Netanyahu Nekat Gulingkan Iran? Israel Siap Hadapi Risiko Besar!

Avatar photo

- Penulis Berita

Selasa, 17 Juni 2025 - 11:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Berikut adalah artikel berita yang telah ditingkatkan:

Di Balik Serangan Israel ke Iran: Ambisi Besar Netanyahu Gulingkan Rezim Teheran

Di balik gelombang serangan yang dilancarkan Israel ke berbagai lokasi di Iran sejak Jumat (13/06) lalu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, rupanya memiliki tujuan yang jauh lebih besar daripada sekadar menargetkan program nuklir: ia berambisi menggulingkan rezim di Teheran.

Dengan skenario ini, Netanyahu berharap rentetan serangan militer tersebut akan memantik reaksi berantai, memicu kerusuhan internal yang pada akhirnya berujung pada penggulingan Republik Islam Iran. Netanyahu sendiri telah menyuarakan harapan ini. Dalam pernyataan pada Jumat (13/06) malam, ia mengatakan, “Waktunya telah tiba bagi rakyat Iran untuk bersatu di bawah bendera Iran dan peninggalan sejarahnya, dengan memperjuangkan kemerdekaan dari rezim yang jahat dan menindas.” Rakyat Iran, yang sebagian besar tidak puas dengan kondisi ekonomi, minimnya kebebasan berpendapat, serta terbatasnya hak-hak perempuan dan minoritas, diharapkan akan menjadi pemicu perubahan ini.

Eskalasi Serangan dan Balasan

Serangan Israel kali ini telah menimbulkan ancaman nyata bagi pemerintah Iran. Serangan ini berakibat fatal, menewaskan sejumlah petinggi militer Iran, termasuk Komandan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Kepala Staf Angkatan Bersenjata, dan kepala unit intelijen IRGC. Iran tidak tinggal diam. Korps Garda Revolusi segera melancarkan serangan balasan, menggempur “puluhan target, pusat militer, dan pangkalan udara” Israel. Namun, Netanyahu menegaskan bahwa “masih akan ada lebih banyak serangan”, mengindikasikan intensifikasi penargetan terhadap para pemimpin Iran.

Israel meyakini serbuan ini berpotensi mengguncang stabilitas rezim dan memicu pemberontakan massal. Namun, harapan Netanyahu ini adalah sebuah pertaruhan besar. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda jelas reaksi berantai yang memicu perubahan signifikan. Ironisnya, kelompok yang paling berkuasa di Iran—terutama IRGC dan institusi terkait—tidak memerlukan kudeta karena kekuasaan sudah di tangan mereka. Justru, dominasi mereka bisa mengarahkan Iran ke arah yang lebih konfrontatif.

Skenario Kekacauan dan Implikasi Regional

Skenario lain yang tak kalah mengkhawatirkan adalah runtuhnya rezim yang justru berujung pada kekisruhan internal. Dengan populasi mencapai 90 juta jiwa, ketidakstabilan di Iran akan membawa dampak besar dan tak terprediksi bagi seluruh kawasan Timur Tengah. Idealnya, Tel Aviv berharap gejolak ini akan menghasilkan pengambilalihan kekuasaan oleh sosok atau kelompok yang tidak memusuhi Israel. Namun, pertanyaan krusialnya adalah: siapa yang sebenarnya akan mengambil alih kepemimpinan di Iran?

Tantangan terbesar terletak pada kenyataan bahwa kekuatan oposisi Iran telah terpecah belah selama bertahun-tahun, tanpa satu pun pilihan pemimpin yang jelas. Meskipun gerakan “Kemerdekaan bagi Kehidupan Perempuan” pada 2022 sempat menciptakan gelombang perlawanan signifikan, upaya berbagai kelompok oposisi anti-Republik Islam untuk membentuk koalisi berumur pendek. Perbedaan pandangan tentang kepemimpinan dan bentuk pemerintahan ideal pasca-penggulingan menjadi batu sandungan utama.

Sosok-sosok Potensial dari Oposisi

Para pemimpin Israel mungkin melihat potensi pada beberapa sosok atau kelompok oposisi ini. Salah satunya adalah mantan putra mahkota Iran, Reza Pahlavi, putra dari Shah Iran yang digulingkan dalam revolusi Islam 1979. Pahlavi kini hidup dalam pengasingan dan secara aktif berusaha memengaruhi kekuatan asing untuk mendukung tujuannya. Ia juga kerap menyambangi Israel dalam beberapa tahun belakangan. Meskipun memiliki popularitas di kalangan tertentu, masih belum jelas apakah pengaruhnya cukup kuat untuk memicu penggulingan rezim.

Kelompok lain yang patut dicermati adalah Mujahideen-e Khalq (MEK). Ini adalah kelompok oposisi yang diasingkan, mendukung penggulingan Republik Islam Iran namun menolak sistem kerajaan. Didirikan oleh kelompok Muslim sayap kiri yang menentang Shah, MEK kemudian bermigrasi ke Irak setelah revolusi dan bergabung dengan Saddam Hussein pada awal 1980-an selama perang melawan Iran. Sejarah ini membuat mereka tidak disukai oleh sebagian besar warga Iran.

MEK dikenal aktif menjalin hubungan dengan figur-figur politik di Amerika Serikat, termasuk beberapa yang dekat dengan administrasi Donald Trump pada periode pertamanya, seperti Mike Pompeo, John Bolton, dan Rudy Giuliani, yang sering tampil dalam pertemuan MEK dan menyuarakan dukungan. Namun, pengaruh figur-figur tersebut kini tampaknya tidak sebesar dulu. Selain itu, ada pula beragam kekuatan politik lain yang menginginkan perubahan, mulai dari pendirian demokrasi sekuler hingga monarki konstitusional.

Dampak Serangan dan Ketidakpastian Masa Depan

Terlalu dini untuk sepenuhnya menganalisis dampak dari serangkaian serangan Israel yang dimulai Jumat (13/06) lalu. Meskipun baku serang Israel-Iran juga terjadi akhir tahun lalu tanpa memicu gejolak domestik yang signifikan, perlu dicatat bahwa intensitas dan skala kehancuran akibat serangan terbaru ini jauh melampaui insiden sebelumnya.

Dilema Strategis Iran

Di sisi lain, Republik Islam Iran sendiri menghadapi dilema strategis dengan pilihan yang terbatas. Meskipun telah menargetkan beberapa sasaran di Israel sebagai balasan, opsi mereka sepertinya tidak banyak. Beberapa pihak berpendapat, opsi teraman adalah kembali melanjutkan negosiasi dengan Amerika Serikat untuk meredakan ketegangan. Namun, kembali ke meja perundingan, seperti yang pernah diminta oleh pemerintahan Trump, adalah pilihan yang sangat sulit bagi para pemimpin Iran, karena dapat diartikan sebagai pengakuan kekalahan.

Pilihan lainnya adalah terus melancarkan serangan terhadap Israel. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa opsi inilah yang paling diinginkan dan dijanjikan kepada para pendukung mereka—meskipun pasti akan mengundang respons balasan dari Israel. Di masa lalu, Teheran juga pernah mengancam untuk menargetkan pangkalan AS, kedutaan besar, dan lokasi penting lainnya. Namun, langkah ini sangat berisiko, karena dapat menyeret Washington ke dalam konflik yang sejatinya ingin dihindari oleh Iran.

Dengan konsekuensi yang sulit diprediksi, tidak ada pilihan yang mudah bagi kedua belah pihak. Asap konflik masih membumbung tinggi, dan waktu akan menunjukkan perubahan apa yang akan terjadi di masa depan.

Baca Juga:
* Menilik sejarah permusuhan Israel dan Iran
* Seberapa besar kekuatan militer Iran jika dibandingkan dengan Israel?
* Apa skenario terburuk jika pertikaian Iran dan Israel memanas?
* Siapa saja petinggi militer Iran yang tewas dalam serangan Israel?
* Di mana lokasi fasilitas nuklir Iran dan mana saja yang diserang Israel?


Berita Terkait

Trump Murka: Serangan Israel ke Rumah Sakit Gaza Tak Bisa Diterima!
Israel Bombardir RS & Bunuh Jurnalis Gaza, Dunia Geram! PBB Turun Tangan
Prilly Latuconsina, Reza Arap, Nessie Judge Geram Dicatut Dukung Prabowo
RUU Haji Disahkan: BP Haji Jadi Kementerian, Biaya Haji Naik?
Pelajar Demo DPR: Bendera One Piece Berkibar, Ada Apa?
Pejabat Bebas Pajak? Celios Desak Revisi Aturan!
Prabowo Abolisi Tom Lembong, Amnesti Hasto: Kronologi Lengkap & Dampaknya!
Amnesti Hasto & Abolisi Tom Lembong: 4 Hal Penting yang Wajib Tahu!

Berita Terkait

Rabu, 27 Agustus 2025 - 04:03 WIB

Trump Murka: Serangan Israel ke Rumah Sakit Gaza Tak Bisa Diterima!

Rabu, 27 Agustus 2025 - 01:58 WIB

Israel Bombardir RS & Bunuh Jurnalis Gaza, Dunia Geram! PBB Turun Tangan

Selasa, 26 Agustus 2025 - 17:40 WIB

Prilly Latuconsina, Reza Arap, Nessie Judge Geram Dicatut Dukung Prabowo

Selasa, 26 Agustus 2025 - 11:36 WIB

RUU Haji Disahkan: BP Haji Jadi Kementerian, Biaya Haji Naik?

Selasa, 26 Agustus 2025 - 07:59 WIB

Pelajar Demo DPR: Bendera One Piece Berkibar, Ada Apa?

Berita Terbaru

Food And Drink

Rahasia Rice Cooker Awet? Begini Cara Membersihkannya!

Rabu, 27 Agu 2025 - 15:28 WIB

Entertainment

Taylor Swift & Travis Kelce Resmi Bertunangan!

Rabu, 27 Agu 2025 - 14:26 WIB