Ragamharian.com – Jakarta – Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Dicky Kartikoyono, menekankan pentingnya pemahaman masyarakat, terutama para pedagang (merchant), terhadap seluruh fitur transaksi QRIS. Sebelum menyelesaikan transaksi, masyarakat diimbau untuk selalu memverifikasi keaslian kode QRIS, nama penerima, dan nominal yang akan ditransfer. “Di semua kantor BI, program literasi digital, khususnya terkait QRIS, menjadi program utama. Kerja sama dengan industri penyedia jasa pembayaran juga terus kami lakukan,” ujar Dicky seperti dikutip Antara, Jumat, 20 Juni 2025. Ia menambahkan bahwa seluruh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), baik bank maupun non-bank, wajib menjalankan edukasi literasi QRIS secara berkelanjutan.
Modus-Modus Penipuan QRIS yang Harus Diwaspadai
Maraknya transaksi digital melalui QRIS juga beriringan dengan meningkatnya kasus penipuan. Berikut beberapa modus yang perlu diwaspadai:
Pertama, penipuan QRIS palsu. Insiden penempelan stiker QRIS palsu di sejumlah masjid Jakarta pada April 2023 menjadi contoh nyata. Pelaku menempelkan stiker palsu di atas QRIS asli kotak amal atau di lokasi dekat stiker resmi, menipu para donatur yang berniat bersedekah digital. Modus ini menunjukkan betapa mudahnya fitur QRIS yang dirancang untuk kemudahan donasi, justru disalahgunakan. Pelaku usaha kecil dan pengelola tempat ibadah perlu ekstra waspada.
Kedua, penukaran rekening QRIS. Modus ini biasanya menyasar pedagang yang kurang memahami mekanisme QRIS. Pelaku memberikan kode QR palsu yang tampak sah, namun terhubung ke rekening milik penipu. Korban, tanpa menyadari kejanggalan, akan membayar melalui kode QR tersebut, sehingga uang tidak masuk ke rekening yang seharusnya.
Ketiga, penggunaan screenshot pembayaran lama. Modus ini relatif mudah dilakukan. Pelaku mengedit tangkapan layar transaksi QRIS lama agar terlihat seperti bukti pembayaran baru. Hal ini kerap berhasil karena penjual yang sibuk dan kurang teliti memeriksa notifikasi transaksi. Pedagang disarankan untuk selalu memantau notifikasi pembayaran langsung dari perangkat mereka.
Keempat, quishing (QR phishing). Quishing merupakan penipuan phishing yang memanfaatkan kode QR. Pelaku menciptakan kode QR yang tampak sah, namun saat dipindai, akan mengarahkan korban ke situs web palsu mirip situs resmi. Korban kemudian diminta memasukkan data sensitif, seperti informasi perbankan, yang selanjutnya disalahgunakan.
Tips Mencegah Penipuan QRIS
Untuk melindungi diri dari penipuan QRIS, beberapa langkah pencegahan berikut perlu diterapkan:
Pertama, periksa kualitas gambar QR. Jangan pindai QRIS yang buram atau tidak jelas. Hindari QRIS yang mengarahkan ke URL pendek atau mencurigakan. Pastikan domain situs benar, misalnya .com, bukan .et atau lainnya.
Kedua, tempatkan QRIS di lokasi aman. Bagi pelaku usaha, letakkan kode QRIS di dekat kasir dan pantau penggunaannya dengan CCTV untuk mencegah penempelan QR palsu.
Ketiga, gunakan QRIS dinamis. QRIS dinamis dari mesin EDC lebih aman karena memuat nominal otomatis dan tidak bisa digunakan ulang. Mesin EDC juga mencetak bukti transaksi untuk memudahkan pengecekan.
Keempat, perbarui sistem keamanan perangkat. Selalu perbarui sistem keamanan ponsel atau perangkat yang digunakan untuk transaksi. Pasang antivirus atau anti-malware untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.
Kelima, pantau pemasukan dan cetak ulang QRIS secara berkala. Lakukan pengecekan rutin kode QRIS di tempat usaha dan cetak ulang secara berkala untuk mencegah penggantian oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Ananda Ridho Sulistya turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Hindari Penipuan, Kenali Bedanya QRIS Bayar dan QRIS Transfer