IHSG Tergelincir Tipis di Tengah Aksi Profit Taking dan Sentimen Data Global, Bagaimana Proyeksi Kamis Ini?
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Rabu, 11 Juni, dengan koreksi tipis. Setelah sempat menguat signifikan sehari sebelumnya, IHSG harus tergelincir 0,11% atau kehilangan 8,28 poin, ditutup pada level 7.222,45. Pelemahan ini menjadi sorotan para pelaku pasar yang terus memantau dinamika pergerakan indeks acuan Bursa Efek Indonesia tersebut.
Menurut Valdy Kurniawan, Head of Research and Education Phintraco Sekuritas, koreksi IHSG hari ini sebagian besar dipicu oleh aksi *profit taking* yang lumrah terjadi setelah kenaikan tajam. Selain itu, faktor *ex-date* dividen jumbo dari PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turut memberikan kontribusi terhadap tekanan jual yang dirasakan pasar. Sentimen lain datang dari data penjualan sepeda motor di Indonesia pada Mei, yang tercatat turun 0,1% secara tahunan (YoY), meski secara bulanan (MoM) justru melonjak 24,3% setelah penurunan tajam di April.
Secara teknikal, Valdy mencermati bahwa IHSG masih mampu bertahan di atas level MA200, yang berada di kisaran 7.132. Indikator MACD juga menunjukkan sinyal potensial *golden cross*. Namun, tekanan jual terlihat jelas dari histogram volume yang mengindikasikan dominasi penjual. Berdasarkan analisis ini, Valdy memperkirakan bahwa IHSG akan bergerak *sideways* pada kisaran level 7.170-7.270 untuk perdagangan selanjutnya.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menyoroti bahwa koreksi IHSG ini terjadi di tengah menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan kenaikan mayoritas bursa saham di kawasan Asia. Ia menambahkan, sentimen global juga turut memengaruhi. Bank Dunia baru-baru ini memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun fiskal 2025 menjadi 2,3% dari sebelumnya 2,7%, meskipun ada sedikit meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Dari perspektif teknikal, Herditya melihat pelemahan IHSG ini sebagai koreksi yang wajar pasca penguatan signifikan sekitar 1,6% sebelumnya. Untuk perdagangan Kamis, 12 Juni, Herditya memproyeksikan IHSG berpeluang menguat terbatas dengan *support* di level 7.185 dan *resistance* di 7.240. Investor diharapkan akan mencermati rilis data inflasi Amerika Serikat yang akan diumumkan nanti malam, yang dapat menjadi katalis pergerakan pasar.
Sentimen yang akan memengaruhi pergerakan IHSG pada Kamis, 12 Juni, juga berasal dari berbagai data ekonomi penting. Dari Amerika Serikat, pelaku pasar menanti data Indeks Harga Produsen (PPI) Mei. Sementara itu, Inggris akan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) April, yang diperkirakan akan terkontraksi 0,1% MoM. Dari dalam negeri, data kepercayaan konsumen (consumer confidence) Mei diperkirakan akan naik ke level 122,2 dari 121,7 di April, memberikan harapan akan daya beli masyarakat.
Rekomendasi Saham Pilihan untuk Perdagangan Kamis (12/6)
Menjelang perdagangan Kamis, 12 Juni, sejumlah analis memberikan rekomendasi saham menarik untuk dicermati investor. Herditya Wicaksana dari MNC Sekuritas membeberkan beberapa saham yang berpotensi, antara lain:
* PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dengan target harga Rp 1.120-Rp 1.160.
* PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) pada target harga Rp 6.475-Rp 6.700.
* PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan target harga Rp 70-Rp 74 per saham.
Senada, Phintraco Sekuritas juga merilis daftar saham pilihan yang dapat menjadi fokus investor, meliputi:
* PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)
* PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
* PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
* PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR)
* PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)