RAGAMHARIAN.COM – Guncangan gempa berkekuatan 6,3 Skala Richter yang terjadi pada Jumat dini hari (24/5) meninggalkan dampak tak hanya pada bangunan, tetapi juga pada kondisi mental masyarakat Bengkulu. Untuk merespons hal tersebut, Kapolda Bengkulu Irjen Pol Mardiyono S.I.K., M.Si. turun langsung ke lapangan guna memastikan proses trauma healing berjalan efektif dan menjangkau seluruh lapisan warga terdampak.
Dalam kunjungannya ke beberapa titik lokasi, Kapolda menyaksikan pelaksanaan trauma healing yang menyasar warga—terutama anak-anak dan lansia—yang mengalami tekanan emosional akibat gempa.
“Pemulihan tidak cukup hanya dengan membenahi kerusakan fisik. Kesehatan mental warga juga harus diperhatikan agar mereka dapat bangkit dan menjalani kehidupan normal kembali,” ujar Kapolda Mardiyono.
Kegiatan trauma healing dilakukan oleh tim gabungan dari Polda Bengkulu, tenaga medis, psikolog, serta relawan. Kegiatan ini meliputi sesi konseling, permainan edukatif untuk anak-anak, dan terapi kelompok. Langkah ini dinilai krusial untuk meredakan rasa takut, gelisah, dan stres yang dialami warga.
Kehadiran langsung Kapolda di tengah warga terdampak menjadi bentuk nyata kehadiran negara dan aparat keamanan dalam mendampingi proses pemulihan. Selain sebagai pengawasan terhadap kegiatan pemulihan, langkah ini juga memberi dukungan moral bagi para korban.
“Kami akan terus berada di tengah masyarakat hingga situasi benar-benar pulih dan kondusif,” tambah Kapolda.
Diketahui, meski tidak menimbulkan korban jiwa, gempa menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan serta memicu kepanikan di sejumlah wilayah. Trauma healing dinilai menjadi upaya lanjutan yang strategis dalam mengembalikan rasa aman dan kepercayaan diri masyarakat.