RAGAMHARIAN.COM – Dalam upaya memperkuat inklusi sosial dan mendukung pelaku transportasi tradisional, Pemerintah Kota Sukabumi menyalurkan bantuan langsung kepada ratusan tukang becak dan delman.
angkah ini bukan hanya bentuk perhatian terhadap profesi yang semakin terpinggirkan oleh modernisasi, tapi juga sebagai pengingat bahwa setiap lapisan masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga harmoni kota.
Pada Jumat, 23 Mei 2025, bertempat di Balai Kota Sukabumi, Wali Kota Ayep Zaki bersama Wakil Wali Kota Bobby Maulana secara simbolis menyerahkan bantuan kepada para penerima manfaat. Total 380 orang menerima bantuan, terdiri dari 280 tukang becak dan 100 pengemudi delman. Penyaluran ini merupakan bagian dari program bantuan sosial yang rutin digulirkan untuk menjangkau kelompok masyarakat yang rentan secara ekonomi.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Sukabumi, Herman Permana, menjelaskan bahwa program ini bertujuan memberikan dukungan konkret kepada pekerja informal agar dapat terus beraktivitas dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Dalam sambutannya, Wali Kota Ayep Zaki tidak hanya menyoroti pentingnya bantuan materil, tetapi juga menyampaikan ajakan agar para tukang becak dan delman turut menjaga ketertiban, kebersihan, dan kenyamanan lingkungan. Ia menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan Sukabumi sebagai kota yang aman, damai, dan tertib.
“Peran mereka sebagai bagian dari wajah kota sangat penting. Karena itu, kami harap mereka bisa berkontribusi menjaga citra positif kota,” ujarnya.
Ia juga mengajak seluruh penerima bantuan untuk terus mendoakan tercapainya visi pembangunan Kota Sukabumi yang Bercahaya—sebuah konsep pembangunan yang inklusif, harmonis, dan berbasis nilai kemanusiaan.
Wali Kota menegaskan bahwa program bantuan ini tidak berhenti di satu titik. Pemerintah berkomitmen melanjutkan dan memperluas cakupan bantuan di masa mendatang, terutama jika Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami peningkatan. Selain bantuan tunai, program padat karya untuk pengangguran juga akan diaktifkan sebagai langkah strategis dalam mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan produktivitas masyarakat.
“Jika PAD terus naik, tentu ini akan kita perluas. Termasuk menyasar warga yang belum tersentuh bantuan melalui berbagai program pemberdayaan,” jelas Ayep.
Lebih dari sekadar pemberian bantuan, program ini mencerminkan kepedulian pemerintah daerah terhadap kelompok pekerja informal yang selama ini turut menopang kehidupan kota. Pemerintah tidak hanya hadir sebagai regulator, tetapi juga sebagai pelindung sosial yang merangkul seluruh warganya tanpa diskriminasi.
Melalui pendekatan humanis ini, Pemerintah Kota Sukabumi menunjukkan bahwa pembangunan tidak hanya diukur dari infrastruktur, tetapi juga dari sejauh mana masyarakatnya merasa diperhatikan dan diberdayakan.
Langkah Pemkot Sukabumi menyalurkan bantuan kepada tukang becak dan delman bukanlah agenda simbolik semata, melainkan komitmen jangka panjang dalam membangun kota yang lebih inklusif dan berkeadilan sosial. Ketika sektor informal diperhatikan dan diajak berpartisipasi dalam pembangunan, di situlah pondasi kuat menuju Sukabumi Bercahaya mulai dibangun.