Perang Israel-Iran: Logistik Indonesia Waspada Risiko

Avatar photo

- Penulis Berita

Kamis, 19 Juni 2025 - 19:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Konflik Israel-Iran: Bayang-Bayang Kenaikan Ongkos Logistik Global dan Ancaman bagi Ekspor Indonesia

Eskalasi konflik antara Israel dan Iran menimbulkan kekhawatiran serius bagi dunia usaha, khususnya di sektor logistik. Chairman Institut Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI Institute), Yukki Nugrahawan Hanafi, memperingatkan potensi kenaikan ongkos logistik internasional yang signifikan sebagai dampak dari perang tersebut. Para pelaku usaha rantai pasok kini tengah mengantisipasi berbagai skenario, termasuk potensi blokade Selat Hormuz—jalur vital distribusi minyak dan gas dari Timur Tengah ke Asia Pasifik.

Antisipasi terhadap blokade Selat Hormuz menjadi prioritas utama. Sebagai jalur distribusi energi global yang strategis, Selat Hormuz mengangkut rata-rata 20 juta barel minyak mentah per hari, atau sekitar 30% dari total perdagangan minyak dunia. Penutupan jalur ini, yang mungkin dilakukan Iran sebagai aksi balasan terhadap Israel, akan berdampak langsung pada kelancaran rantai pasok global. Para pelaku logistik internasional dan nasional pun telah mulai menghitung risiko dan mencari jalur alternatif, memicu potensi gangguan rantai pasok dan peningkatan biaya barang dan jasa. Tidak hanya itu, pengiriman gas alam cair (LNG) yang melewati Selat Hormuz juga mencapai 20% dari perdagangan global, sehingga dampaknya akan terasa luas.

Dampaknya tidak hanya terbatas pada ongkos logistik. Blokade Selat Hormuz akan mengakibatkan lonjakan harga komoditas energi, terutama minyak mentah, yang berujung pada peningkatan biaya operasional bagi dunia usaha secara keseluruhan. Kenaikan biaya ini akan semakin menekan pelaku usaha ekspor-impor Indonesia, khususnya di tengah perlambatan permintaan ekonomi global akibat perang tarif yang terjadi sepanjang tahun 2025. Situasi ini berpotensi mengancam daya saing produk-produk nasional di pasar internasional.

Pengalaman konflik di Laut Merah pada akhir 2023 dan awal 2024 menjadi pelajaran berharga. Kala itu, pelaku usaha harus menanggung beban peningkatan biaya pengangkutan dan waktu transit pengiriman yang lebih lama. Oleh karena itu, Yukki menekankan pentingnya kewaspadaan dan antisipasi bagi para pengusaha nasional. Jika eskalasi konflik Israel-Iran berlanjut dan berdampak pada jalur perdagangan utama lainnya seperti Laut Merah, maka dampaknya terhadap perekonomian Indonesia akan semakin signifikan. Persiapan dan strategi mitigasi yang matang menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ini.

Berita Terkait

Archi Indonesia (ARCI) Bidik Pertumbuhan Produksi Emas 25% pada 2025
BI Rate Tetap, Nasib NIM Bank Bagaimana? Prospek & Analisis
IHSG Hancur di Bawah 7000: The Fed & Perang Picu Panic Selling
Saham ARCI Melesat! Temuan Emas Baru, Rekomendasi Analis
IHSG Anjlok, Asing Borong Saham Ini!
IPO CDIA: Harga Saham, Jadwal, & Penjamin Emisi
Trump Vs The Fed: Suku Bunga Acuan Tetap, Abaikan Desakan Presiden
Skandal Triliunan Wilmar: Disita, Tapi Uang Kembali?

Berita Terkait

Jumat, 20 Juni 2025 - 00:59 WIB

Archi Indonesia (ARCI) Bidik Pertumbuhan Produksi Emas 25% pada 2025

Kamis, 19 Juni 2025 - 23:05 WIB

BI Rate Tetap, Nasib NIM Bank Bagaimana? Prospek & Analisis

Kamis, 19 Juni 2025 - 23:00 WIB

IHSG Hancur di Bawah 7000: The Fed & Perang Picu Panic Selling

Kamis, 19 Juni 2025 - 22:49 WIB

Saham ARCI Melesat! Temuan Emas Baru, Rekomendasi Analis

Kamis, 19 Juni 2025 - 20:59 WIB

IHSG Anjlok, Asing Borong Saham Ini!

Berita Terbaru

Autos

Yaris 2011 Bekas: Harga Terjangkau, Mobil Pertama Ideal!

Jumat, 20 Jun 2025 - 02:49 WIB

Careers

Lowongan Kerja BUMN 2025: Posisi Terbuka & Cara Daftar

Jumat, 20 Jun 2025 - 02:34 WIB

Sports

55 Bintang Liga Indonesia di Piala Presiden 2025!

Jumat, 20 Jun 2025 - 02:19 WIB