Waspada, Poles Kaca Mobil Bekas Berlebihan Justru Bikin Kaca Tipis dan Mudah Pecah
Bagi pemilik kendaraan, menjaga tampilan mobil tetap prima adalah keharusan. Salah satu upaya yang kerap dilakukan adalah memoles kaca mobil bekas kesayangan untuk menyamarkan baret halus akibat gesekan wiper atau menghilangkan noda jamur membandel yang sulit dibersihkan. Namun, mungkin tak banyak yang menyadari, praktik poles kaca mobil yang terlalu sering justru menyimpan risiko serius yang bisa membuat Anda “tepok jidat”.
Alih-alih membuat kaca mobil kembali kinclong dan mulus, poles kaca mobil dengan intensitas berlebihan ternyata dapat menimbulkan dampak negatif. Kaca mobil berisiko menjadi lebih tipis dan rentan pecah. Fenomena ini bukan isapan jempol belaka, melainkan fakta yang diungkapkan oleh Steven, pemilik spesialis kaca mobil UnoPart di Kelapa Dua, Tangerang. Menurutnya, proses pemolesan yang berulang-ulang dapat mengikis lapisan kaca.
“Kami pernah menemukan kasus kaca mobil yang tipis padahal itu kualitas OEM. Ternyata kaca mobil tersebut sering dilakukan pemolesan,” buka Steven, berbagi pengalamannya dari UnoPart. Pengikisan ini secara bertahap mengurangi ketebalan kaca, sehingga daya tahannya terhadap benturan atau tekanan menjadi berkurang drastis.
Lebih lanjut, Steven menekankan bahwa prinsip ini tidak hanya berlaku untuk kaca mobil. Bagian bodi mobil yang terlalu sering dipoles juga akan mengalami penipisan pada lapisan catnya. Hal ini menjadi pengingat penting bagi pemilik mobil untuk tidak berlebihan dalam melakukan perawatan yang sejatinya bertujuan untuk mempercantik kendaraan.
Lalu, kapan waktu yang tepat untuk melakukan poles kaca mobil? Steven menyarankan agar poles kaca mobil hanya dilakukan jika sudah mulai banyak baret halus yang mengganggu pandangan atau ketika jamur kaca sudah terlalu parah dan sulit dibersihkan dengan cara biasa. Untuk perawatan rutin, cukup dengan mencuci kaca secara teratur atau mengeringkannya setiap kali terkena hujan. Tindakan sederhana ini sangat efektif untuk mencegah timbulnya jamur pada permukaan kaca.
Selain frekuensi pemolesan, faktor lain yang bisa menyebabkan kaca mobil menipis dan mudah pecah adalah kesalahan dalam penggunaan obat atau cairan pembersih. Penggunaan produk yang tidak sesuai peruntukannya atau tidak dirancang khusus untuk kaca mobil dapat memiliki efek korosif. “Selain itu, hati-hati terhadap cairan pembersih yang bukan untuk peruntukannya, usahakan gunakan cairan atau obat khusus kaca,” tutup Steven, memberikan peringatan sekaligus saran penting bagi para pemilik mobil. Dengan memahami risiko dan mengikuti panduan perawatan yang tepat, Anda bisa menjaga kaca mobil tetap awet dan aman.