti ‘mengapa Anda mematikan sakelar?’ saja tidak cukup,” katanya.

“Fakta yang baru diungkap ini menunjukkan seseorang di kokpit mematikan sakelar itu. Pertanyaannya adalah, siapa, dan mengapa? Kedua sakelar dimatikan lalu dihidupkan kembali dalam hitungan detik.”

“Perekam suara akan mengungkapkan lebih banyak: apakah pilot yang sedang mengemudikan pesawat yang mencoba menyalakan kembali mesin, atau pilot yang sedang memantau?”

Para penyelidik yakin perekam suara kokpit—dengan audio dari mikrofon pilot, panggilan radio, dan suara kokpit di sekitarnya—memegang kunci teka-teki ini.

“Mereka belum mengidentifikasi [pemilik] suara-suara tersebut, itu yang sangat penting. Biasanya, ketika perekam suara ditinjau, orang-orang yang akrab dengan pilot hadir untuk membantu mencocokkan suara.

“Sampai sekarang, kami masih belum tahu pilot mana yang mematikan dan menyalakan kembali sakelar itu,” kata Goelz.

Singkatnya, para penyelidik mengatakan yang diperlukan sekarang adalah identifikasi suara yang jelas, transkrip rekaman suara kokpit lengkap dengan label siapa yang mengatakan apa, serta tinjauan menyeluruh terhadap semua komunikasi sejak pesawat keluar dari gerbang hingga saat jatuh.

Mereka juga mengatakan hal ini menggarisbawahi perlunya perekam video kokpit, seperti yang direkomendasikan oleh NTSB. Rekaman video akan menunjukkan siapa yang mematikan sakelar bahan bakar.

Sebelum menaiki pesawat nomor penerbangan 171, baik pilot maupun awak telah lulus uji napas dan dinyatakan layak terbang, menurut laporan tersebut. Para pilot, yang berbasis di Mumbai, telah tiba di Ahmedabad sehari sebelum penerbangan dan telah beristirahat dengan cukup.

Namun, para penyelidik juga memfokuskan pada satu elemen dalam laporan tersebut.

Disebutkan bahwa pada Desember 2018, Badan Penerbangan Federal AS mengeluarkan Buletin Informasi Kelaikan Udara Khusus (SAIB) yang menyoroti bahwa beberapa sakelar kontrol bahan bakar Boeing 737 dipasang dengan fitur pengunci dinonaktifkan.

Meskipun masalah ini telah dicatat, kondisi tersebut tidak dianggap sebagai kondisi tidak aman yang memerlukan Arahan Kelaikan Udara (AD)—sebuah peraturan yang dapat ditegakkan secara hukum untuk memperbaiki aspek ketidakamanan pada suatu produk.

Desain sakelar yang sama digunakan pada pesawat Boeing 787-8, termasuk VT-ANB milik Air India yang jatuh. Karena SAIB bersifat imbauan, Air India tidak melakukan inspeksi yang direkomendasikan.

Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan pesawat, mengaku dirinya bertanya-tanya apakah ada masalah dengan sakelar kontrol bahan bakar.

“Apa sebenarnya makna [laporan] ini? Apakah artinya dengan sekali tekan, sakelar itu dapat mematikan mesin dan memutus pasokan bahan bakar? Ketika fitur pengunci dinonaktifkan, apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah sakelar itu otomatis mati dan mematikan mesin? Jika demikian, ini masalah yang sangat serius. Jika tidak, hal itu juga perlu dijelaskan,” paparnya.

Namun, pakar lain tidak yakin hal itu merupakan masalah utama.

“Saya belum pernah mendengar tentang hal ini, yang tampaknya merupakan laporan FAA yang tidak terlalu mencolok. Saya juga belum mendengar keluhan [tentang sakelar bahan bakar] dari pilot—yang biasanya cepat angkat bicara. Ini patut diteliti karena sudah disebutkan, tetapi mungkin hanya pengalih perhatian,” kata Goelz.

Kapten Kishore Chinta, mantan penyelidik di Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB), mempertanyakan apakah sakelar tersebut mati karena masalah pada unit kontrol elektronik pesawat.

“Bisakah sakelar pemutus bahan bakar dipicu secara elektronik oleh unit kontrol elektronik pesawat tanpa gerakan pilot? Jika sakelar pemutus bahan bakar mati secara elektronik, maka itu perlu dikhawatirkan,” katanya kepada BBC.

Laporan tersebut menyatakan sampel bahan bakar dari tangki pengisian bahan bakar “memuaskan”.

Para ahli sebelumnya menduga kontaminasi bahan bakar sebagai kemungkinan penyebab kegagalan mesin ganda. Patut dicatat, belum ada peringatan yang dikeluarkan untuk Boeing 787 atau mesin GE GEnx-1B-nya. Kemungkinan kegagalan mekanis dikesampingkan untuk saat ini sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.

Laporan tersebut juga menyatakan bahwa Turbin Udara Ram (RAT) pesawat telah mengembang—sebuah tanda yang jelas adanya kegagalan sistem utama—dan roda pendaratan ditemukan dalam “posisi turun” atau tidak ditarik.

RAT, sebuah baling-baling kecil yang memanjang dari bagian bawah Boeing 787 Dreamliner, berfungsi sebagai generator cadangan darurat. RAT secara otomatis menyala saat penerbangan ketika kedua mesin kehilangan daya atau jika ketiga sistem hidrolik mencatat tekanan yang sangat rendah. RAT memasok daya terbatas untuk menjaga sistem penerbangan penting tetap beroperasi.

“Fakta bahwa Turbin Udara Ram (RAT) menyala sangat mendukung kesimpulan bahwa kedua mesin telah gagal,” kata Pruchnicki.

Seorang pilot Boeing 787 menjelaskan mengapa ia mengira roda pendaratan tidak ditarik.

“Akhir-akhir ini, setiap kali saya lepas landas dengan pesawat 787, saya memperhatikan proses penarikan roda pendaratan dengan saksama. Saat tuas roda pendaratan ditarik, ketinggiannya sudah sekitar 200 kaki, dan seluruh proses penarikan roda pendaratan selesai sekitar 400 kaki—total sekitar delapan detik, berkat sistem hidrolik bertekanan tinggi.”

Pilot tersebut yakin pilot yang menerbangkan pesawat tidak punya waktu untuk berpikir.

“Ketika kedua mesin mati dan pesawat mulai turun, reaksinya bukan sekadar terkejut—pilot pasti mati rasa. Saat itu, fokus pilot bukan pada roda pendaratan. Pikiran pilot tertuju pada satu hal: jalur penerbangan. ‘Di mana saya bisa mendaratkan pesawat ini dengan aman?’ Dalam kasus ini, ketinggiannya tidak cukup.”

Penyelidik mengatakan pilot mencoba membuat pesawat kembali mengangkasa, tetapi itu terjadi terlalu cepat.

“Mesin dimatikan lalu dihidupkan kembali. Para pilot menyadari mesin kehilangan daya dorong – kemungkinan besar mereka menyalakan kembali mesin kiri terlebih dahulu, diikuti oleh mesin kanan,” kata Pruchnicki.

“Namun, mesin kanan tidak punya cukup waktu untuk kembali menyala, dan daya dorongnya pun tidak mencukupi. Kedua mesin akhirnya berhasil “menyala”, tetapi karena mesin kiri dimatikan terlebih dahulu dan mesin kanan terlambat menyala, hasilnya terlambat.”

Sanak saudara korban kecelakaan telah menunggu dengan cemas hasil laporan awal.

Ketika laporan tersebut akhirnya dirilis Sabtu (12/07) pagi di India, Imtiyaz Ali, yang kehilangan saudara laki-laki, ipar perempuan, dan dua anak mereka yang masih kecil, membacanya dengan saksama. Namun, dia kecewa karena laporannya “terdengar seperti deskripsi produk”.

“Selain percakapan terakhir pilot, tidak ada apa pun di dalamnya yang benar-benar menunjukkan penyebab kecelakaan.”

Ia berharap detail lebih lanjut akan dipublikasikan dalam beberapa bulan mendatang.

“Ini penting bagi kami. Kami ingin tahu persis apa yang terjadi. Itu tidak akan mengubah apa pun bagi kami sekarang, kami terus berduka—seperti yang telah kami alami sejak hari itu.

“Tapi setidaknya kami akan mendapatkan beberapa jawaban,” kata Ali.

  • ‘Saya berhasil melepaskan sabuk pengaman dan merangkak keluar’ – Kesaksian satu-satunya korban selamat dalam kecelakaan Air India
  • Apa penyebab pesawat Air India jatuh dalam 30 detik?
  • Seberapa aman pesawat Boeing 787 Dreamliner?
  • Kisah detik-detik pesawat jatuh di India, ‘Semuanya berlangsung begitu cepat’
  • Mantan orang dalam ungkap kekhawatiran baru soal keselamatan Boeing 737 Max
  • Kemenhub larang Boeing 737 Max 9 milik Lion Air usai pintu Alaska Airlines copot di udara, apa yang terjadi?
  • Kesaksian penumpang pesawat terbalik di Kanada – Bagaimana semua penumpang bisa selamat?
  • Apa yang terjadi kalau ada penumpang meninggal dunia saat pesawat sedang terbang?
  • Mengapa pesawat dilarang terbang saat gunung meletus? – Kisah pesawat British Airways selamat dari letusan Gunung Galunggung

Berita Terkait

Dimensity 7020 di Infinix Hot 60 5G: Performa Ngebut!
Samsung S25 Ultra vs Z Flip7: Duel Spesifikasi dan Harga!
Machine Learning: Pengertian, Contoh, dan Penerapannya di Kehidupan Kita
Infinix 2 Jutaan Diskon: 5 HP Spek Gaming Terbaik, Ada Note 40 Pro!
Samsung Galaxy Z Flip 7 vs Z Flip 6: Perbandingan Spesifikasi Lengkap
Comet: Browser AI Canggih dari Perplexity, Ubah Cara Anda Berselancar
Samsung Akuisisi Xealth untuk Perkuat Ekosistem Perangkat Kesehatan
Apple Akan Rilis iPhone 17e Awal 2026, Begini Bocorannya

Berita Terkait

Minggu, 13 Juli 2025 - 20:52 WIB

Dimensity 7020 di Infinix Hot 60 5G: Performa Ngebut!

Minggu, 13 Juli 2025 - 17:29 WIB

Samsung S25 Ultra vs Z Flip7: Duel Spesifikasi dan Harga!

Minggu, 13 Juli 2025 - 16:12 WIB

Machine Learning: Pengertian, Contoh, dan Penerapannya di Kehidupan Kita

Minggu, 13 Juli 2025 - 15:31 WIB

Infinix 2 Jutaan Diskon: 5 HP Spek Gaming Terbaik, Ada Note 40 Pro!

Minggu, 13 Juli 2025 - 15:02 WIB

Samsung Galaxy Z Flip 7 vs Z Flip 6: Perbandingan Spesifikasi Lengkap

Berita Terbaru

Sports

Marquez Juara MotoGP Jerman: Selebrasi Unik Ala Pacu Jalur!

Minggu, 13 Jul 2025 - 21:27 WIB

Entertainment

Superman 2025 Terlalu Dewasa? Ini Alasan Kurang Cocok untuk Anak!

Minggu, 13 Jul 2025 - 21:13 WIB

Uncategorized

Praha Kota Tua: Pesona Abadi yang Tak Pernah Tidur

Minggu, 13 Jul 2025 - 21:06 WIB

Technology

Dimensity 7020 di Infinix Hot 60 5G: Performa Ngebut!

Minggu, 13 Jul 2025 - 20:52 WIB