PSSI Tunggu Kelengkapan Dokumen, Erick Thohir Pastikan Proses Naturalisasi Dua Pemain Timnas Indonesia Terus Berjalan
Jakarta – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa proses naturalisasi dua pemain baru yang akan memperkuat Timnas Indonesia masih terus bergulir. PSSI kini fokus menanti kelengkapan dokumen resmi dari para calon pemain tersebut sebelum akhirnya mengumumkan nama-nama mereka kepada publik.
Dalam sebuah jumpa pers di Jakarta pada Kamis, 24 Juli 2025, Erick Thohir menekankan pentingnya kehati-hatian dalam setiap langkah naturalisasi. “Kami sedang menunggu surat-surat dari dua pemain ini. Naturalisasi harus dilakukan hati-hati,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa pendekatan PSSI selalu berdasarkan komitmen pemain terhadap Timnas Indonesia, bukan karena motif komersial. Filosofi ini telah berhasil diterapkan pada pemain sebelumnya yang bergabung karena “cinta pada timnas Indonesia.”
Mengenai identitas calon pemain, Erick masih enggan membocorkannya ke publik. “Saya belum bisa *spill* karena suratnya belum masuk, saya tidak bisa komentari semua rumor, kami di PSSI menjaga saja,” tuturnya. Meskipun demikian, respons dari kedua pemain dan keluarga mereka disebut sangat positif. “Tapi kertasnya belum masuk, jadi kita harapkan prosesnya bersama Mauro Zijlstra, kita akan *register* bulan Agustus,” imbuhnya. PSSI juga berencana menghadap Presiden minggu depan untuk membahas hal ini, menunjukkan keseriusan dalam percepatan proses naturalisasi pemain.
Menanggapi anggapan soal kualitas pemain naturalisasi yang kerap disebut “bukan grade A,” Erick Thohir memberikan pandangan realistis. Menurutnya, posisi Timnas Indonesia yang saat ini masih berada di peringkat 118 FIFA adalah faktor kunci yang perlu disadari. “Kenapa kita merekrut Simon Tahamata, itu kita untuk lihat *talent pool* di U-17, U-20, U-23, dan senior,” jelas Erick. Ia menegaskan bahwa pemilihan pemain harus disesuaikan dengan *talent pool* yang tersedia.
Erick melanjutkan bahwa pemain dan pelatih perlu menyadari realitas peringkat FIFA ini. “Satu pemain memilih sebuah negara karena rangking dan kesempatan bermain. Kebetulan, kita masih peringkat 118,” katanya. Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa Timnas Indonesia patut bersyukur atas pemain dan pelatih yang memilih untuk bergabung. “Kalau mau lebih tinggi, ya rangkingnya kita harus 50 dulu, kita sekarang kan baru 118,” pungkasnya, menunjukkan visi untuk peningkatan berkelanjutan bagi sepak bola Indonesia.