Prospek Obligasi Korporasi Tetap Cerah di Tengah Tantangan Geopolitik Global
JAKARTA – Di tengah bayangan ketidakpastian kondisi geopolitik global, prospek investasi obligasi korporasi di Indonesia diprediksi akan tetap menjanjikan hingga akhir tahun ini. Demikian disampaikan oleh PEFINDO, lembaga pemeringkat kredit terkemuka, yang melihat instrumen ini sebagai pilihan menarik bagi para investor di tengah dinamika pasar yang bergejolak.
Suhindarto, Chief Economist PEFINDO, dalam sebuah forum media baru-baru ini menjelaskan bahwa keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga adalah indikasi transisi menuju fase baru dalam siklus kebijakan moneter. Secara teori, penurunan suku bunga biasanya akan mendorong investor beralih ke instrumen investasi yang lebih berisiko seperti saham. Namun, Suhindarto menekankan bahwa iklim global tahun ini masih jauh dari kondusif, diwarnai oleh risiko geopolitik dan ketegangan perang dagang yang signifikan.
Kondisi inilah yang pada akhirnya mendorong sebagian besar investor untuk tetap mengalokasikan dana mereka pada aset yang dinilai lebih aman, yaitu obligasi. Oleh karena itu, di tengah tren penurunan suku bunga yang diproyeksikan, kupon obligasi korporasi diperkirakan akan tetap sangat kompetitif, mempertahankan daya tariknya bagi para pemodal yang mencari stabilitas.
Suhindarto memaparkan bahwa proyeksi kupon obligasi bervariasi, sangat tergantung pada tenor dan peringkatnya. Sebagai contoh, untuk obligasi korporasi dengan peringkat AAA, pada semester I-2025, kupon tercatat sebesar 6,6% untuk tenor 1 tahun, 6,9% untuk tenor 3 tahun, dan 7,2% untuk tenor 5 tahun.
Lebih lanjut, hingga akhir tahun ini, PEFINDO memproyeksikan kupon obligasi peringkat AAA akan berada di kisaran 6,3%–6,6% untuk tenor 1 tahun, 6,7%–7% untuk tenor 3 tahun, serta 6,8%–7,2% untuk tenor 5 tahun. Angka-angka ini menegaskan potensi imbal hasil yang tetap menarik dari instrumen obligasi korporasi di tengah lanskap ekonomi global yang penuh tantangan.