Tentu, berikut adalah artikel yang sudah ditingkatkan:
—
Kisah Haru Olivia Munn: Melawan Kanker Payudara dan Merangkul Surrogacy untuk Kehadiran Putrinya, Méi
Aktris Hollywood Olivia Munn, yang kini berusia 44 tahun, baru-baru ini membuka diri mengenai kisah luar biasa di balik kelahiran putrinya, Méi. Kelahiran Méi melalui ibu pengganti datang setelah perjuangan panjang dan heroik Munn melawan kanker payudara, sebuah perjalanan yang ia bagikan dengan penuh inspirasi. Keputusan Munn untuk menjalani program bayi tabung (IVF) dan akhirnya memilih *surrogacy* merupakan bukti nyata tekadnya yang tak tergoyahkan untuk membangun keluarga, meskipun menghadapi tantangan medis yang sangat berat.
Melalui wawancara di media terkemuka seperti *People* dan *Meet the Press*, Munn tidak hanya memaparkan detail perjuangan fisiknya — termasuk mastektomi ganda, histerektomi, dan ooforektomi — tetapi juga secara terbuka menyuarakan pentingnya pengelolaan kesehatan dan deteksi dini kanker melalui *assessment* rutin. Kisah ini bukan sekadar cerita pribadi, melainkan seruan untuk kesadaran akan pentingnya kesehatan bagi setiap wanita.
Ikatan Emosional Mendalam dengan Ibu Pengganti
Munn mengungkapkan bahwa hubungannya dengan ibu pengganti putrinya jauh melampaui sekadar perjanjian medis; itu adalah “pertemuan jiwa” antara dua wanita yang memiliki tujuan sama. Mereka berbagi cerita dari hati ke hati, saling memahami kecemasan dan kebahagiaan sebagai calon ibu. Sepanjang proses *surrogacy* ini, Munn menemukan kelegaan mendalam dalam melihat ketulusan dan profesionalisme sang ibu pengganti. Setelah kelahiran Méi, ia menyaksikan sendiri bagaimana ibu pengganti dan suaminya turut meneteskan air mata bahagia, sebuah momen yang mengukuhkan keyakinannya bahwa seorang *surrogate* bukan sekadar perantara, melainkan “anggota keluarga” baru yang tak ternilai.
Merasa “Seperti Ayah” dalam Proses Surrogacy
Menariknya, Munn menuturkan bahwa meskipun fisiknya tidak mengalami kehamilan, ia merasakan pengalaman yang unik, “mirip seperti peran seorang ayah” selama proses *surrogacy*. Ia menggambarkan perasaannya kala itu seperti seorang “ayah yang sedang menanti” kelahiran Méi. Perasaan ini timbul dari interaksi harian yang intens dengan ibu pengganti dan pemantauan perkembangan Méi melalui video. Namun, ia juga jujur mengakui adanya jarak emosional yang wajar karena peran biologis tersebut diemban oleh orang lain. Pengakuan ini menunjukkan kompleksitas emosi yang dihadapi oleh orang tua via *surrogacy*.
Membuka Dialog dan Menghapus Stigma
Setelah melewati serangkaian pengobatan kanker yang berat, termasuk mastektomi dan histerektomi, Munn menyadari bahwa satu-satunya jalan untuk mewujudkan impian memperluas keluarga adalah melalui *surrogacy*. Dengan kesadaran tersebut, ia bertekad kuat untuk mengubah stigma negatif yang kerap melekat pada praktik ini. Melalui berbagai platform media, termasuk *Meet the Press*, ia gigih menyebarkan pesan bahwa para ibu pengganti layak mendapatkan penghormatan dan apresiasi, bukan kritik. Bagi Munn, *surrogacy* adalah lentera harapan yang menerangi jalan bagi banyak keluarga yang menghadapi kondisi medis sulit, membuktikan bahwa cinta dan kemajuan medis dapat bersinergi indah.
Kisah Olivia Munn adalah bukti nyata bahwa keberanian, cinta, dan kemajuan ilmu kedokteran dapat bersatu padu menciptakan kebahagiaan keluarga. Perjalanan *surrogacy* yang ia jalani bukan hanya tentang kehadiran seorang anak, tetapi juga tentang kekuatan semangat untuk berbagi harapan dan mengubah pandangan masyarakat terhadap pilihan medis yang mulia ini.