Misteri Kematian Diplomat Arya Daru Kemlu: Kompolnas Ungkap Kejanggalan Kunci dan Informasi Baru dari Keluarga
Misteri di balik kematian Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat muda dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu), kini mulai menyingkap tabirnya. Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) bergerak sigap dalam upaya mendalami kasus ini, dengan Komisioner Choirul Anam memimpin langsung serangkaian investigasi yang mengungkap fakta-fakta baru dari lokasi kejadian dan keterangan keluarga korban.
Titik awal investigasi intensif Kompolnas bermula dari pertemuan Choirul Anam dengan keluarga almarhum Arya Daru di Yogyakarta pada Minggu (20/7) lalu. Dari dialog tersebut, Anam mengaku memperoleh informasi krusial yang belum pernah menjadi perbincangan publik. Data baru ini, yang diyakini sangat vital, menjadi pendorong utama bagi Kompolnas untuk menelusuri lebih dalam penyebab pasti kematian Arya Daru yang hingga kini masih diselimuti teka-teki.
Berbekal informasi tersebut, Komisioner Anam langsung melalukan pengecekan detail ke rumah kos Arya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (22/7). Pengecekan TKP ini bertujuan untuk memvalidasi dan membandingkan informasi yang didapatkan dari keluarga dengan kondisi riil di lapangan, serta keterangan dari penjaga kos yang pertama kali menemukan dan membuka kamar almarhum.
Salah satu temuan paling mencurigakan yang diungkap Kompolnas adalah sistem penguncian kamar korban. Anam menjelaskan bahwa pintu kamar Arya dilengkapi kunci ganda: sebuah kunci kartu akses yang bisa dibuka dari luar maupun dalam, dan kunci jenis slot yang hanya dapat dikunci dari sisi dalam kamar. Keberadaan kunci ganda ini telah dikonfirmasi langsung oleh penjaga kos, memunculkan pertanyaan signifikan terkait akses dan situasi terakhir di dalam kamar.
Selain fokus pada mekanisme kunci, pemeriksaan juga meliputi kondisi fisik kamar secara menyeluruh. Anam memastikan tidak ada kerusakan sama sekali pada plafon, baik di area kamar tidur maupun kamar mandi. Kondisi plafon yang utuh ini menjadi salah satu detail penting dalam serangkaian observasi yang dilakukan Kompolnas di lokasi kejadian.
Dengan temuan-temuan baru ini, Kompolnas bertekad untuk mempertegas kembali lini masa atau *timeline* sebelum Arya Daru ditemukan tak bernyawa dengan kepala terlilit lakban. Anam menegaskan pentingnya mendalami setiap detail kronologi waktu, interaksi, dan aktivitas yang terjadi. Tujuannya adalah untuk tidak hanya sekadar menyusun urutan peristiwa, melainkan membangun “struktur peristiwa” yang kokoh dan komprehensif, guna mengungkap seluruh kebenaran di balik kematian tragis diplomat muda tersebut.