Mengenal Slipper Clutch, Peningkat Kenyamanan dan Stabilitas

Avatar photo

- Penulis Berita

Kamis, 26 Juni 2025 - 06:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

OTORIDER – Saat di lintasan balap, motor melaju kencang di jalur lurus dan harus melakukan pengereman kuat serta deselerasi saat hendak memasuki tikungan. 

Penunggang motor melakukan penurunan gigi transmisi untuk membantu pengereman. Namun, putaran roda yang cepat, membuat mesin meraung untuk menyesuaikan putaran yang disalurkan oleh rantai dari roda.

Efeknya, roda belakang malah seperti terkunci karena tertahan sesaat oleh putaran mesin, sehingga menyulitkan penunggangnya. 

Terutama pada motor dengan mesin empat langkah yang efek engine brakingnya lebih besar dibandingkan mesin dua langkah.

Hal lain yang bisa terjadi adalah mesin yang over-revving alias berputar terlalu cepat, terdorong putaran roda.

Dikhawatirkan, kondisi ini lama-kelamaan akan merusak komponen transmisi.

Slipper Clutch ini, diperkenalkan Honda pada tahun 1982 di Daytona, Amerika Serikat di motor FWS1000, meski dianggap gagal karena membuat kopling cepat aus. 

Kemudian di tahun yang sama digunakan pada Honda 750 Interceptor di ajang Superbike. Cara kerjanya cukup sederhana, yaitu mengurangi friksi kampas kopling ketika terjadi engine brake. 

Hingga kini penerapan Slipper Clutch itu tak hanya pada motor berkapasitas besar, tetapi juga di mesin kecil yang berkapasitas 150cc maupun 250cc. 

“Perangkat itu sama dengan yang digunakan pada CBR250RR tahun 2020,” ujar Endro Sutarno, mantan Technical Service Division, di PT Astra Honda Motor, beberapa waktu lalu.

Jadi, rumah koplingnya sedikit berbeda dengan model konvensional, pada Slipper Clutch, ada bagian yang bisa memberi jarak tambahan pada kampas kopling, sehingga tak bergesekan terlalu kuat, sehingga ada efek loss pada roda belakang.

Dengan begitu, saat engine brake kuat, roda belakang tidak tertahan dan meniadakan efek roda terkunci saat penurunan gigi secara ekstrem. Dengan begitu, efek bodi membuang ke samping bisa dihilangkan dan pengendara akan lebih aman. (*)

Berita Terkait

Review Suzuki Fronx GX: Varian Tengah, Worth It?
Toyota Rush 2011 Bekas: Harga Terkini, Irit BBM & Handal
Daftar Harga BMW Terbaru (Juni 2025)
QJMotor SRV 250 AMT vs Morbidelli C252V: Pilih Mana?
Komunitas Corolla Retro Club: Memelihara Kenangan dengan Toyota DX
Punya Fitur ADAS, 66 Persen Konsumen Pilih Suzuki Fronx Tipe SGX
Mengapa Subaru Tidak Jual Mobil 7-Seater?
Versi Baru Mobil Compact Suzuki Meluncur, Fitur Lebih Canggih, Efisiensi Capai 28 Km/Liter

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 15:45 WIB

Review Suzuki Fronx GX: Varian Tengah, Worth It?

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:49 WIB

Toyota Rush 2011 Bekas: Harga Terkini, Irit BBM & Handal

Kamis, 26 Juni 2025 - 12:42 WIB

Daftar Harga BMW Terbaru (Juni 2025)

Kamis, 26 Juni 2025 - 08:50 WIB

QJMotor SRV 250 AMT vs Morbidelli C252V: Pilih Mana?

Kamis, 26 Juni 2025 - 08:15 WIB

Komunitas Corolla Retro Club: Memelihara Kenangan dengan Toyota DX

Berita Terbaru

Sports

Iran Dicoret dari Piala Dunia 2026? Ini Kata AFC!

Kamis, 26 Jun 2025 - 16:19 WIB

Politics

Geger! Pileg DPRD & Pilkada Serentak Digabung, Ini Kata MK!

Kamis, 26 Jun 2025 - 16:06 WIB

Entertainment

Gaji Keanu Reeves di John Wick 4: Rp650 Juta Per Kata!

Kamis, 26 Jun 2025 - 15:51 WIB

Autos

Review Suzuki Fronx GX: Varian Tengah, Worth It?

Kamis, 26 Jun 2025 - 15:45 WIB