Legenda horor Stephen King, Carrie, hadir dalam wujud serial televisi terbaru garapan Mike Flanagan
Karya horor ikonik Stephen King, *Carrie*, siap menghantui layar kaca dalam adaptasi serial televisi terbaru oleh Mike Flanagan, maestro horor modern yang telah membuktikan kemampuannya lewat berbagai adaptasi Stephen King dan serial horor sukses di Netflix. Kisah Carrie White, remaja pemalu dengan kekuatan telekinesis yang menjadi korban perundungan brutal, akan kembali menghidupkan tema-tema gelap tentang perundungan, fanatisme agama, dan konsekuensi penindasan sosial.
Novel *Carrie*, yang terbit pada 5 April 1974 dengan cetakan awal 30.000 eksemplar, merupakan debut Stephen King yang menandai awal perjalanan panjangnya sebagai penulis horor ternama. Penggunaan struktur epistolari—menyatukan narasi konvensional dengan kliping koran, artikel majalah, surat, dan kutipan buku—memberikan kedalaman dan perspektif unik pada kisah tragis Carrie White yang hidup terasing di kota fiktif Chamberlain, Maine, pada tahun 1979. Didikan ibunya yang fanatik dan pengalaman pertamanya menstruasi yang disambut dengan perundungan kejam memicu kekuatan telekinesis Carrie. Klimaks cerita yang penuh darah dan kehancuran di Chamberlain pun tak terelakkan. Dalam memoarnya, *On Writing*, King sendiri menggambarkan novel ini memiliki “kekuatan mengejutkan untuk menyakiti dan menakuti,” sehingga tak mengherankan jika *Carrie* menjadi salah satu buku yang paling sering dilarang di sekolah-sekolah Amerika.
Sejarah Adaptasi *Carrie* ke Layar Kaca
Sejak terbit, *Carrie* telah diadaptasi berkali-kali ke dalam berbagai format film, namun menerjemahkan “roh” novel ke media audiovisual terbukti menjadi tantangan. Adaptasi film pertama tahun 1976, disutradarai Brian De Palma dan dibintangi Sissy Spacek sebagai Carrie dan Piper Laurie sebagai Margaret White, menjadi klasik horor yang sukses secara komersial (US$ 33,8 juta dari anggaran US$ 1,8 juta) dan kritis, bahkan meraih dua nominasi Academy Award. Roger Ebert memujinya sebagai “film horor yang benar-benar memukau.”
Sekuelnya, *The Rage: Carrie 2* (1999), berfokus pada karakter baru, Rachel Lang, dan kurang berhasil baik secara kritis (23% di Rotten Tomatoes) maupun komersial (US$ 17,8 juta dari anggaran US$ 21 juta). Film televisi tahun 2002, yang mencoba lebih setia pada novel dengan menambahkan elemen epistolari, juga kurang sukses, menerima respon positif hanya 20% di Rotten Tomatoes. Remake tahun 2013, dibintangi Chloë Grace Moretz dan Julianne Moore, mencoba menyegarkan cerita dengan elemen *cyberbullying*, namun tetap kalah populer dibandingkan versi 1976 (51% di Rotten Tomatoes vs 94%).
Serial Televisi *Carrie* oleh Mike Flanagan: Sebuah Pendekatan Baru
Kini, Mike Flanagan, yang telah sukses mengadaptasi beberapa karya Stephen King ( *Gerald’s Game*, *Doctor Sleep*, *The Life of Chuck*) dan menciptakan serial horor populer di Netflix (*The Haunting of Hill House*, *The Haunting of Bly Manor*, *The Midnight Club*, *The Fall of the House of Usher*), akan menghadirkan *Carrie* dalam format serial televisi untuk Amazon MGM Studios. Diumumkan pada Oktober 2024, serial ini akan terdiri dari delapan episode dan mulai produksi pada musim panas 2025.
Pemeran utama telah diumumkan pada 2 Juni 2025, termasuk Summer H. Howell sebagai Carrie White, Samantha Sloyan sebagai Margaret White, Siena Agudong sebagai Sue Snell, Matthew Lillard sebagai Mr. Grayle, Alison Thornton sebagai Chris Hargensen, Thalia Dudek sebagai Emaline, Amber Midthunder sebagai Miss Desjardin, Josie Totah sebagai Tina, Arthur Conti sebagai Billy, dan Joel Oulette sebagai Tommy.
Flanagan berjanji untuk tetap mempertahankan tema utama novel, namun dengan pendekatan yang berbeda dari adaptasi sebelumnya. Serial ini akan berfokus pada kehancuran sebuah komunitas dalam dunia digital yang anonim, menjelajahi dampak *cyberbullying* dan bagaimana teknologi dapat memperparah tekanan psikologis pada Carrie. Format serial memungkinkan eksplorasi karakter yang lebih dalam dan penambahan karakter baru seperti Emaline.
Apa yang Membedakan Serial *Carrie* ini?
Keunggulan serial ini terletak pada formatnya yang memungkinkan eksplorasi karakter dan latar belakang cerita lebih mendalam. Penambahan karakter baru, seperti Emaline, menjanjikan perspektif unik. Pendekatannya yang menekankan era digital dengan elemen *cyberbullying* dan kemungkinan pengembangan kekuatan telekinesis Carrie dalam konteks teknologi modern menjadi daya tarik tersendiri. Gaya naratif dan visual khas Flanagan, yang mengutamakan horor psikologis yang atmosferik dan menegangkan, menjanjikan pengalaman menonton yang berbeda dari adaptasi *Carrie* sebelumnya. Apakah serial ini akan menjadi adaptasi *Carrie* terbaik? Kita tunggu saja perilisannya.
