Menjelang salah satu duel paling dinanti di kancah UFC, Charles Oliveira dan Ilia Topuria akan saling berhadapan untuk memperebutkan gelar juara kelas ringan. Antusiasme terhadap pertarungan ini semakin memuncak, tak terkecuali di kalangan petarung elit UFC. Dua nama besar, Israel Adesanya dan Dustin Poirier, turut memberikan pandangan serta prediksi mendalam mengenai siapa yang akan keluar sebagai pemenang, sekaligus membeberkan strategi krusial untuk meraih kejayaan.
Mantan juara kelas menengah UFC, Israel Adesanya, menyoroti ketajaman Ilia Topuria sebagai ancaman serius yang tak boleh diremehkan. Menurut ‘The Last Stylebender’, rekam jejak Topuria di kelas bulu telah membuktikan kualitasnya. “Mengalahkan dua atlet *featherweight* terbaik sepanjang masa, secara beruntun, sulit untuk meragukan pria seperti itu lagi,” ungkap Adesanya, menggarisbawahi dominasi Topuria.
Adesanya melihat Charles Oliveira memiliki kelemahan yang dapat dieksploitasi oleh Topuria. “Oliveira terlalu sering tertangkap, itulah masalahnya,” ujarnya. Ia menambahkan, “Jika ia ingin langsung maju, ia akan tertangkap.” Adesanya meyakini bahwa ‘El Matador’ memiliki ketajaman tangan yang luar biasa. “Saya hanya melihat Ilia terlalu tajam dengan tangannya, bung. Ia terlalu tajam dengan tangannya,” imbuhnya, menekankan kekuatan *striking* Topuria.
Meskipun demikian, peluang kemenangan bagi Oliveira bukan berarti tertutup. Adesanya memberikan saran strategis agar ‘Do Bronx’ dapat mengatasi ketajaman Topuria. Oliveira, menurut Adesanya, harus menemukan cara untuk menciptakan keraguan dalam pikiran Topuria melalui *feint* atau gerakan tipuan. Selain itu, penggunaan *footwork* yang cerdas menjadi kunci. “Charles harus melakukan *feint* atau menemukan cara untuk menimbulkan keraguan dalam pikiran Ilia,” kata Adesanya. “Serta *footwork* yang bagus, karena saya kira ia tidak akan bergerak maju untuk waktu yang lama.” Adesanya menyarankan agar Oliveira bergerak mundur, lalu menggunakan *footwork* untuk kembali ke tengah ring dan melancarkan serangan dari posisi tersebut.
Senada dengan Adesanya, mantan rival Oliveira, Dustin Poirier, juga memberikan perspektifnya mengenai cara mengalahkan Topuria. ‘The Diamond’ menyarankan agar Oliveira meniru gaya bertarung yang ia terapkan saat menghadapi Poirier di masa lalu. Dengan pendekatan tersebut, Poirier yakin Oliveira memiliki kesempatan lebih besar untuk meraih kemenangan.
Poirier menjelaskan bahwa saat melawannya, Oliveira “selalu masuk, atau ia selalu keluar.” “Ia tidak pernah benar-benar bertarung dengan saya dalam jarak tinju seperti itu,” kenang Poirier. Ketika Oliveira masuk ke dalam, ia akan segera beralih ke *clinch* atau kuncian tubuh, menggunakan banyak energi namun berhasil membungkam tinju Poirier. Sementara itu, ketika berada di luar, ‘Do Bronx’ memanfaatkan jarak tendangan dengan tendangan depan yang panjang, memanfaatkan postur tubuhnya yang panjang dan kuat. “Ia adalah pria yang panjang dan kuat,” tegas Poirier.
Oleh karena itu, Poirier menekankan bahwa Oliveira harus senantiasa berada di sisi dalam atau sisi luar pertarungan. “Ia tidak dapat bermain tinju, *pocket game*,” kata Poirier. “Ia harus masuk ke dalam *clinch*.” Poirier memperingatkan Oliveira untuk tidak mencoba bertukar serangan di area ‘*pocket*’ dengan Topuria, yang dinilainya lebih pendek namun memiliki kemampuan untuk ‘mematahkan’ lawan dalam jarak dekat. Ini menjadi strategi kunci untuk Oliveira agar tidak terjebak dalam perangkap Topuria.