Perang Israel-Iran Memanas: IHSG Rawan Terkoreksi?

Avatar photo

- Penulis Berita

Selasa, 24 Juni 2025 - 01:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamharian.com – Eskalasi ketegangan antara Israel dan Iran, yang semakin meningkat setelah serangan Amerika Serikat (AS), tengah menjadi bayang-bayang utama di pasar keuangan global. Potensi konflik berkepanjangan berdampak luas, khususnya pada pasar saham. Analis pasar modal, Hans Kwee, mencatat aksi jual signifikan di pasar saham menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menuntut Iran menyerah, sebuah seruan yang langsung ditolak keras oleh Ayatollah Ali Khamenei.

Investor, menurut Hans, cenderung menghindari risiko dan beralih ke aset aman seperti emas dan obligasi pemerintah AS. Keterlibatan langsung AS meningkatkan ketidakpastian global, mengindikasikan potensi konflik yang lebih besar dan lebih lama. Hal ini telah mendorong harga minyak mentah naik ke kisaran US$ 75-85 per barel, dan berpotensi melonjak lebih tinggi. Jika terjadi gangguan pasokan di Selat Hormuz, harga minyak bahkan bisa mencapai US$ 120-130 per barel.

Situasi ini juga memengaruhi dinamika kebijakan moneter. Meskipun The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuannya, “dot plot” menunjukkan adanya perbedaan pendapat di antara anggotanya. Sebagian besar memperkirakan tidak ada pemotongan suku bunga tahun ini, dengan peluang pemotongan bergantung pada perkembangan inflasi dan ketegangan geopolitik. Menimbang ketidakpastian global, Hans memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan hingga akhir tahun untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan nilai tukar rupiah, terutama dari potensi arus modal keluar.

Dampaknya terasa nyata di pasar saham domestik. Pada perdagangan Senin (23/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,74 persen atau 120 poin, ditutup di level 6.787,14. Sebanyak 553 saham mengalami penurunan, 272 saham stagnan, dan hanya 135 saham yang menghijau. Hans memprediksi IHSG berpotensi melemah dalam jangka pendek, dengan level support di kisaran 6.907 sampai 6.832 dan resistance di 6.994 sampai 7.115.

Pasar juga menantikan data inflasi AS pekan ini, yang diukur dengan personal consumption expenditures (PCE). Data PCE merupakan indikator kunci yang diamati The Fed untuk menentukan arah kebijakan suku bunga selanjutnya, menunjukkan betapa luasnya dampak ketegangan geopolitik terhadap perekonomian global.

Berita Terkait

Bos The Fed Lapor ke Parlemen AS, Bahas Alasan Tahan Suku Bunga
Langkah BCA Mewaspadai Dampak Ketegangan di Timur Tengah dan Global
Proyeksi Harga Emas di Tengah Tekanan Geopolitik & Kebijakan The Fed yang Hawkish
INKP & TKIM Bagi Dividen: Analisis Prospek Saham Kertas Sinarmas
Pasar Bergejolak Lagi Tak Pupuskan Minat IPO di Lantai Bursa
Blue Bird (BIRD) Bakal Bagi Dividen Rp 300 Miliar, Ini Jadwal dan Hitungan Yield
Gawat! Miliaran Password Google, FB, Apple Bocor: Amankan Akunmu Sekarang!
IPO Ramai: 14 Perusahaan Antre di BEI, Anak Usaha Chandra Asri Ikut!

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 10:14 WIB

Langkah BCA Mewaspadai Dampak Ketegangan di Timur Tengah dan Global

Selasa, 24 Juni 2025 - 08:55 WIB

Proyeksi Harga Emas di Tengah Tekanan Geopolitik & Kebijakan The Fed yang Hawkish

Selasa, 24 Juni 2025 - 06:50 WIB

INKP & TKIM Bagi Dividen: Analisis Prospek Saham Kertas Sinarmas

Selasa, 24 Juni 2025 - 06:25 WIB

Pasar Bergejolak Lagi Tak Pupuskan Minat IPO di Lantai Bursa

Selasa, 24 Juni 2025 - 05:45 WIB

Blue Bird (BIRD) Bakal Bagi Dividen Rp 300 Miliar, Ini Jadwal dan Hitungan Yield

Berita Terbaru

Technology

Oppo K13x 5G Resmi, HP Tahan Banting dengan Baterai 6.000 mAh

Selasa, 24 Jun 2025 - 10:55 WIB

Family And Relationships

8 Fakta Keluarga Kiesha Alvaro, Anaknya Pasha Ungu

Selasa, 24 Jun 2025 - 10:35 WIB