Presiden Prabowo Subianto meresmikan kantor baru Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia di Wisma Danantara, Jalan Gatot Subroto Kav. 36-38, Jakarta Selatan, Senin, 30 Juni 2025. Peresmian ditandai dengan prosesi potong tumpeng yang dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, petinggi Danantara, dan para menteri Kabinet Merah Putih. Melalui akun Instagram resmi @presidenrepublikindonesia, Prabowo mengungkapkan harapannya agar Danantara menjadi pengelola kekayaan negara yang andal, mendorong proyek strategis nasional, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Wisma Danantara menandai babak baru bagi lembaga pengelola investasi ini. CEO Danantara, Rosan Roeslani, sebelumnya telah mengumumkan aset Danantara mencapai US$ 900 juta atau sekitar Rp 15 triliun (dengan mempertimbangkan kurs saat itu). Aset tersebut dikumpulkan dari dividen 889 perusahaan BUMN, termasuk nama-nama besar seperti PLN, Telkom, dan Pertamina, yang mencakup beragam sektor, mulai dari perbankan hingga infrastruktur pelabuhan dan bandara. Yang menarik, Danantara tidak bergantung pada APBN atau PMN, melainkan mengelola dividen yang sebelumnya dialokasikan langsung ke negara.
Rosan Roeslani mengungkapkan strategi pengelolaan aset Danantara. Target keuntungan minimal 10% ditetapkan, meskipun bukan satu-satunya kriteria investasi. Ia juga menjelaskan rencana penggunaan dividen sekitar US$ 7 juta yang akan diterima tahun ini, yang akan difokuskan untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan demikian, Danantara bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan keuntungan finansial, tetapi juga berperan aktif dalam pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Inisiatif Danantara menunjukkan terobosan dalam pengelolaan aset negara. Peresmian kantor baru dan komitmen Presiden Prabowo terhadap lembaga ini semakin memperkuat harapan akan peran signifikan Danantara dalam pembangunan ekonomi Indonesia ke depan.